Komang Agus Aryana Gibran telah menjadi sosok inspiratif di Buleleng, Bali. Pemuda berprestasi ini tidak hanya dikenal melalui aktivitas akademisnya di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), tetapi juga karena dedikasinya terhadap pelestarian lingkungan dan pengembangan pariwisata di Buleleng.
Gibran, memulai perjalanan akademiknya dari SD Negeri 3 Gobleg. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Banjar dan SMA Negeri 1 Banjar. Sejak duduk di bangku sekolah, Gibran telah menunjukkan komitmen dalam berbagai kegiatan sosial dan organisasi.
Ketika di bangku kuliah, Gibran semakin aktif. Ia menjabat sebagai Koordinator Bidang Komunikasi dan Informasi serta Operator Bidang Pengabdian Masyarakat di BEM Fakultas Olahraga dan Kesehatan (BEMFOK) Undiksha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar kampus, Gibran terlibat dalam inisiatif pemberdayaan pemuda dan pelestarian lingkungan melalui komunitas Balawa (Baliaga Pedawa). Ia juga menjadi anggota Pokdarwis Desa Pedawa, sebuah komunitas yang mengembangkan potensi wisata desa.
Prestasi Gibran pun tak main-main. Ia berhasil meraih gelar Lanang Bajang Bali Duta Buleleng, juara pertama Pemuda Pelopor SDA Kabupaten Buleleng, serta juara kedua Pemuda Pelopor SDA Provinsi Bali.
Salah satu inisiatif terbesarnya adalah Balawa. Komunitas yang ia rintis pada 2018 itu bergerak untuk mengatasi permasalahan sampah yang mengancam kebersihan lingkungan dan pariwisata di Desa Pedawa.
"Pelestarian lingkungan, sumber daya alam, dan pariwisata adalah satu kesatuan. Jika lingkungan rusak, pariwisata juga akan terdampak. Itulah yang mendorong saya bergerak di bidang pelestarian lingkungan, terutama dalam penanganan sampah yang menjadi musuh utama pariwisata," ujar Gibran dalam keterangan pers yang diterima detikBali, Jumat (8/11/2024).
Meski awalnya menghadapi berbagai tantangan, termasuk anggapan negatif dari beberapa pihak, Gibran tetap teguh. Bersama pemuda desa dan masyarakat, ia terus bergerak untuk membersihkan sampah di Desa Pedawa.
"Kami pernah dicap sebagai pemulung, tetapi hal itu tidak menghentikan langkah kami. Kami yakin dengan dampak positif yang akan tercipta," tambahnya.
Keikutsertaannya dalam Pemuda Pelopor semakin memotivasinya untuk terus berinovasi. Dukungan dari berbagai pihak mendorong Gibran untuk meraih prestasi di tingkat provinsi, dan kini ia menjadi contoh bagi banyak pemuda lainnya.
Balawa yang dipimpinnya tidak hanya berfokus pada penanganan sampah, tetapi juga pada inovasi. Seperti pengolahan sampah organik dan nonorganik menjadi produk bernilai ekonomi.
"Kami ingin lingkungan tetap asri dan mendukung pariwisata yang berkelanjutan di Buleleng," kata Gibran.
Gibran berbagi pandangannya tentang pentingnya mengubah pola pikir masyarakat.
"Mengubah mindset masyarakat di desa dan Buleleng secara keseluruhan bukanlah hal yang mudah. Perlu edukasi dan kesabaran, tetapi saya yakin lambat laun perubahan itu akan terjadi," tuturnya.
Selain itu, Gibran juga aktif menginisiasi program seperti bank sampah dan memanfaatkan sampah sebagai bahan kerajinan bernilai ekonomis. "Kami bisa mengubah sampah menjadi produk yang bernilai jual. Seperti pot tanaman atau gantungan kunci dari kaleng atau botol bekas," jelasnya.
Melalui media edukasi, seperti podcast, Gibran berharap bisa lebih memotivasi masyarakat dan pemuda Buleleng untuk menjaga kebersihan lingkungan. Karena menurutnya, Buleleng yang bersih akan menarik lebih banyak wisatawan dan ini akan menguntungkan masyarakat lokal.
Ke depan, Gibran bermimpi membentuk gerakan pemuda yang menyerupai Pandawara di Jawa Barat.
"Saya ingin Buleleng memiliki gerakan yang kolektif. Di mana para pemuda bersama-sama menjaga lingkungan dan mendukung pariwisata berkelanjutan," katanya.
"Lingkungan adalah tempat kita tinggal dan sumber kehidupan kita. Jagalah bumi kita demi masa depan kita dan generasi mendatang." tutupnya.
(nor/gsp)