Mengenal Tradisi Rumpak-rumpak, Berkeliling Rumah Warga Setelah Salat Idul Fitri
Tradisi rumpak-rumpak adalah sebuah warisan budaya tak benda yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Tradisi ini memiliki nilai-nilai yang cukup tinggi, salah satunya menghargai dan mengapresiasi perbedaan.
Tradisi rumpak-rumpak merupakan tradisi untuk mempererat tali silaturahmi antar warga setempat dengan melakukan sanjo atau berkeliling rumah-rumah warga setelah salat Idul Fitri. Saat berkunjung, masyarakat yang mengikuti tradisi ini akan bersilaturahmi lalu menyantap hidangan yang telah disajikan dan ditutup dengan doa bersama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahukah detikers, tradisi ini masih dipakai sampai saat ini di sebagian wilayah Palembang. Berikut detikSumbagsel merangkum mengenai tradisi rumpak-rumpak mulai dari sejarah dan proses kegiatan tradisi ini.
Apa itu Tradisi Rumpak-rumpak?
Dilansir dari Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Daerah (Bappeda) Sumatera Selatan, tradisi rumpak-rumpak merupakan tradisi untuk memeriahkan acara keagamaan Islam yaitu untuk memperingati hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur dan kebahagiaan yang diungkapkan oleh masyarakat di Palembang khususnya Kelurahan Kuto Batu dan Kelurahan I Ulu.
Tradisi Rumpak-rumpak dimulai setelah salat Idul Fitri lalu dilanjutkan berkunjung ke rumah-rumah warga untuk bersilaturahmi. Saat berkunjung ke rumah warga, mereka akan disuguhkan beberapa makanan khas Palembang, kemudian acara ditutup dengan doa bersama di rumah warga tersebut.
Sejarah Tradisi Rumpak-rumpak
Dilansir dari Jurnal UIN Raden Fatah, tradisi rumpak-rumpak sudah ada di Kota Palembang sejak ratusan tahun yang lalu dan hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Tradisi ini berasal dari keturunan Arab di Palembang khususnya Kelurahan Kuto Batu dan Kelurahan I Ulu.
Tradisi rumpak-rumpak dilakukan setelah masyarakat melaksanakan salat Idul Fitri. Tradisi ini dilaksanakan selama 2 sampai 3 hari setelah salat Idul Fitri dari pagi sampai siang hari. Tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur dan kebahagiaan yang diungkapkan oleh masyarakat di Palembang di kawasan Ulu dan Ilir.
Tradisi rumpak-rumpak ini bermanfaat untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga, teman dan masyarakat sekitar di wilayah tersebut sehingga terjalin keharmonisan yang baik dan saling mengenal satu sama lain untuk memeriahkan hari raya umat Islam.
Proses Kegiatan Rumpak-rumpak
Dilansir dari Portal Informasi Indonesia, setelah salat Idul Fitri masyarakat akan berkumpul dahulu di masjid atau rumah tetua adat. Kemudian para peserta rumpak-rumpak ini akan mulai mengunjungi rumah-rumah warga untuk berkeliling mengunjungi rumah-rumah tetangga di suatu kampung atau disebut sanjo. Warga akan melakukan sanjo dengan memainkan alat musik terbangan atau rebana yang diiringi shalawat Nabi serta Syair.
Saat berkunjung ke rumah warga, peserta rumpak-rumpak ini akan dihidangkan aneka makanan asli Palembang seperti tekwan, kue-kue kering dan kue-kue basah oleh tuan rumah. Jika di dalam peserta rumpak-rumpak ini terdapat anak-anak, maka tuan rumah akan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada anak-anak tersebut.
Selain itu, masyarakat akan bersilaturahmi dengan cara bersalam-salaman lalu tradisi ini ditutup dengan pembacaan doa di rumah warga tersebut.
Demikian informasi tentang sejarah hingga proses kegiatan tradisi rumpak-rumpak. Semoga informasi ini bermanfaat bagi detikers yang ingin berkunjung ke Palembang.
(dai/dai)