Sakralnya Jamasan Pusaka di Kulon Progo, Ada Tombak Pakualaman-Keraton Jogja

Sakralnya Jamasan Pusaka di Kulon Progo, Ada Tombak Pakualaman-Keraton Jogja

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Kamis, 25 Jul 2024 16:34 WIB
Prosesi jamasan pusaka di Alun-alun Wates Kulon Progo, Kamis (25/7/2024). Total ada 14 pusaka, termasuk dua tombak dari Kadipaten Pakualaman dan Keraton Jogja yang disucikan.
Prosesi jamasan pusaka di Alun-alun Wates Kulon Progo, Kamis (25/7/2024) Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo -

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar jamasan 14 pusakanya hari ini. Dua di antaranya merupakan tombak peninggalan Keraton Jogja dan Kadipaten Pakualaman.

Proses penyucian atau biasa disebut jamasan itu berlangsung di kawasan Alun-alun Wates, Kulon Progo. Ritual ini dimulai dengan kirab bregada dengan membawa pusaka yang hendak dijamas.

Adapun rute kirab mulai dari Bale Agung, kompleks Pemkab Kulon Progo, menuju lokasi jamasan yakni di sisi utara Alun-alun Wates atau depan Rumah Dinas Bupati Kulon Progo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setibanya di lokasi, belasan pusaka itu dibasuh menggunakan air yang bersumber dari 12 kapanewon di Kulon Progo. Kemudian dibersihkan menggunakan serat tanaman. Prosesi ini diakhiri dengan mengembalikan pusaka ke dalam wadahnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, Eka Pranyata mengatakan ritual ini digelar untuk memperingati bulan Muharram atau Asyura (Suro) sesuai penanggalan Jawa. Selama bulan Suro, masyarakat Jawa disarankan untuk membersihkan diri, termasuk pusaka yang dimilikinya.

ADVERTISEMENT

"Saat ini kan kita memasuki bulan Muharram, atau Asyura. Dalam tradisi Jawa bulan Suro ini identik dengan mensuci atau membersihkan diri baik lahir, batin maupun membersihkan diri di lingkungannya," ucap Eka saat ditemui usai ritual jamasan pusaka, Kamis (25/7/2024).

Prosesi jamasan pusaka di Alun-alun Wates Kulon Progo, Kamis (25/7/2024). Total ada 14 pusaka, termasuk dua tombak dari Kadipaten Pakualaman dan Keraton Jogja yang disucikan.Prosesi jamasan pusaka di Alun-alun Wates Kulon Progo, Kamis (25/7/2024). Total ada 14 pusaka, termasuk dua tombak dari Kadipaten Pakualaman dan Keraton Jogja yang disucikan. Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

Ke-14 pusaka yang menjalani jamasan, yakni 12 pusaka di masing-masing kapanewon serta dua pusaka khusus pemberian Kadipaten Pura Pakualaman dan Keraton Jogja. Kedua pusaka ini bernama Kanjeng Kyai Bantar Angin dan Kanjeng Kyai Amiluhur.

Eka mengatakan dua pusaka ini jadi semacam hadiah bagi Kulon Progo yang sebelumnya sempat terbelah menjadi dua wilayah. Diketahui sebelum terbentuknya Kulon Progo pada 15 Oktober 1951, wilayah ini terbagi atas dua kabupaten yaitu Kabupaten Kulon Progo yang merupakan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kabupaten Adikarta yang merupakan wilayah Kadipaten Pakualaman.

"Iya kebetulan untuk Kulon Progo dulu mendapatkan pusaka dari Kadipaten Pakualaman dan Kasultanan, karena dulu kita bergabungnya kadipaten Pakualaman dan kasultanan itu, sehingga ada dua pusaka sendiri," terangnya.

Eko mengatakan baru pertama kali ini proses jamasan kedua pusaka pemberian Pakualaman, dan Keraton Jogja, serta 12 pusaka dari masing-masing kapanewon digelar serentak. Sebelumnya jamasan pusaka tersebut dilakukan secara terpisah.

Prosesi jamasan pusaka ini menjadi salah satu momen memperingati bulan Suro. Di sisi lain, jamasan ini menjadi sarana memperkenalkan jika Kulon Progo memiliki pusaka sakral.

"Nah ini kita laksanakan sambil kita kenalkan tradisi siraman atau jamasan ini untuk membersihkan pusaka tadi yang dimaknai sebagai kalau di dalam istilahnya budaya orang Jawa untuk lebih menambah keyakinan atau sifat kandel, atau kekuatan. Sehingga ini setelah kita diskusikan karena kita belum pernah mengadakan serempak, jadi kita gelar sekarang," jelas dia.




(ams/apl)

Hide Ads