Ortu Siswa Harap SMA Bali Mandara Tetap Terapkan Pendidikan Berasrama

Ortu Siswa Harap SMA Bali Mandara Tetap Terapkan Pendidikan Berasrama

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Minggu, 05 Jun 2022 08:58 WIB
Potret Siswa SMA Bali Mandara yang memperoleh prestasi di sepanjang tahun 2022.
Foto: Potret Siswa SMA Bali Mandara yang memperoleh prestasi sepanjang tahun 2022. (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Berubahnya sistem pendidikan di SMA Bali Mandara menjadi sekolah reguler disayangkan orang tua (ortu) siswa. Sekolah yang berada di Bumi Panji Sakti ini sejak awal dikenal sebagai sekolah dengan sistem asrama, dimana murid-muridnya berasal dari keluarga yang kurang mampu dari seluruh wilayah Bali. Ortu siswa berharap agar sistem di SMA Bali Mandara bisa tetap seperti semula.

Sistem pendidikan berasrama perlu dilanjutkan karena sekolah yang terletak di Desa Kubutambahan, Buleleng ini dirasa sangat membantu siswa kurang mampu, yang rata-rata tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. "Kalau bisa kan apa yang dulu supaya bisa tetap, soalnya kan prestasi yang dulu sudah banyak, dan juga banyak orang tidak mampu yang pengen sekolah di sini terutama yang dari daerah lain, kalau reguler kan dari sini saja" kata salah satu orang tua murid bernama Putu Ardika, saat ditemui seusai pembagian rapor siswa SMA Bali Mandara, Sabtu (4/6/2022).

Orang tua dari siswa yang bernama Ni Luh Gede Lisa ini mengaku sangat terbantu sekali dengan adanya sekolah SMA Bali Mandara. Dimana bagi dirinya yang hanya bekerja sebagai buruh serabutan, dengan adanya sekolah ini telah memberikan secercah harapan untuk bisa menyekolahkan anaknya, di tengah keterbatasan ekonomi yang dialami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sangat bersyukur sekali pak, saya di rumah kan cuma buruh serabutan ikut orang, jadi bersyukur anak saya bisa sekolah di sini dibiayai pemerintah" ujarnya

Kata Ardika, SMA Bali Mandara merupakan satu-satunya sekolah asrama khusus siswa miskin yang tidak memungut biaya sama sekali kepada siswanya. Dirinya pun mengaku sistem asrama atau boarding school yang diterapkan selama ini di SMA Bali Mandara telah sangat baik mengakomodir siswa untuk bejalar secara disiplin.

ADVERTISEMENT

"Memang bagus berasrama, sekolah berasrama ini kan satu-satunya khusus siswa miskin, ada di tempat lain tapi tidak khusus. Anak saya pun lebih suka tinggal di sini karena fasilitas belajarnya lengkap ya" jelasnya.

Menemukan Potensi Siswa SMA Bali Mandara

Di sisi lain, terkait pola belajar mengajar Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kurikulum, I Kadek Darsika Aryanta mengatakan bahwa dalam membimbing siswa, sekolah sama sekali tidak pernah memaksa siswa agar mahir dalam segala bidang mata pelajaran yang diajarkan. Melainkan sistem mengajar yang dilakukan, yakni berfokus pada apa yang menjadi potensi dari masing-masing siswa. Potensi siswa bisa berupa kemampuan akademik maupun non akademik.

Sementara untuk mengetahui potensi dari siswa itu para guru di SMA Bali Mandara biasanya menerapkan metode yang bernama diagnostic. Disamping itu, diagnostic juga dilakukan untuk mengetahui kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan masing-masing.

"Kita tidak memaksa anak-anak itu harus pintar dalam semua mata pelajaran, karena guru-guru di sini menyadari bahwa anak-anak berbeda. Yang kita lakukan di sini ialah mendorong apa yang menjadi potensi dari siswa itu agar siswa bisa meraih prestasi, entah itu potensi akademik ataupun non akademik," katanya.

Walaupun tidak mengharuskan siswanya untuk mahir dalam segala bidang kompetensi, bukan berarti mereka mengesampingkan mata pelajaran yang tidak disukai oleh siswa. Siswa juga tetap dituntut untuk belajar semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Menurutnya penanaman karakter terhadap siswa adalah yang terpenting. Sikap disiplin, bertanggungjawab dan jujur merupakan hal yang terus ditanamkan kepada siswa. Selain itu kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, dan bernalar juga ditekankan kepada siswa. "Penanaman nilai karakter anak adalah yang paling utama setelah itu baru yang lain, karena itu yang menjadi dasar di sini" ungkapnya.

Kemudian, ketika ditanya soal cara melatih mental siswa, Darsika menyebut itu bisa dilakukan dari berbagai cara, yakni salah satunya dengan program leadership seperti kesamaptaan dan solo camp. Selain program leadership, pihak sekolah juga senantiasa melibatkan siswa dalam berbagai acara, seperti menyambut tamu, sampai dengan menjadi perangkat dalam suatu acara.

"Jadi kedatangan tamu adalah berkah bagi kita, kalau ada tamu kita usahakan siswa untuk belajar menyambut tamu, banyaknya tamu-tamu yang datang itu mengasah mental mereka. Selain itu, ketika menjadi pengisi acara, mental mereka sudah diuji, jangan takut salah bila di sekolah, karena sekolah merupakan tempatnya belajar" tukasnya.




(kws/kws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads