Elo Kusuma Alfred Mandeville sempat viral di media sosial lantaran menyalami rektornya menggunakan kaki saat wisuda. Penyandang disabilitas asal Denpasar, Bali, itu diwisuda dengan capaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,47 pada program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Brawijaya (UB) Malang pada 25 Januari lalu.
Pria berusia 24 tahun itu kini telah bekerja sebagai kreator konten di dua perusahaan. Elo mengakui pekerjaannya juga terdongkrak setelah video wisudanya viral di media sosial. Dia bahkan mendapat banyak tawaran berkolaborasi dari beberapa kreator konten hingga pekerjaan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Pernah dapat) tawaran kerja di Polri. Tapi saya tolak," kata Elo kepada detikBali, Jumat (2/1/2024).
Elo merupakan lulusan SMA Katolik St Thomas Aquino, Denpasar, pada 2018. Lantaran tidak menemukan kampus yang membuka jalur mandiri khusus bagi penyandang disabilitas di Bali, Elo akhirnya mendaftar sebagai calon mahasiswa baru di UB Malang pada 2019.
"Saya lulus SMA tahun 2018. Tapi karena saat itu belum tahu mau milih kampus di mana dan belum ada kampus yang menerima mahasiswa disabilitas di Bali, alhasil saya memutuskan untuk gap year setahun," tutur Elo.
![]() |
Selama setahun sebelum kuliah, Elo mencari beberapa kesibukan untuk mengisi waktu luang. Mulai dari kursus bahasa Inggris hingga desain grafis di Denpasar. Selain itu, Elo juga mencari penghasilan dengan bekerja sebagai administrator di perusahaan tempat ibunya bekerja.
"Tahun 2019 baru mendapatkan informasi bahwa Universitas Brawijaya menerima mahasiswa disabilitas. Saya mencoba mendaftar, puji Tuhan diterima di jurusan DKV," kenang Elo.
Jurusan DKV, Elo melanjutkan, memang menjadi idamannya sejak lama. Pria yang hobi menyunting video (video editing) itu mengaku semakin antusias ketika mengikuti mata kuliah sinematografi pada program studi tersebut.
Elo terngiang saat berangkat ke Malang bersama ibunya setelah mendapat kabar bahwa dirinya diterima kuliah di UB. "Saat itu, naik travel dari Bali ke Malang bersama mama. Tapi setelah itu sendirian hingga saat ini sudah bekerja," imbuh pria blasteran Jerman-Indonesia itu.
Sebagai mahasiswa disabilitas di UB, Elo mengaku tidak mendapat kendala berarti. Kehidupan perkuliahannya berjalan normal seperti kawan-kawan mahasiswa yang lain.
Elo bukan satu-satunya mahasiswa disabilitas di kampus tersebut. Menurutnya, ada 21 mahasiswa disabilitas lainnya yang berkuliah di UB. Dia juga didapuk sebagai pendamping Pusat Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya.
"Kehidupan sehari-hari di kampus kalau tidak ada kelas, ya ngumpul bersama teman-teman mahasiswa disabilitas lainnya," kata Elo.
"Mungkin kendalanya hanya di toilet. Karena saat ini belum semua tempat menyediakan fasilitas toilet disabilitas," sambungnya.
Setelah lulus dari UB, Elo menjalani kesibukannya sebagai kreator konten di perusahaan yang berbasis di Malang. Dia juga bekerja sebagai social media officer di sebuah lembaga swadaya yang berbasis di Australia, yakni Australia Indonesia Disability Reseaech and Advocacy Network (AIDRAN).
Elo menjalani pekerjaan di dua institusi tersebut dari rumahnya sendiri. Dia mengaku senang melakoni pekerjaan tersebut karena dapat mengadvokasi teman-teman disabilitas lainnya.
"Kalau yang AIDRAN kebetulan sebelumnya saat masih kuliah sering mengikuti kegiatan mereka. Lalu untuk yang di Malang, mendapatkan info lowongan pekerjaannya dari teman," pungkas Elo.
Seperti diketahui, Elo sempat viral karena menyalami rektornya menggunakan kaki. Saat naik ke panggung untuk menerima piagam wisuda dari rektor, ia didampingi oleh seorang pria berdasi.
Lantaran tidak bisa bergaya dengan tangan, ia pun meminta izin mengangkat salah satu kakinya. Elo lantas menerima piagam dari rektor dan mengapit map wisuda tersebut menggunakan dagunya.
(iws/iws)