4 Wajah Pulau Kemaro: Dari Kamp Tahanan PKI hingga Wisata Religi

Sumatera Selatan

4 Wajah Pulau Kemaro: Dari Kamp Tahanan PKI hingga Wisata Religi

Suki Nurhalim - detikSumbagsel
Rabu, 11 Sep 2024 18:40 WIB
Pagoda Pulau Kemaro Palembang. (Prima Syahbana/detikSumut)
Pagoda Pulau Kemaro Palembang/Foto: Prima Syabana/detikSumut
Palembang - Berikut ini sederet wajah Pulau Kemaro di Palembang mulai tahun 1965 sampai 2012. Mulai menjadi kamp tahanan orang Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga dikenal sebagai wisata religi.

Pulau Kemaro merupakan sebuah delta yang terletak di tengah-tengah Sungai Musi bagian Hilir, yang telah membelah Kota Palembang. Jarak tempuh menuju Pulau Kemaro dari dermaga di bawah Jembatan Ampera atau Dermaga Benteng Kuto Besak (BKB) sekitar 5 km. Sedangkan dari PT Intirub hanya berkisar 1 km.

Secara administratif, Pulau Kemaro masuk Kelurahan 1 Ilir, Kecamatan Ilir Timur 2, Kota Palembang. Karena Pulau Kemaro berada di tengah-tengah Sungai Musi, maka secara geografis Pulau Kemaro terletak di antara 10-40Β° Lintang Selatan dan 12-108Β° Bujur Timur.

Mulai tahun 1965 sampai 2012, fungsi Pulau Kemaro berubah-ubah. Seperti yang diterangkan dalam jurnal berjudul Tinjauan Historis tentang Fungsi Pulau Kemaru di Palembang, Sumatera Selatan Tahun 1965-2012 yang disusun Anisah, Ali Imron, dan Muhammad Basri dari FKIP Unila.

Penelitian yang mereka lakukan menyimpulkan bahwa fungsi Pulau Kemaro sejak 1965 hingga 2012 terbagi menjadi empat fase. Berikut ini uraiannya.

Tahun 1965-1967

Fungsi Pulau Kemaro pada tahun 1965-1967 adalah sebagai kamp tahanan bagi orang atau simpatisan PKI. Di kamp tersebut telah terjadi serangkaian peristiwa mengenaskan yang banyak menewaskan para tapol (tahanan politik).

Tahanan politik yang dibawa ke kamp tersebut berasal dari berbagai penjuru Sumatera. Mereka dibawa menggunakan truk dan kereta api.

Luas kamp tahanan bagi orang PKI di Pulau Kemaro mencapai tiga hektare. Pulau Kemaro dipilih sebagai tempat tahanan karena dinilai strategis, sebab lokasinya berada di tengah Sungai Musi yang sulit diakses dan jauh dari keramaian.

Tidak diketahui persis soal jumlah tahanan yang pernah ditahan di kamp tersebut. Waktu itu, kamp dijaga ketat aparat militer. Masyarakat yang menggunakan perahu, getek ataupun jukung yang melintas di depan kamp tidak boleh memasuki radius 200 meter dari kamp. Kondisi tersebut membuat kamp benar-benar tertutup dari masyarakat umum.

Tahun 1968-1997

Fungsi Pulau Kemaro di tahun 1968-1997 adalah sebagai tempat permukiman dan tempat ibadah. Sejak tahun 1968, pulau tersebut mulai dihuni oleh penduduk dan jumlahnya terus meningkat.

Peningkatan kesejahteraan penduduk terjadi secara perlahan. Penduduk mulai berusaha menciptakan sesuatu untuk menunjang kehidupannya di Pulau Kemaro seperti membangun rumah, infrastruktur jalan dari kayu, dermaga, serta fasilitas-fasilitas umum kebutuhan penduduk.

Selain itu, pada periode ini Pulau Kemaro juga mulai dijadikan sebagai tempat pemujaan. Banyak masyarakat yang mengunjungi Pulau Kemaro untuk berdoa, berziarah dan meminta peruntungan.

Adanya sebuah petilasan (makam keramat) yang dipercaya masyarakat Palembang pada umumnya dan masyarakat Palembang keturunan Tionghoa pada khususnya, sebagai asal muasal dari keberadaan Pulau Kemaro, telah menjadikan pulau ini ramai dikunjungi. Pengunjung yang datang bukan hanya dari dalam Sumatera Selatan saja.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, keunikan dan kereligiusan pulau ini mulai dikenal di kancah dunia. Sehingga pengunjung yang datang bukan hanya lokal, akan tetapi dari luar kota hingga Internasional.

Tahun 1998-2007

Fungsi Pulau Kemaro tahun 1998-2007 adalah sebagai lahan pertanian. Pola fikir penduduk yang semakin maju, didukung dengan lokasi yang berada di tengah-tengah sungai, sangat mendukung untuk dibukanya lahan pertanian guna meningkatkan taraf hidup penduduk Pulau Kemaro.

Seiring dengan perubahan zaman, penduduk setempat mulai bijak dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan membuka sawah-sawah lebak untuk menanam padi. Selain itu, penduduk setempat juga memanfaatkan lahan yang ada dengan menanam jagung dan pisang.

Kemajuan itu turut menciptakan banyak lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat yang awalnya hanya mengandalkan Sungai Musi untuk mencari ikan. Dengan demikian kebutuhan pangan penduduk dapat tercukupi dengan baik, bahkan penduduk dapat menjual sebagian besar dari hasil pertanian di pasar-pasar yang berada di kota untuk menambah keuangan rumah tangga.

Tahun 2008-2012

Suasana ramai di malam puncak perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang.Suasana ramai di malam puncak perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang. Foto: Rio Roma Dhoni

Fungsi Pulau Kemaro tahun 2008-2012 adalah sebagai objek wisata ritual atau religi. Kepercayaan yang berkembang di tengah masyarakat yakni tentang legenda terbentuknya pulau, keindahan serta kereligiusannya. Sehingga membuat pulau tersebut dinilai berpotensi menarik wisatawan.

Pada periode ini, pengunjung yang datang bukan hanya untuk keperluan ibadah saja. Banyak juga pengunjung yang hanya hendak berwisata.

Melihat adanya potensi tersebut, pemerintah setempat meresmikan Pulau Kemaro sebagai salah satu objek wisata yang dapat menarik banyak wisatawan lokal, regional, dan
Internasional. Sebagai objek wisata ritual, Pulau Kemaro telah memberikan kontribusi besar dalam sektor ekonomi.

Banyaknya wisatawan yang datang berdampak positif dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi penduduk setempat. Saat ini, Pulau Kemaro menjadi pusat dari kegiatan keagamaan bagi seluruh umat Tridharma di Kota Palembang. Pada perayaan-perayaan besar umat Tridharma, ribuan umat akan mendatangi pulau unik ini.


(sun/trw)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detiksumbagsel


Hide Ads