Kapan Waktu Sholat Nisfu Syaban 2024 dan Berapa Rakaat? Ini Ketentuannya

Kapan Waktu Sholat Nisfu Syaban 2024 dan Berapa Rakaat? Ini Ketentuannya

Fria Sumitro - detikSumut
Sabtu, 24 Feb 2024 17:17 WIB
Ilustrasi kemuliaan seorang mukmin terletak pada salat malamnya
Sholat Nisfu Syaban (Foto: Mindra Purnomo/detikcom)
Medan -

Malam ini, Sabtu (24/2/2024), merupakan malam nisfu Syaban 2024. Pada malam tersebut, Allah SWT membuka pintu pengampunan bagi setiap makhluk-Nya.

"Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Syakban. Maka, Dia mengampuni semua makhluk-Nya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan." (Dinilai sahih oleh Al-Albani dan dimasukkan dalam Silsilah Ahadits Shahihah, no. 1144).

Selama malam nisfu Syaban, terdapat satu amalan paling populer yang dikerjakan umat Islam, yakni salat nisfu Syaban. Kapan waktu pelaksanaannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi detikers yang bertanya-tanya tentang kapan waktu sholat nisfu Syaban 2024 dan berapa rakaat, simak penjelasannya di bagian berikut ini!

Sholat Nisfu Syaban 2024 Dilakukan Jam Berapa?

[Gambas:Youtube]

ADVERTISEMENT

Amalan malam nisfu Syaban sudah bisa dikerjakan ketika memasuki malam tersebut. Karena umat Islam mengadopsi penanggalan Hijriah, maka waktu magrib sudah terhitung hari baru.

Dalam hal ini, amalan seperti sholat nisfu Syaban sudah bisa dikerjakan mulai waktu magrib pada Sabtu, 24 Februari 2024.

Hal ini seperti yang disinggung oleh Buya Yahya dalam video YouTube Al-Bahjah TV bertajuk "Amalan di Malam Nishfu Sya'ban".

"Dengan kita memperbanyak ibadah di malam itu (malam nisfu Syaban), tentunya ibadah yang sudah diajarkan Nabi, di antaranya adalah mulai dari waktu magrib Anda melakukan salat berjemaah," kata Buya Yahya dalam video tersebut, dilihat detikSumut, Sabtu (24/2).

Dalil Sholat Nisfu Syaban

[Gambas:Youtube]

Sebelum mulai mengerjakan sholat nisfu Syaban, umat Islam harus mengetahui terlebih dahulu hukum yang mendasarinya. Sebab, dalam Islam, suatu ibadah bisa tertolak jika tidak berasal dari tuntunan Rasulullah.

"Barang siapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak." (HR. Muslim no. 1718)

Perihal ini, Buya Yahya mengatakan bahwa sholat nisfu Syaban pernah ditulis dalam kitab Imam Ghazali.

"Salat itu (salat nisfu Syaban) pernah ditulis oleh Imam Ghazali rahimakullahta'ala. Jadi, yang mengamalkan itu ikut Imam Ghazali," kata Buya Yahya dalam video Al-Bahjah TV "Sholat Apakah Di Malam Nisfu Sya'ban?", dilihat detikSumut, Kamis (22/2).

Hanya saja, Buya Yahya berkata, ulama seperti Ibnu Hajar menyatakan bahwa salat nisfu Syaban tidaklah ada. Dilansir Rumaysho, Ibnu Taimiyah juga menyebutkan hal sedemikian.

"Jika seseorang salat pada malam nisfu Syaban sendiri atau di jemaah yang khusus sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian salaf, maka itu suatu hal yang baik. Adapun jika dilakukan dengan kumpul-kumpul di masjid untuk melakukan salat dengan bilangan tertentu, seperti berkumpul dengan mengerjakan salat 1.000 rakaat, dengan membaca surah Al-Ikhlas terus menerus sebanyak 1.000 kali, ini jelas suatu perkara bidah, yang sama sekali tidak dianjurkan oleh para ulama." (Majmu' Al-Fatawa, 23: 131)

Kendati demikian, Buya Yahya tidak ingin mencibir golongan yang mempraktikkannya. Sebaliknya, ia mengajak orang-orang untuk beralih ke amalan-amalan yang memang telah disepakati para ulama.

"Kalau kita melihat ada orang melakukan salat 100 rakaat, kita lihat saja berapa waktu yang bisa dilakukan, 3-4 jam. (Waktu) 3-4 jam (itu) kita ganti dengan amalan-amalan (yang diajarkan oleh Rasulullah)," kata Buya Yahya dalam video Al-Bahjah TV "Amalan di Malam Nishfu Sya'ban".

"Sehingga, kita tidak akan ditegur oleh Imam Ibnu Hajar al-Haitami. Akan tetapi, kita pun masih menghidupkan malam nisfu Syaban dengan amal baik dengan ibadah," sambungnya.

Macam-Macam Salat yang Bisa Dikerjakan di Malam Nisfu Syaban

Shot of a Muslim young man worshiping in a mosqueilustrasi salat (Foto: Getty Images/Hammarby Studios)

Meskipun tidak ada salat khusus di malam nisfu Syaban bukan berarti kaum muslimin tidak boleh mengisi malam tersebut dengan sembahyang.

Masih merujuk penjelasan Buya Yahya dari video "Amalan di Malam Nishfu Sya'ban", umat Islam bisa mengisi malam nisfu Syaban dengan berbagai salat yang telah diajarkan oleh Nabi SAW.

Ia menganjurkan, umat Islam bisa memulainya dari salat magrib berjemaah. Kemudian, bisa dilanjut dengan salat-salat sunah lainnya, seperti salat rawatib, salat hajat, salat tasbih, hingga salat tahajud.

1. Salat Fardu Berjemaah

Ketika berada di malam nisfu Syaban, umat Islam jangan sampai hanya berfokus pada amalan sunah dan meninggalkan ibadah wajib. Mengawali malam nisfu Syaban dapat dengan mengerjakan salat Magrib berjemaah.

Begitu pula dengan salat Isya dan Subuh nantinya. Alangkah baiknya jika keduanya juga dikerjakan secara berjemaah.

Salah satu alasan utama dianjurkan mengerjakan salat secara berjemaah adalah karena, berdasarkan buku "Keutamaan sholat berjamaah: kajian hadits tematik" oleh Atho'illah Umar, permohonan pahala dari Allah lebih mudah dikabulkan jika dilakukan secara berjemaah ketimbang sendirian.

Di samping itu, tiap langkah dari orang yang bergegas menuju masjid untuk melaksanakan salat berjemaah akan dicatat sebagai kebaikan. Berdasarkan buku "Dahsyatnya Shalat Berjamaah" oleh DR. Fadhl Ilahi, dari Jabir bin Abdullah RA, ia berkata,

"Adalah Bani Salimah pernah berniat untuk pindah di dekat masjid. Ia menambahkan: sehingga kampung mereka menjadi kosong. Tatkala hal ini sampai kepada Nabi SAW, beliau bersabda, 'Wahai Bani Salimah, tetaplah di kampung kalian, dan akan dicatat bekas-bekas kalian'. Maka mereka berkata, 'Setelah itu, kami tidak pernah lagi berniat untuk pindah'." (HR. Muslim no. 665, 1/462)

2. Salat Rawatib

Apabila salat fardu telah ditegakkan, kata Buya Yahya, maka amalan selanjutnya yang dapat dikerjakan adalah salat rawatib. Apa itu?

Salat rawatib adalah salat yang dikerjakan sebelum atau sesudah salat fardu. Salat rawatib yang dikerjakan sebelum salat fardu dikenal sebagai qabliyah, sedangkan yang dikerjakan setelahnya disebut sebagai ba'diyah.

Secara keseluruhan, salat rawatib terdiri dari 20 rakaat dengan masing-masing dikerjakan sebanyak 2-4 rakaat.

Salat sunah satu ini pun memiliki banyak keutamaan. Salah satunya dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ummi Habibah. Dikutip dari buku "Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah Saw." oleh Ustadz Arif Rahman, Rasulullah SAW bersabda,

"Siapa saja yang rutin mengerjakan salat sunah sebelum zuhur sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sesudahnya, Allah pasti akan mengharamkan api neraka untuknya." (HR. Tirmizi, no. 393, 2/216)

3. Salat Witir

Dilansir laman Almanhaj, dari Abu Bashrah al-Ghifari RA, Nabi SAW bersabda,

"Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberi kalian tambahan salat, yaitu salat Witir, maka salat Witir-lah kalian antara waktu salat Isya' hingga salat Subuh." (HR. Ahmad no. 6680)

4. Salat Hajat

Seorang buta datang kepada Nabi lalu mengatakan, "Berdoalah engkau kepada Allah untukku agar menyembuhkanku." Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, "Apabila engkau mau, aku akan menundanya untukmu (di akhirat) dan itu lebih baik. Namun, apabila engkau mau, aku akan mendoakanmu." Orang itu pun mengatakan, "Doakanlah." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu menyuruhnya untuk berwudu dan memperbagus wudunya serta salat dua rakaat kemudian berdoa dengan doa ini, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa'atnya untukku." (HR. Ibnu Majah no. 1385 dan Tirmidzi no. 3578, dikutip dari laman Rumaysho).

5. Salat Tasbih

Berdasarkan buku "Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah Saw.", salat tasbih adalah salat yang didalamnya banyak membaca tasbih. Dalam empat rakaat pengerjaannya, bacaan tasbih yang diamalkan berjumlah 300 tasbih.

Salat sunah ini dapat dikerjakan di siang atau malam hari. Kaum muslimin dianjurkan untuk mengerjakannya tiap malam. Namun, jika tidak sanggup tiap minggu, maka bisa sekali seminggu, sekali sebulan, sekali setahun, atau sekali seumur hidup.

6. Salat Tahajud

Dikutip dari "Sholat Tahajud & Kebahagiaan" oleh Abd. Muqit, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Seutama-utama puasa setelah Ramadan ialah puasa di bulan Muharam, dan seutama-utama salat sesudah salat fardu ialah salat malam." (HR. Muslim no. 1982)

Berapa Rakaat Sholat Nisfu Syaban?

Adapun jumlah rakat salat yang dikerjakan pada malam nisfu Syaban tergantung pada jenis salat yang dikerjakan. Merujuk laman Rumaysho dan Konsultasi Syariah, berikut rincian rakaat macam-macam salat yang bisa dikerjakan di malam nisfu Syaban:

  • Salat fardu magrib: 3 rakaat
  • Salat ba'diyah Magrib: 2 rakaat
  • Salat fardu Isya: 4 rakaat
  • Salat ba'diyah Isya: 2 rakaat
  • Salat sunah witir: 1, 3, 5, 7, atau 9 rakaat
  • Salat sunah hajat: 2 rakaat
  • Salat sunah tasbih: 4 rakaat (satu atau dua salam)
  • Salat sunah tahajud: 11 atau 13 rakaat (dua rakaat salam, lalu ditutup witir)
  • Salat qabliyah Subuh: 2 rakaat
  • Salat fardu Subuh: 2 rakaat

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat detikers pahami bahwa salat, atau amalan lain, yang dikhususkan di malam nisfu Syaban tidaklah ada tuntunan langsung dari Rasulullah SAW.

"Tidak ada amalan khusus di malam nisfu Syaban. Akan tetapi, semua amalan yang bisa dilakukan di luar nisfu Syaban sangat baik kalau dilakukan di malam nisfu Syaban karena itu malam khusus yang Allah pandang hamba-Nya dengan pengampunan," terang Buya Yahya dalam video "Amalan di Malam Nishfu Sya'ban", dikutip detikSumut, Rabu (21/2).

Meskipun tidak ada sholat nisfu Syaban, kaum muslimin dapat menggantinya dengan salat-salat lain yang memang sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW, mulai dari salat fardu berjemaah, salat witir, salat hajat, hingga salat tahajud.

Umat Islam bisa mulai mengerjakan salat-salat tadi mulai waktu magrib pada Sabtu, 24 Februari 2024. Jumlah rakaatnya sendiri bisa disesuaikan dengan jenis salat yang dikerjakan.

Dengan mengerjakan salat-salat tersebut, insyaallah kita sudah terhitung menghidupkan malam nisfu Syaban sekaligus meneruskan sunah Rasulullah. Wallahua'lam bishawab.




(mff/nkm)


Hide Ads