Harga kedelai tengah mengalami kenaikan hingga tembus angka Rp 13 ribu. Hal ini juga berimbas pada pridusen dan pedagang tahu di Kabupaten Tasikmalaya.
Para pedagang tahu tempe di Pasar Tradisional Singaparna misalnya mereka menjerit akibat harga kedelai yang meroket. Bahkan tak sedikit dari mereka yang mengeluhkan omzet penjualan yang turun.
Mereka memutar otak agar dagangan tetap laku meski harga kedelai tinggi. Salah satunya dengan membuat ukutan tahu tempe menjadi kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau harga (tahu tempe) belum naik, tapi ukuran tahu dan tempe diperkecil. Yang tadinya tempe dijual Rp 2.500, nah sekarang ukuran segitu teh dijualnya Rp 3.000," kata Syarif, pedagang tahu, Senin (20/11/23).
Sama seperti pedagang lain, Syarif juga mengaku mengalami penurunan omzet jualan hingga 150 persen. Biasanya dalam sehari, Syarif mampu menjual 1.8000 potong tahu, namun saat ini hanya 600 potong saja.
"Biasanya laku 6 ember atau sekitar 1.800 potong tahu, sekarang 600 potong juga sudah untung," kata Syarif.
Di sisi lain, ukuran tahu yang diperkecil justru membuat konsumen mengeluh. Para pembeli berharap harga kedelai kembali normal agar tahu tempe juga harganya normal lagi.
Ukuran tahu yang diperkecil, membuat konsumen mengeluh. Mereka berharap tahu tempe kembali normal.
"Ukuran kecil terus tahu atau tempenya jadi lembek. Mungkin dikurangi kedelainya kali yah," kata Ami salah seorang pembeli.
(dir/dir)