Stok VAR Menipis, Korban Rabies di Jembrana Terancam Tak Dapat Vaksin

Stok VAR Menipis, Korban Rabies di Jembrana Terancam Tak Dapat Vaksin

I Ketut Suardika - detikBali
Jumat, 13 Mei 2022 12:15 WIB
Petugas saat memberikan vaksinasi rabies terhadap HPR di Desa Pergung, Jembrana, Kamis (12/5/2022)
Petugas saat memberikan vaksinasi rabies terhadap HPR di Desa Pergung, Jembrana, Kamis (12/5/2022). Foto: I Ketut Suardika/detikBali
Jembrana - Tingginya kasus positif rabies di Jembrana membuat stok vaksin anti rabies (VAR) habis. Sehingga sekitar 69 orang yang semestinya mendapat vaksin kedua terancam tidak mendapatkan vaksin.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana dr. I Made Dwipayana mengatakan, stok vaksin anti rabies (VAR) yang ada sudah sangat menipis.

Saat ini hanya tersisa 14 dosis, sedangkan ada sekitar lebih dari 69 orang yang harus mendapatkan VAR dalam hitungan beberapa hari kedepan.

"Dua hari yang lalu, kita sudah minta ke provinsi dapat 50 dosis, sudah habis juga. Kalau saat ini VAR masih ada sisa yang dari provinsi itu sekitar 14 dosis," kata Dwipayana.

Mengenai 69 orang yang sudah dipastikan digigit anjing positif rabies, semestinya sudah mendapatkan vaksin setelah 14 hari.

"Utang itu, istilahnya utang kita. Karena belum jatuh tempo untuk divaksin juga, nanti kalau jatuh tempo kita pakai stok sisa yang 14 dosis ini," terangnya.

Tetapi sisa 14 dosis vaksin yang ada, kata Dwipayana, tetap dimaksimalkan untuk kasus baru yang sudah positif rabies. Karena pengadaan yang dilakukan Dinas Kesehatan setiap tahun anggaran sudah habis.

Sementara, anggaran tahun ini sudah di refocusing untuk penanganan Covid-19.

"Kita punya anggaran 200 juta rupiah, sebenarnya itu cukup sampai 4 bulan hingga 5 bulan, namun sekarang karena ada banyak penambahan kasus, sehingga bulan Maret kemarin sudah habis. Karena anggaran dari Dinas sudah habis," ungkapnya.

Makanya, bulan April sewaktu mulai bertugas di Dinkes, dirinya minta ke rumah sakit untuk pengadaan, melalui anggaran dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSU Negara dan Puskesmas, untuk mencukupi kebutuhan VAR dalam beberapa bulan ke depan.

"Beberapa dari puskesmas sudah pengadaan VAR juga. Mudah mudahan hari ini datang," ungkapnya.

Jadi, anggaran BLUD yang ada di rumah sakit yang tadinya tidak dipasang untuk penganggaran VAR, sekarang karena mendadak dan kasus gigitan positif rabies tinggi, harus melakukan perubahan penganggaran.

"BLUD itu boleh, setiap bulan boleh menganggarkan. Jadi BLUD rumah sakit dan BLUD puskesmas yang sekarang sudah pengadaan," terangnya.

Untuk kasus gigitan satu ekor anjing, menurut Dwipayana, bisa dua hingga tiga orang. "Sehingga jika di hitung rata rata 250 orang saja dikalikan 4, maka perlu 1.000 vaksin VAR," tukasnya.




(kws/kws)

Hide Ads