Meningkatnya kasus positif rabies pada hewan membuat Dinas Pertanian (Distan) Tabanan mesti meningkatkan antisipasi di wilayah perbatasan. Terlebih di tahun ini, kemunculan kasus positif pada hewan mengalami peningkatan.
Menjelang akhir Mei 2022, tercatat ada lima kasus. Kasus terakhir di Banjar Semoja, Desa/Kecamatan Pupuan, pada Kamis (19/5/2022). Sedangkan catatan Distan Tabanan pada 2021 lalu hanya satu kasus.
Di sisi lain, perkembangan rabies di beberapa daerah lainnya juga mengalami peningkatan. Untuk merespon peningkatan itu, Distan Tabanan akan memaksimalkan vaksinasi darurat pada daerah-daerah yang ditemukan kasus positif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Antisipasi ini dilakukan sembari menunggu tambahan logistik seperti vaksin, kolar atau kalung anjing, dan alat suntik dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
"Buat sabuk pengaman. Vaksinasi di daerah-daerah perbatasan. Barrier istilahnya," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian (Distan) Tabanan, Gde Eka Parta Ariana, Minggu (22/5/2022).
Ia menyebutkan, daerah-daerah perbatasan seperti di KecamatanSelemadeg Barat danPupuan akan memperoleh prioritas. Apalagi belum lama ini ada satu kasus positif baru yang ditemukan di BanjarSemoja, Desa/KecamatanPupuan.
"Kalau vaksinasi massal ini sudah dilaksanakan secara serentak, daerah-daerah perbatasan seperti Kecamatan Selemadeg Barat dan Pupuan itu akan mendapatkan prioritas," jelasnya.
Sejauh ini, alokasi vaksin yang sudah tersedia melalui pengadaan dalam APBD Tabanan 2022 diprioritaskan untuk vaksinasi darurat. Jumlah pengadaannya yang telah tersedia beberapa minggu lalu sebanyak 6.000 vaksin.
"Sejauh ini vaksin yang tersedia 6.000 dari APBD Tabanan. Sementara populasi anjing yang termasuk salah satu HPR (hewan penular rabies) 71.062 ekor. Nanti (vaksinasinya) akan di-back up provinsi untuk logistiknya," kata Eka Parta.
Mengenai kapan bantuan logistik untuk keperluan vaksinasi massal pada hewan datang dari provinsi, ia tidak bisa memastikannya.
"Pengadaan 6.000 vaksin dibandingkan populasi anjing yang ada, (vaksinasi) kami prioritaskan untuk kejadian yang sifatnya darurat," imbuhnya.
Sedangkan untuk rencana vaksinasi darurat di Banjar Semoja, Desa/Kecamatan Pupuan, Eka Parta menyebutkan bahwa pihaknya masih perlu berkoordinasi dengan kepala wilayah dan pemerintah desa setempat.
"Agar warganya siap-siap di balai banjar untuk bisa mengikuti vaksinasi darurat bagi anjing peliharaannya," pungkasnya.
Secara terpisah, Perbekel Pupuan, I Gede Made Giri Prabawa, membenarkan ada salah seorang warganya menjadi korban gigitan anjing yang sesuai pemeriksaan sampel otaknya di laboratorium menunjukkan hasil yang positif rabies.
"Sejauh ini kami sudah minta masyarakat untuk lebih hati-hati. Mengandangkan anjing peliharaannya. Kebetulan tadi beberapa warga kami ngayah. Di kesempatan itu saya sampaikan," pungkasnya. (*)
(nor/nor)