Ternak di Bali Bakal Divaksinasi Imbas Wabah PMK, Daerah Ini Prioritas

Ternak di Bali Bakal Divaksinasi Imbas Wabah PMK, Daerah Ini Prioritas

Sui Suadnyana - detikBali
Jumat, 13 Mei 2022 14:19 WIB
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali I Wayan Sunada.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali I Wayan Sunada. (Foto: Sui Suadnyana/detikBali)
Denpasar - Keberadaan ternak di Bali bakal divaksinasi oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali. Vaksinasi dilakukan imbas adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak di sejumlah daerah se-Jawa Timur (Jatim).

Pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali mengutamakan sasaran vaksinasi terlebih dahulu di Kabupaten Jembrana.

"Kita utamakan untuk di daerah Jembrana dulu karena dekat dengan Banyuwangi. Kawasan di Gilimanuk, itu yang akan kita lakukan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada kepada wartawan di kantornya, Jumat (13/5/2022).

Sebelumnya, kata Sunada, vaksinasi terhadap ternak biasanya dilakukan pada saat adanya permintaan dari para peternak. Sekarang vaksinasi akan dilakukan meski tanpa ada permintaan guna mencegah ternak terjangkit virus PMK.

Vaksinasi diberikan kepada ternak yang memiliki kuku terbelah seperti sapi, babi dan kambing. Sebab hewan-hewan tersebut yang rentan terkena PMK.

"Kita akan lakukan vaksinasi dalam dekat ini kita melakukan. Karena selama ini Bali dari tanggal 6 ini sampai saat ini belum ada yang tertular, masih hijau itu. Makanya ini supaya tidak tertular kita terus pantau kita tetap lakukan pemantauan," ujar Sunada.

Sunada menuturkan, PMK kini telah menimpa beberapa kabupaten di Jatim seperti Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Lamongan. Atas adanya hal tersebut, Menteri Pertanian telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 403/KPTS/PK.300/M/05/2022 tentang Penetapan Daerah Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (Foot and Mouth Disease) pada Beberapa Kabupaten di Provinsi Jawa Timur.

Ia mengaku menerima SK Mentan tersebut pada 6 Mei 2022. Pada hari itu, pihaknya kemudian langsung berkoordinasi dengan pihak karantina dan dinas kabupaten kota se-Bali yang membidangi peternakan.

Tak hanya itu, pihaknya juga langsung mengirimkan surat kepada berbagai instansi tersebut dan besoknya langsung melakukan rapat di Gilimanuk, Jembrana. Di sana kemudian langsung dibentuk bio security.

"Bio security itu artinya hewan yang masuk dan truk yang masuk ke Bali supaya disemprot dengan disinfektan. Karena virus itu menempel di truk itu. Itu sudah kita lakukan," ungkap Sunada.

"Kita juga sudah berkoordinasi dengan komisi di DPRD (Bali) untuk menindaklanjuti PMK ini. Kita tingkatkan kewaspadaan mumpung Bali itu belum tercemar. Bali ini masih aman sampai saya ini belum ada PMK yang kena ternak-ternak kita di Bali," tambahnya.

Tak hanya itu, Sunada menyebut bahwa Balai Besar Veteriner Kelas I Denpasar juga sudah menempatkan orang di masing-masing kabupaten. Penempatan petugas dilakukan guna menindaklanjuti rapat pada 7 Mei 2022 di Gilimanuk.

"Nah jadi kita di kabupaten apabila ternak-ternak ada terdeteksi penyakit PMK agar segera dilaporkan ke petugas Balai Besar Veteriner yang ada di kabupaten, sampai saat ini kita tempatkan di sana," ungkapnya.

Kini, tutur Sunada, pihaknya juga tengah membentuk satuan tugas (Satgas) guna mengawasi keberadaan PMK.

"Mudah-mudahan astungkara sampai saat ini PMK di Bali belum tertular satu pun belum ada, tetapi di Lombok sudah kena. Itu harapan saya," ujarnya.

Dirinya mengimbau kepada masyarakat, terutama di berbagai kabupaten, supaya segera melaporkan ke petugas BBVet apabila ternaknya terjangkit atau ada ciri-ciri PMK, seperti demamnya tinggi dan mengeluarkan lendir dari hidung. Adanya laporan yang cepat maka sesegera mungkin pihaknya bisa menindaklanjuti.

"Sesegera mungkin akan kita bisa tindaklanjuti dan (ternak) akan kita vaksinasi. Dan apabila itu positif akan kita eliminasi, atau untuk sementara kita pisahkan antara ternak yang sehat dengan ternak yang sakit," tukasnya.


(kws/kws)

Hide Ads