
Dampak Harga Kedelai Naik, Perajin Tempe Kurangi Ukuran
Kenaikan harga kedelai impor dirasakan perajin tempe di Dusun Sroyo, Desa Dlanggu, Mojokerto. Mereka terpaksa mengurangi ukuran produknya agar tetap laris.
Kenaikan harga kedelai impor dirasakan perajin tempe di Dusun Sroyo, Desa Dlanggu, Mojokerto. Mereka terpaksa mengurangi ukuran produknya agar tetap laris.
Kenaikan harga kedelai impor memaksa perajin tahu di Sidoarjo, seperti Sunardi, mengecilkan ukuran tahu untuk bertahan. Mereka berharap pemerintah turun tangan.
Harga kedelai impor mengalami kenaikan tiga kali sejak sepekan terakhir. Harga naik dari Rp9.900 menjadi Rp10.600 per kilogram.
Perajin tahu di Sumedang ini mengurangi produksinya sebanyak 50 persen. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan kedelai impor sejak awal Juli 2024.
Harga kedelai mengalami kenaikan hingga Rp 1,2 juta per kwintal. Perajin tahu di kota Bogor terpaksa menaikkan harga jual.
Harga kedelai impor naik,memukul bisnis perajin tempe di Mojokerto.Perajin terpaksa menaikkan harga tempe.
Harga kedelai tengah mengalami kenaikan. Hal ini juga berimbas pada pridusen dan pedagang tahu di Kabupaten Tasikmalaya.
Perajin tempe di Surabaya mengeluhkan kenaikan harga kedelai. Para perajin tempe mengaku omzetnya turun.
Perajin tempe di Surabaya mengeluhkan kenaikan harga kedelai. Harga kedelai mencapai Rp 13 ribu, dari yang awalnya Rp 11 ribu.
Berusaha menyiasati naiknya biaya produksi, perajin tahu justru harus mendapati permintaan menurun karena strategi mereka.