Tangkapan Ikan Anjlok, Nelayan Pesisi Karangasem Pilih Tak Melaut

Tangkapan Ikan Anjlok, Nelayan Pesisi Karangasem Pilih Tak Melaut

Selamat Juniasa - detikBali
Minggu, 17 Apr 2022 21:01 WIB
Muhamad Tuhur salah seorang nelayan Ujung Pesisi Karangasem
Foto: Selamat Juniasa/detikBali
Karangasem -

Sejak empat hari yang lalu, Nelayan Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan dan Kabupaten Karangasem memutuskan untuk tidak melaut. Hal tersebut dikarenakan hasil tangkapan dari para nelayan menurun sangat drastis.

Mustamar, salah seorang nelayan setempat mengatakan bahwa ia dan juga seluruh nelayan yang ada di Ujung Pesisi sudah tidak melaut sejak empat hari yang lalu karena tangkapan ikan sedikit, bahkan kadang tidak dapat ikan.

"Hasil tangkapan kita sudah sangat berkurang sejak enam hari yang lalu dan sejak empat hari yang lalu seluruh nelayan yang ada di sini akhirnya memutuskan untuk tidak melaut," ujar Mustamar saat ditemui di Ujung Pesisi, Minggu (17/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mustamar menambahkan kalaupun dipaksakan untuk melaut, pasti akan rugi karena hasil tangkapan tidak sesuai dengan tenaga dan juga bahan bakar yang dihabiskan, karena sekali melaut bisa menghabiskan 10 sampai 20 liter bahan bakar jenis pertalite sedangkan ikan yang didapat hanya sekitar 25 ekor saja.

"Jika hari biasa, nelayan disini bisa mendapat ikan sebanyak 500 sampai 1.000 ekor sekali melaut, tapi sejak enam hari yang lalu hanya dapat 25 ekor saja bahkan ada nelayan yang tidak dapat ikan sama sekali," kata Mustamar.

ADVERTISEMENT

Hal senada juga dikatakan oleh nelayan lainnya yang bernama Muhamad Tuhur.

Ia juga mengaku tidak melaut sejak empat hari yang lalu lantaran tidak adanya ikan, dan jika dipaksakan melaut pasti akan rugi.

"Padahal cuaca hari ini sangat bagus untuk melaut, tapi karena tidak ada ikan seluruh nelayan enggan untuk melaut, apalagi saat ini mencari bahan bakar lumayan sulit karena tidak boleh bawa jerigen," kata Muhamad Tuhur.

Muhamad Tuhur mengatakan untuk membeli bahan bakar di pertamina seluruh nelayan yang ada di Ujung Pesisi harus membawa jerigen khusus untuk nelayan yang digunakan untuk melaut yang isinya sekitar 30 liter saja, dan saat datang ke pertamina harus dilengkapi dengan selangnya langsung baru diperbolehkan membeli bahan bakar.

"Dengan jerigen khusus tersebut hanya cukup digunakan untuk 2 kali melaut saja itupun dengan jarak yang tidak terlalu jauh," kata Muhamad Tuhur.

Menurut pengakuan sejumlah nelayan biasanya kondisi seperti ini dapat berlangsung selama seminggu, bahkan sampai sebulan karena itu tergantung musim.

"Tapi, biasanya yang punya modal besar akan coba untuk melaut untuk memastikan apakah sudah ada ikan apa belum tapi yang modalnya kecil seperti saya hanya bisa menunggu saja," kata Muhamad Tuhur.

Dari hasil pantauan di lapangan selama tidak melaut, seluruh nelayan yang ada di Ujung Pesisi menghabiskan waktunya untuk memperbaiki alat-alat untuk melaut seperti memperbaiki jaring, pancingan, jukung bahkan ada yang mengecat ulang jukungnya masing-masing agar terlihat lebih baru saat digunakan kembali nantinya.

Selain itu, sejumlah nelayan Ujung Pesisi juga berharap ada perhatian dari pemerintah terkait dengan kondisi ini, apalagi sebagian besar masyarakat disana hanya menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan ikan di laut.

"Jika kondisi ini berlangsung selama seminggu atau lebih tentu kita tidak ada pemasukan dalam kondisi seperti ini kita berharap asa lah sedikit perhatian dari pemerintah," ujar sejumlah nelayan saat ditemui.




(kws/kws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads