Perajin Tempe di Surabaya Keluhkan Kenaikan Harga Kedelai

Perajin Tempe di Surabaya Keluhkan Kenaikan Harga Kedelai

Aprilia Devi - detikJatim
Jumat, 17 Nov 2023 14:30 WIB
Perajin tempe di Surabaya keluhkan naiknya harga kedelai
Tempe yang diproduksi perajin tempe di Surabaya (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Sejumlah perajin tempe di Surabaya mengeluhkan kenaikan harga kedelai. Kenaikan ini sudah dirasakan sejak sebulan lalu. Saat ini, harga kedelai di Surabaya menyentuh angka Rp 13.000, sebelumnya hanya sekitar Rp 11.000.

Perajin tempe dari Tenggilis Kauman, Surabaya, Fauzi mengungkapkan, kenaikan harga kedelai ini tentu berdampak pada proses produksi tempenya, bahkan juga berdampak pada tingkat pengecer.

Saat detikJatim mengunjungi rumah produksi milik Fauzi, ia mengeluhkan jumlah produksinya yang menurun, serta tingkat pengecer menjadi lesu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah satu bulanan ini naiknya, lumayan berdampak. Biasanya produksi bisa sampai full, ini cuma setengah," kata Fauzi saat dikunjungi detikJatim, Jumat (17/11/2023).

Kini, tiap harinya Fauzi hanya mengolah sekitar 30 kilogram kedelai menjadi tempe. Padahal, dulu ia bisa mengolah hingga 50 kilogram kedelai.

ADVERTISEMENT

Tempe hasil produksinya ini tidak dijual langsung ke pasar, namun dijual kepada pada pengecer dengan harga Rp 75.000 per lonjor. Tak hanya Fauzi, Sri Amin, perajin tempe di Tenggilis Lama juga memiliki keluhan serupa akibat kenaikan harga kedelai ini.

"Mulai bulan-bulan ini naik terus. Hasil produksinya jadi berkurang, menipis stoknya karena gak bisa menaikkan harga. Kalau dipotong ukuran tempenya juga banyak yang komplain pelanggannya," keluh Sri.

Sebagai perajin tempe, Sri juga tidak menjual hasil produksinya langsung ke pasar, namun ia menjualnya kepada para pengecer. Tempe yang ia jual dibanderol dengan harga Rp 35.000 per lonjor. Akibat kenaikan harga kedelai ini, ia terpaksa sedikit memotong ukuran tempe yang dijual per lonjor.

Kendati demikian, Sri tidak berani memotong ukuran tempenya terlalu banyak, apalagi jika sampai harus menaikkan harga. Tentu dirinya khawatir para pengecer atau pelanggannya akan protes.

Para perajin tempe ini berharap, harga kedelai bisa kembali normal sehingga tidak mengganggu proses produksi serta permintaan pasar.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads