Sejarah Berdiri dan Runtuhnya Kerajaan Bangli, Nama Raja dari Masa ke Masa

Sejarah Berdiri dan Runtuhnya Kerajaan Bangli, Nama Raja dari Masa ke Masa

Ni Kadek Ratih Maheswari - detikBali
Minggu, 16 Jul 2023 23:30 WIB
Drone Desa Penglipuran
Desa Penglipuran. Foto: (Muhammad Zaky Fauzi Azhar/detikTravel)
Bangli -

Setiap daerah di Bali memiliki cerita sejarahnya masing-masing hingga dikenal seperti halnya di masa sekarang ini. Cerita tersebut telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu, mulai dari zaman kerajaan hingga penjajahan Belanda yang membuat beberapa kerajaan runtuh dan berperang.

detikBali merangkum sejarah berdiri dan runtuhnya Kerajaan Bangli dari berbagai sumber. Simak selengkapnya di bawah ini!

Berdirinya Kerajaan Bangli

Kisah berdirinya Kerajaan Bangli dapat ditelusuri dari lontar yang ada di Puri Agung Bangli dan Raja Purana Batur. Dikisahkan bahwa Kerajaan Bangli didirikan oleh I Dewa Gede Den Bencingah pada abad ke-15 atau sekitar tahun 1600an Masehi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya kerajaan ini didirikan setelah kejatuhan Kerajaan Majapahit yang berimbas kepada Kerajaan Gelgel (wilayah Bali dan Lombok). Dewa Agung Ketut, sang penguasa Bali dan Lombok membagi wilayahnya dalam kerajaan-kerajaan vasal.

Bangli menjadi salah satu kerajaan vasal yang berada di bawah pusat pemerintahan langsung Kerajaan Gelgel dengan pengangkatan I Gusti Wija Pulada sebagai Anglurah di Bali pada 1453.

ADVERTISEMENT

Kemudian, pada 1686 Bangli lepas dari Kerajaan Gelgel dan menjadi sebuah kerajaan yang berdaulat bersamaan dengan adanya pemberontakan I Gusti Agung Maruti di Gelgel. Didirikanlah Puri Bangli sebagai pusat kota kerajaan Bangli oleh I Dewa Gde Bencingah sekitar 1576 Masehi.

I Dewa Gde Bencingah merupakan putra tertua dari raja di Kerajaan Bhresika (Klungkung), I Dewa Gede Anom Oka dengan permaisuri Dewa Ayu Mas Dalem. Awalnya, wilayah Bangli merupakan wilayah hutan Jarak Bang.

I Dewa Gede Anom Oka memerintahkan putranya untuk membangun istana/kota di hutan Jarak Bang yang nantinya diberi nama Bangli.

Wilayah tersebut meliputi sebelah barat Sungai Melangit dan menghimpun rakyat dari barat laut, timur, utara, hingga ke daerah pegunungan. Selain itu, I Dewa Gede Anom Oka juga berpesan untuk mendirikan sthana bagi para dewa dan Betara Toya Mas Arum. Saat ini, sthana yang dimaksud dikenal dengan nama Pura Penataran Agung Bangli.

Sesuai dengan titah ayahandanya, I Dewa Gede Den Bencingah mulai menata hutan Jarang Bang bersama dengan para pengikutnya. Ia kemudian membangun istana yang diberi nama Puri Rum, yang sekaligus dijadikan pusat pemerintahan. Wilayah ini terus dikembangkan, hingga menjadi Bangli yang dikenal saat ini.

Pada awal tahun 1800an Masehi, Belanda mulai masuk ke Bali dan memberikan dampak yang besar terhadap keberadaan kerajaan-kerajaan di Bali. Intervensi dari Belanda, mengacaukan pemerintahan-pemerintahan yang ada di Bali sehingga beberapa kerajaan pun mulai menghadapi masa kemundurannya.

Runtuhnya Kerajaan Bangli

Pada 26 April 1848, Raja Bangli saat itu mengajukan permohonan kepada Jenderal Michiels agar diperluas kekuasaannya hingga daerah Kerajaan Buleleng, Karangasem, Mengwi, dan Gianyar. Permintaan tersebut tidak serta merta disanggupi oleh Belanda.

Pada 25 Juni 2849, I Dewa Gede Tangkeban dinobatkan sebagai Raja Bangli dan diberikan kekuasaan oleh Belanda untuk memerintah Bangli dan Buleleng. 5 tahun setelahnya, tepatnya pada 15 Februari 1854 raja mengembalikan wilayah Buleleng kepada Belanda dengan alasan agar Raja Bangli dapat lebih berkonsentrasi mengamankan wilayah kerajaannya dari serangan Raja Gianyar dan Karangasem.

Adanya perpecahan antar daerah kerajaan di Bali tak terlepas dari intervensi Pemerintah Hindia Belanda saat itu. Terjadi banyak pemberontakan untuk melawan Belanda seperti Puputan Badung tahun 1906 dan Puputan Klungkung tahun 1909.

Tak lama setelahnya, Kerajaan Bangli menyatakan tunduk kepada Belanda, hingga akhirnya seluruh daerah di Bali dikuasai oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Nah itu dia kisah dari berdirinya Kerajaan Bangli, hingga keruntuhannya akibat intervensi dari penjajahan Belanda di Bali.

Daftar Raja Bangli

Daftar raja di Kerajaan Bangli sebagai berikut:

  • Dewa Gede Tangkeban I (dari Nyalian-1804)
  • Dewa Rahi (1804-1815)
  • Dewa Gede Tangkeban II (1815-1833) [anak Dewa Gede Tangkeban I]
  • Dewa Gede Tangkeban III (1833-1875) [anak Dewa Gede Tangkeban II]
  • Dewa Gede Oka (1875-1880) [anak Dewa Gede Tangkeban III]
  • Dewa Gede Ngurah (1881-1892) [saudara Dewa Gede Oka]
  • Dewa Gede Cokorda (1894-1911) [saudara Dewa Gede Ngurah]
  • Dewa Gede Rai (regent 1913-1925) [saudara Dewa Gede Cokorda]
  • Dewa Gede Taman (regent 1925-1930) [cucu Dewa Gede Tangkaban III]
  • Dewa Putu Bukian (caretaker 1930-1931) [cucu Dewa Gede Tangkaban III]
  • Anak Agung Ketut Ngurah (penguasa, menggunakan gelar Anak Agung, 1931-1950; wafat 1961) [anak Dewa Gede Cokorda]

Bangli bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 1950.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads