
Mengenal 30 Naskah Kuno di Sumedang dari Seorang Filolog
Bidang Kebudayaan, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang berhasil menginventarisir 30 naskah kuno.
Bidang Kebudayaan, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang berhasil menginventarisir 30 naskah kuno.
Warga Sumedang memiliki lima buku berisi naskah kuno. Naskah kuno ini terjaga dengan baik. Isi naskahnya pun terkuak meski belum secara utuh.
Lima buku berisikan naskah kuno ternyata dimiliki seorang warga Sumedang. Naskah itu diyakini dulunya dimiliki kaum intelektual pada zamannya.
Dianggap tak penting, Filologi ternyata ilmu yang unik. Lulusannya bisa bekerja di mana saja?
Ada yang menarik dari ilmu Filologi yakni cara membaca sejarah melalui naskah kuno. Hal ini yang digeluti pria bernama Haekal. Seperti apa kisahnya?
Satu lagi naskah kuno di Lamongan dialihbahasakan. Kali ini, lontar yang dikenal Serat Nabi Yusup berhuruf dan berbahasa Jawa kuno koleksi Museum Sunan Drajat.
Beberapa milenial Banyuwangi menggelar pelantunan tembang naskah kuno. Ini sebagai bentuk pelestarian manuskrip kuno yang masih ada.
Kecintaannya dengan naskah, kitab, hingga Al-Qur'an kuno, membuat Indra Suroinggeno rajin mengumpulkan naskah-naskah tersebut. Seperti apa penampakannya?
Tim Perpusnas RI mengkonservasi 150 manuskrip kuno milik Tarmizi Abdul Hamid. Manuskrip itu diperbaiki dan dibersihkan agar tetap utuh.
Perawatan atau pemeliharaan naskah kuno tak bisa dilakukan sembarangan. Ada sejumlah hal yang harus diperhatikan saat merestorasi naskah kuno yang bersejarah.