Distan Ungkap Fakta di Balik Meninggalnya Korban Rabies Jembrana

Distan Ungkap Fakta di Balik Meninggalnya Korban Rabies Jembrana

I Ketut Suardika - detikBali
Kamis, 12 Mei 2022 00:45 WIB
Petugas saat melakukan investigasi di rumah korban meninggal terduga positif rabies di Banjar Petapan Kelod, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Jembrana,
Petugas saat melakukan investigasi di rumah korban meninggal terduga positif rabies di Banjar Petapan Kelod, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, (Foto: I Ketut Suardika)
Jembrana -

Fakta baru diungkap Sub Koordinator Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana IGN. Ray Muliawan.

Menyikapi jatuhnya korban meninggal terduga positif rabies, Ray mengatakan, jika wilayah tempat tinggal korban memang termasuk zona merah.

"Sehingga kalau dirunut dari kasus positif yang ada kurang lebih satu setengah bulan yang lalu memang ada kasus positif di sebelah rumah korban,"ungkap Ray Muliawan, Rabu (11/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, sebagai langkah penanganan, pihaknya akan menjadwalkan untuk melakukan vaksinasi.

"Untuk langkah-langkah penanganan selanjutnya sesuai jadwal, besok kita lakukan vaksinasi. Dan memang jadwal vaksinasi rabies massal besok di sekitar rumah korban. Selain juga melakukan eliminasi selektif terhadap anjing-anjing yang kontak dengan anjing yang menggigit korban," terangnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas 1 Mendoyo Kadek Ayu Dewi Damayanti usai investigasi mengaku, usai mendapat laporan, pihaknya langsung melakukan investigasi. "Hasilnya kami belum berani juga memastikan secara pasti bahwa ini memang terduga rabies atau bukan," kata Damayanti.

Menurut Damayanti, pihaknya harus menelusuri dari awal hingga pemeriksaan fisik dan gejalanya.

"Memang pihak keluarga menyampaikan kronologi saat gigitan terjadi, memang mengarah rabies jika dilihat dari gejalanya. Tapi kami tidak berani pastikan," tegas Damayanti

Selain itu, dari keterangan korban juga disebutkan, korban sekitar 4 bulan lalu digigit anjing. Tetapi tidak ada luka dari gigitan anjing dan korban tidak melaporkan ke puskesmas.

Kemudian anjing tersebut juga menggigit tetangga korban dalam jarak beberapa hari dari korban. Selanjutnya tiga hari kemudian anjing langsung mati sendiri.

"Karena anjingnya mati, tetangga korban melapor ke puskesmas. "Karena anjing mati sudah lewat 24 jam, jadi kami tidak ambil sampel. Karena sampel sudah rusak," ungkapnya.

Imbuh Damayanti, tetangga korban yang digigit anjing yang sama sudah mendapat Vaksin Anti Rabies (VAR). "Saat itu ternyata si korban ini ikut mengantar pasien ke puskesmas. Di situ mungkin korban nggak ngeh. Jadi nggak melaporkan dirinya juga," terangnya.

Setelah itu, sekitar empat bulan dari gigitan, ada gejala. Kata keluarga, korban mengamuk, tidak bisa menelan, sesak. Kemudian dibawa ke rumah sakit. "Di sanalah gejala mengarah ke rabies," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Gigitan anjing gila di Jembrana memakan korban jiwa. Seorang warga Banjar Petapan Kelod, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Rabu (11/5/2022), meninggal dengan riwayat pernah digigit anjing yang diduga positif rabies.

Korban meninggal atas nama I Nyoman Suwena (65). Meninggal setelah mendapat perawatan di rumah sakit swasta. Sebelum meninggal, korban mengalami gejala mirip dengan gejala karena terinfeksi rabies.

Dari keterangan anak korban, Bapaknya sempat digigit anjing sekitar 4 bulan yang lalu, namun korban tidak mau dibawa untuk diperiksakan di rumah sakit.




(dpra/dpra)

Hide Ads