Warga Banjar Kedisan, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, mengalami krisis air bersih setelah banjir bandang menerjang Jembrana pada awal pekan lalu. Bahkan, warga mengaku memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.
Mereka pun tampak berbondong-bondong menghampiri petugas PMI Jembrana yang sedang mendistribusikan air bersih, Rabu (26/10/2022). Ada yang membawa ember, ada pula yang membawa panci untuk menampung air bersih.
"Setelah banjir bandang, air sudah tidak ada, warga sempat kebingungan mencari air untuk masak dan minum," kata seorang warga bernama I Made Mawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mawa, warga di Banjar Kedisan sudah mengalami krisis air sejak 17 Oktober lalu. Ia berharap diistribusi air bersih ke warga bisa dilakukan minimal dua hari sekali.
"Kalau bisa dua hari sekali ada kiriman air bersih, sebelum perbaikan saluran air selesai diperbaiki," ujarnya.
Terpisah, Kelian Banjar Kedisan, I Made Lila Arsana menyebut jumlah warga yang mengalami krisis air bersih di Banjar Kedisan sebanyak 165 kepala keluarga (KK). Air bersih yang didistribusikan oleh PMI Jembrana itu akan digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Sedangkan untuk mandi, warga memilih mandi di sungai.
"Air bersih ini hanya digunakan untuk keperluan di dapur saja. Selama banjir, warga mandi di sungai dan belum ada yang mengeluhkan gatal atau penyakit kulit lainnya. Jadi, aman-aman saja mandi di sungai," tandasnya.
Sementara itu, Kordinator Air Bersih PMI Jembrana, Ida Bagus Indra Yoga mengatakan, pendistribusian air bersih untuk warga terdampak bencana banjir bandang sudah dilakukan sejak 19 Oktober lalu. Adapun warga di Banjar Kedisan sudah mendapat distribusi air bersih sebanyak dua kali.
"Karena jarak pendistribusian cukup jauh dan armada terbatas, kami hanya dapat mendistribusikan air bersih dua kali dalam sehari," jelasnya.
Yoga menjelaskan, pendistribusian air bersih dilakukan sesuai permintaan dari warga yang terdampak. Sekali jalan, mobil penampungan hanya mampu membawa 5.000 liter air yang diambil langsung dari PDAM Kabupaten Jembrana. Itulah sebabnya warga berebut agar kebagian air bersih.
(iws/hsa)