Sejarawan Unpad Ungkap Stunting di Naskah Kuno Nusantara, Seperti Apa?

ADVERTISEMENT

Sejarawan Unpad Ungkap Stunting di Naskah Kuno Nusantara, Seperti Apa?

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 27 Jun 2023 09:00 WIB
Digitalisasi yang dilakukan oleh DREAMSEA bertujuan untuk mendigitalisasi naskah kuno di Asia Tenggara, khususnya terhadap manuskrip-manuskrip yang disimpan oleh masyarakat Indonesia.
Ilustrasi Naskah Kuno. (Foto: Dreamse)
Jakarta -

Masalah gizi berupa stunting masih menjadi isu kesehatan di Indonesia. Ternyata beberapa ratus tahun silam, naskah kuno Nusantara telah menyadari adanya isu tersebut.

Dosen Departemen Sejarah dan Filologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Dr Elis Suryani Nani Sumarlina, MS, mengatakan, beberapa naskah Sunda menyebutkan pengetahuan tentang anti-stunting. Naskah tersebut berada di tipe naskah kuno (bihari) maupun peralihan/klasik (kamari), dan masa kini (kiwari).

Naskah Bernama Sanghyang Titisjati Pralina

Salah satu naskah yang menjelaskan stunting adalah Sanghyang Titisjati Pralina. Elis menjelaskan, beberapa isi dari naskah mengungkapkan cara perawatan, pemeliharaan, dan penanggulangan anak sejak dalam kandungan hingga remaja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Salah satunya agar kondisi di mana tinggi badan seorang 'anak' tidak pendek dibanding tinggi badan orang lain seusianya, dalam arti agar anak tidak gagal tumbuh kembang. Hal ini pun disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang diterima oleh janin/bayi dalam kandungan, hingga masa awal anak lahir," kata Elis dalam situs Unpad dikuitp Senin (26/6/2023).

Naskah tersebut menjelaskan tahapan kandungan disertai dengan adat dan tradisi yang mengiringinya, seperti pemijatan ibu dan bayi sejak dilahirkan hingga pemanfaatan toga ketika bayi sakit.

ADVERTISEMENT

Ada 'Mantra Pengobatan'

Elis melanjutkan, naskah Sunda mengungkap upaya nenek moyang untuk menghindari gejala stunting. Khususnya yang berkaitan dengan "teks naskah mantra pengobatan".

Hal ini disebabkan adanya keterkaitan antara penyakit yang diderita dan obat (toga) berupa teks yang dibacakan dengan jenis tanaman obat, fungsi, dosis, cara pengolahan, dan tindak pengobatan untuk mengobat ibu dan bayi, baik oleh dukun beranak (paraji) maupun dukun orang pintar.

Beberapa teks judul mantra pengobatan tersebut, di antaranya Jampe Keur Kakandungan, Jampé Tujuh Bulan, Ngajampé nu Kakandungan, Jampé ngalahirkeun/Jampé Orok Medal, Jampé Motong Tali Ari-Ari, Jampé Ngaranan Orok, Jampé Kandungan nu Elat Lahir, Jampé Tampek, Jampé Lamun Orok Ceurik baé, Jampé Lamun Orok Harééng, Jampé Meuseul Orok, Jampé Nyeri Beuteung, dan lain-lain.

Elis mengatakan, pengetahuan tentang cara merawat, memelihara, dan menangani anak sejak dalam kandungan hingga remaja dalam naskah Sunda diharapkan dapat menunjang tumbuh kembang anak.

"Hal ini setidaknya dapat menjadi referensi literasi untuk generasi muda di zaman teknologi canggih saat ini, yang akan berperan menjadi 'ibu', sebagai garda terdepan dalam pendidikan informal, dalam upaya mengurus, membimbing, mendidik, mengasuh anak, agar sehat dan kuat. Semoga tulisan ini ada manfaatnya bagi ilmu lain secara multidisiplin," kata Elis.




(nir/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads