
Hakim Sidang Kasus PPDS Anestesi Undip: Tugas Senior Dikerjakan Junior, Lucu!
Sidang kasus perundungan di PPDS Anestesi Undip tegang. Hakim mempertanyakan praktik pemerasan dan tugas senior yang dikerjakan junior.
Sidang kasus perundungan di PPDS Anestesi Undip tegang. Hakim mempertanyakan praktik pemerasan dan tugas senior yang dikerjakan junior.
Sidang pemeriksaan saksi dalam kasus perundungan Program Pendidikan Dokter Spesialis Undip Semarang mengungkap sederet dugaan sikap sewenang-wenang senior.
Saksi kasus perundungan PPDS Anestesi Undip mengungkap adanya budaya senioritas. Bahkan, mereka 'dipalak' Rp 20 juta per bulan untuk kebutuhan senior.
Saksi ungkap adanya 'helper' mahasiswa S1 yang digaji residen di PPDS Undip. Pungutan bulanan hingga Rp 20 juta untuk tugas nonakademik dan mafia.
Sidang kasus perundungan PPDS Undip menghadirkan saksi yang mengungkap budaya senioritas dan pungutan bulanan hingga Rp 20 juta per residen.
Novi, peserta PPDS Anestesi Undip angkatan 75 mengaku adanya setoran iuran hingga ratusan juta. Iuran tersebut diberi tanpa adanya bukti tanda terima.
Mahasiswa PPDS Anestesi Undip angkatan 75, Novi, mengaku menyetorkan uang puluhan juta secara tunai. Uang tersebut diserahkan tanpa mendapat tanda terima.
Sidang kasus dugaan pemerasan di PPDS Anestesi Undip mengungkap iuran BOP hingga Rp 60 juta. Residen terancam tidak bisa ujian jika tak membayar.
Adik dr Aulia mengungkap kakaknya curhat ke dirinya sejak diterima PPDS Anestesi Undip. Salah satunya, dimaki Zara Yupita yang notabene seniornya.
Adik kandung peserta PPDS Anestesi Undip dr Aulia, Nadia, mengungkap kakaknya sering diminta Zara Yupita, seniornya, beli parfum hingga booking-kan hotel.