1.050 Hewan Ternak di Bandung Terserang PMK

1.050 Hewan Ternak di Bandung Terserang PMK

Yuga Hassani - detikJabar
Kamis, 16 Jan 2025 16:00 WIB
Kondisi peternakan di Kampung Demah Luhur, Desa Cileunyi Kulon dan Desa Cileunyi Wetan, Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Kondisi peternakan di Kampung Demah Luhur, Desa Cileunyi Kulon dan Desa Cileunyi Wetan, Cileunyi, Kabupaten Bandung. Foto: Yuga Hassani/detikJabar
Kabupaten Bandung -

Sebanyak 1.050 hewan ternak di Kabupaten Bandung terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada tahun 2024. Kini, sebanyak 243 ekor yang masih menjalani perawatan. Sisanya, ada yang sembuh, mati, hingga dipotong bersyarat.

Data kasus PMK pada 2024 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2023. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Ningning Hendasah mengatakan, saat ini sebanyak 1.050 hewan ternak terinfeksi PMK. Kata dia, data tersebut merupakan hasil rekap tahun 2024.

"Yang terjangkit PMK ada 1.050 hewan ternak. Dari jumlah yang terinfeksi PMK tersebut, sebanyak 48 ekor mati dan 93 dipotong bersyarat karena terindikasi telah terinfeksi," ujar Ningning kepada awak media, Kamis (16/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ningning menjelaskan dari jumlah tersebut yang terinfeksi PMK sebagian besar telah dinyatakan sembuh. Namun masih ada ratusan ekor yang masih dalam perawatan.

"Jumlahnya mencapai 666 ekor (sembuh), dan 243 ekor masih dalam perawatan," katanya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya penyebaran PMK di Kabupaten Bandung berada di 24 Kecamatan atau 65 desa atau kelurahan. Di wilayah tersebut rata-rata masyarakatnya adalah beternak sapi, kerbau, kambing dan domba.

"Wilayah tersebut beberapa hewannya terjangkit PMK," jelasnya.

Ningning mengungkapkan pada tahun 2023 lalu yang terinfeksi PMK di Kabupaten Bandung hanya 342 ekor. Kata dia, jumlah tersebut berkurang dibandingkan pada tahun 2022 yang mencapai 16.582 ekor.

"Pada 2022 sebanyak 907 ekor ternak mati dan 2.230 ternak dipotong bersyarat akibat penyakit ini. Namun tingkat kesembuhannya mencapai 12.445 ekor," kata Ningning.

Dia menambahkan saat ini terus berupaya melakukan pengobatan bagi hewan yang terinfeksi PMK. Sehingga hewan-hewan tersebut bisa sembuh kembali.

"Upaya yang kami lakukan pengobatan terhadap ternak yang terinfeksi, pemberian multivitamin dan mineral juga vaksinasi," bebernya.

Ningning menduga hewan yang terinfeksi PMK di Kabupaten Bandung berasal dari luar daerah. Dia menyebut hewan tersebut telah terjangkit PMK sebelum masuk ke Kabupaten Bandung.

"Dugaan penyebab karena ada mobilisasi ternak yang masuk ke Kabupaten Bandung. Hewan tersebut sudah terinfeksi dari daerah asalnya," ungkapnya.

Dia mengaku hewan ternak dari Kabupaten Bandung sebagian besar dikirim dari daerah lain. Diantaranya, Jawa Tengah, Bali, hingga Jawa Timur.

"Seharusnya hewan ternak yang dikirim harus ada SKKH (surat keterangan kesehatan hewan). Nah mungkin inilah yang tidak disertai dari asalnya hewan. Tapi mungkin mereka tidak menyertakan surat tersebut, sehingga jadi indikasi sudah dari daerah asalnya," pungkasnya.

(sud/sud)


Hide Ads