Pulau Maut dan Pulau Cinta di Sungai Musi

Sumatera Selatan

Pulau Maut dan Pulau Cinta di Sungai Musi

Suki Nurhalim - detikSumbagsel
Senin, 09 Sep 2024 15:20 WIB
Ritual Cari Jodoh di Pohon Cinta
Pohon Cinta di Pulau Kemaro/oto: detik
Palembang -

Pulau Kemaro berada di tengah Sungai Musi, Palembang. Dalam legenda yang berkembang, pulau ini disebut Pulau Cinta. Namun dalam sejarah yang kelam, Kemaro disebut Pulau Maut.

Bagi warga Palembang atau Sumatra Selatan (Sumsel), nama Pulau Kemaro tentu saja sudah melekat dalam ingatan. Terutama bagi etnis Tionghoa. Buktinya pada 22 Februari 2024, perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro diserbu 40 ribu pengunjung.

Terlepas dari itu, tidak semua orang tahu bahwa Pulau Kemaro memiliki dua julukan yakni Pulau Cinta dan Pulau Maut. Penasaran dengan asal-usul dari dua julukan tersebut? Simak ulasan singkat berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Cinta yang Tragis

Julukan Pulau Cinta tak lepas dari kisah cinta yang melegenda. Kisah cinta saudagar China, Tan Bun An dan putri Raja Sriwijaya, Siti Fatimah. Dikutip detikTravel, kisah cinta mereka bersemi pada zaman Kerajaan di Palembang.

Alkisah, Tan mengajak Siti ke China untuk bertemu orang tuanya. Lalu mereka kembali ke Palembang dengan buah tangan 7 guci pemberian orang tua Tan.

ADVERTISEMENT

Saat masih mengarungi Sungai Musi, Tan tak sabar membuka salah satu guci dan ternyata hanya berisi sawi asin. Tan marah dan menendang semua guci tersebut ke Sungai Musi.

Namun ada emas keluar dari guci ketujuh, yang tak sengaja jatuh ke dek kapal. Tanpa pikir panjang, Tan terjun ke sungai untuk menemukan emas lainnya dari guci yang sudah ia tenggelamkan. Nahas, Tan tak kunjung kembali ke permukaan sungai.

Batu yang bertuliskan sejarah Pulau KemaroBatu yang bertuliskan sejarah Pulau Kemaro/ Foto: detik

Sang pengawal kemudian terjun ke sungai dengan maksud menyelamatkan Tan. Namun ia juga tak kunjung kembali ke permukaan sungai. Sehingga Siti turut melompat ke sungai. Pada akhirnya, mereka semua tak pernah lagi terlihat.

Legenda tersebut diperkuat dengan adanya pohon cinta di Pulau Kemaro. Pohon unik yang lebih rendah dari pohon lainnya ini diyakini sebagai lambang cinta Tan dan Siti yang hilang tenggelam.

Mitosnya, sepasang kekasih yang menuliskan nama mereka di pohon cinta tersebut, maka hubungannya akan abadi. Mitos tersebut menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung.

Namun mitos lain menyebut siapa saja yang mencoret atau merusak pohon tersebut akan sakit, kesurupan, atau bahkan mengakibatkan kematian. Kini, pohon tersebut sudah dilindungi pagar pembatas. Harapannya tidak ada pengunjung yang jahil melakukan coret-coret lagi.

Sejarah Kelam Pulau Kemaro

Pulau Kemaro dijuluki Pulau Maut bukan tanpa alasan. Dalam jurnal berjudul Tinjauan Historis tentang Fungsi Pulau Kemaru di Palembang, Sumatera Selatan Tahun 1965-2012 yang disusun Anisah, Ali Imron, Muhammad Basri dari FKIP Unila, diterangkan bahwa pemerintahan Orde Baru menetapkan kebijakan untuk menumpas habis Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga ke akar-akarnya pada 1965. Sejak itu pula, Pulau Kemaro dijadikan salah satu tempat untuk mengasingkan tahanan politik yang dianggap terlibat, anggota, pengurus, simpatisan, hingga organisasi-organisasi di bawah PKI.

Luas kamp tahanan anggota PKI di Pulau Kemaro mencapai tiga hektare. Pulau Kemaro dipilih sebagai tempat tahanan karena dinilai strategis, sebab lokasinya berada di tengah Sungai Musi yang sulit diakses dan jauh dari keramaian.

Fungsi Pulau Kemaro sebagai kamp tahanan anggota PKI tidak berlangsung lama, atau hanya sampai tahun 1967. Meski begitu, Pulau Kemaro sempat dijuluki sebagai Pulau Maut. Sebab, siapa saja yang masuk ke pulau itu dapat dipastikan tidak akan pernah selamat. Di kamp tersebut telah terjadi serangkaian peristiwa mengenaskan yang banyak menewaskan para tapol (tahanan politik).

Sekilas tentang Pulau Kemaro

Pulau Kemaro merupakan sebuah delta yang terletak di tengah-tengah Sungai Musi bagian Hilir, yang telah membelah kota Palembang. Pulau ini berada dalam kawasan industri karena bersebelahan dengan Sungai Gerong Plaju dan Pertamina.

Jarak tempuh menuju Pulau Kemaro dari dermaga di bawah Jembatan Ampera atau Dermaga Benteng Kuto Besak (BKB) sekitar 5 km. Sedangkan dari PT Intirub hanya berkisar 1 km.

Secara administratif, Pulau Kemaro masuk Kelurahan 1 Ilir, Kecamatan Ilir Timur 2, Kota Palembang. Karena Pulau Kemaro berada di tengah-tengah Sungai Musi, maka secara geografis Pulau Kemaro terletak di antara 10-40Β° Lintang Selatan dan 12-108Β° Bujur Timur.

Di sebelah Utara, Pulau Kemaro berbatasan dengan Kecamatan Ilir Timur II. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ilir Barat I. Sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Seberang Ulu I dan sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Lais.

Sebagian besar penduduk yang bermukim di Pulau Kemaro beragama Islam dan hanya sebagian kecil yang beragama Budha. Di Pulau Kemaro tumbuh dan berkembang dua kebudayaan dan dua kepercayaan, yang setiap harinya saling berinteraksi dengan sangat baik sebagai mana mestinya. Ada kebudayaan Muslim dan kebudayaan Tionghoa.




(sun/trw)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detiksumbagsel

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads