
Sejarah Tradisi Mencuci Keris Malam 1 Suro dan Maknanya
Malam 1 Suro, masyarakat Jawa mencuci keris pusaka sebagai tradisi yang telah ada sejak zaman Majapahit. Simak sejarah dan maknanya di sini!
Malam 1 Suro, masyarakat Jawa mencuci keris pusaka sebagai tradisi yang telah ada sejak zaman Majapahit. Simak sejarah dan maknanya di sini!
Ada berbagai tradisi malam satu Suro yang dilakukan oleh masyarakat Jogja. Apa sajakah itu? Yuk, simak rangkumannya melalui artikel ini.
Ritual cuci keris malam 1 Suro adalah tradisi spiritual Jawa untuk membersihkan pusaka. Prosesnya melibatkan pembersihan fisik dan batin, simbol harmoni budaya
Jamasan pusaka adalah ritual sakral untuk menyucikan benda pusaka setiap 1 Suro. Tradisi ini melambangkan pembersihan diri dan penghormatan leluhur
Pemkab Kulon Progo menggelar jamasan 14 pusakanya hari ini. Dua di antaranya merupakan tombak dari Kadipaten Pakualaman dan Keraton Jogja.
Pemkab Tulungagung menggelar upacara adat jamasan pusaka tombak Kiai Upas. Prosesi pencucian itu hanya boleh dilihat oleh laki-laki.
Penasaran dengan ritual jamasan pusaka yang dilakukan saat 1 Suro oleh masyarakat Jawa? Berikut ini prosesi dan filosofinya!
Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro merupakan waktu yang sakral. Berbagai tradisi digelar, salah satunya ritual jamasan pusaka, apa itu?
Pemkab Tulungagung menggelar upacara jamtrdasan atau pencucian pusaka Kanjeng Kiai Upas di Pendapa Kanjengan Kepatihan. Pusaka ini peninggalan bupati terdahulu.
Tanggal 1 Suro atau 1 Muharram menjadi momentum untuk jamasan pusaka di Bumi Blambangan. Ritual ini disebut Jamasan Suro.