Persembahan Manuskrip Digital Bagi Generasi Penerus di Indramayu

Persembahan Manuskrip Digital Bagi Generasi Penerus di Indramayu

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Jumat, 03 Feb 2023 00:06 WIB
Duplikat manuskrip Syekh Madekur sepanjang 6 meter di Perpusda Indramayu
Duplikat manuskrip Syekh Madekur sepanjang 6 meter di Perpusda Indramayu (Foto: Sudedi Rusmadi/detikJabar).
Indramayu -

Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Indramayu memiliki inovasi baru dalam mengembangkan sumber literasi. Termasuk menerjemahkan naskah kuno atau manuskrip agar lebih mudah dipelajari oleh generasi penerus.

Perpustakaan daerah yang berada di Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu ini memiliki satu ruang khusus yang dinamai Pojok Dermayon. Dalam ruang ini, pemusatan bisa membaca beragam manuskrip atau naskah kuno secara digital.

Kepala Bidang Pengelolaan Perpustakaan dan Pelestarian Bahan Pustaka, DPA Indramayu Tati Hartati menjelaskan bahwa digitalisasi manuskrip ini salah satunya bentuk upaya pemerintah dalam melestarikan naskah kuno di Indramayu. Sebab, tulisan khas dengan huruf Carakan dan Pegon itu sukar diminati masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan adanya Pojok Dermayon ini masyarakat bisa memahami isi kandungan dalam manuskrip yang sudah tersedia. Sehingga generasi muda bisa belajar nilai-nilai luhur karya nenek moyang Indramayu," kata Tati kepada detikJabar, Kamis (2/2/2023).

Dalam prosesnya, Perpusda Indramayu terlebih dahulu mencari naskah kuno yang tersebar di masyarakat. Kemudian, bersama tim khusus naskah tersebut di duplikasi dengan menggunakan bahan yang sama, seperti daun lontar maupun kayu daluwang.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, tim yang terdiri 3 pemuda asli Indramayu itu pun menerjemahkan bahasa yang ada dalam naskah kuno ke dalam bahasa Indonesia. Sebelum akhirnya dibukukan secara digital.

"Satu naskah kuno bisa rampung paling cepat sebulan. Itu dilakukan oleh tiga pemuda asli Indramayu, kayak Sri Tanjung dan Adiknya serta Filolog, Abdullah Maulani," katanya.

Sejak 2021 lalu, terdapat 8 jenis manuskrip yang sudah diterjemahkan dan masuk ke dalam buku digital. Di antaranya Primbon, Tembang Ulama, Babad Bagelen, Sewidak Jawokan dan Babad Dermayu, Syekh Madekur, Sejarah Kunjit, dan naskah Purwaning Jagat.

Dari deretan koleksi itu, DPA Indramayu pun menduplikasi manuskrip Syekh Madekur yang dalam pembacaan nya menggunakan seni bujanggaan. Naskah kuno ini ditulis dalam kayu daluwang sepanjang enam meter dengan menggunakan tulisan pegon (Arab Jawa).

"Jadi selain bisa lebih mudah dipelajari generasi penerus. Kami juga melakukan duplikasi yang sesuai," ujar Tati sambil menunjukkan duplikat manuskrip Syekh Madekur.

(mso/mso)


Hide Ads