Masjid bersejarah di Palembang memiliki riwayat sejarah yang menarik untuk dipelajari. Bahkan, ada masjid yang memiliki ciri khas menarik mulai dari arsitektur bangunan mencolok hingga ornamen yang terdapat pada bangunan tersebut memiliki simbol dan asal usul tersendiri.
Masjid bersejarah di Palembang di antaranya memiliki hasil akulturasi dari dua budaya yang berbeda serta ciri khas yang unik dan beragam. Masjid bersejarah yang ada di Palembang ini juga telah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya tetapi arsitektur dan ke khasannya masih dipertahankan hingga sekarang.
Berikut detikSumbagsel rangkum masjid bersejarah di Palembang beserta lokasi dan sejarah singkatnya. Apa saja? Simak penjelasannya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Masjid Sultan Mahmud Badarrudin Jayo Wikramo
Masjid Sultan Mahmud Badarrudin Jayo Wikramo ini dulu dikenal dengan nama Masjid Agung Palembang. Masjid ini adalah salah satu peninggalan Kesultanan Palembang. Pendiri masjid ini adalah Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. Dilansir dari website resmi Yayasan Masjid Agung Palembang, arsitektur masjid ini mempunyai ciri khas budaya lokal yaitu Melayu dan Palembang.
Kolaborasi ini menghasilkan dua unsur yaitu lantai candi dan atap limas yang denahnya bujur sangkar dan selalu bersusun serta puncak stupa yang seperti payung-payung terbuka. Barulah pada bagian teratas terdapat atap yang berbentuk Limas dengan mustika berbentuk bunga merekah sedangkan keempat sisinya melengkung menjurai dengan gaya arsitektur mirip Cina. Kemudian, Masjid Agung pertama kali diresmikan pemakaiannya pada 26 Mei 1748.
Masjid Agung Palembang didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin 1 Jayo Wikramo yang merupakan seorang raja yang alim dan soleh dengan segudang konsep-konsep pemikirannya yang modern. Bangunan Masjid Agung ini berbentuk segi empat, dengan luas mencapai 1.080 m2 di atas lahan seluas 2.5 hektare. Masjid Agung berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, 19 ilir, Kecamatan Bukit Kecil, Kota Palembang.
2. Masjid Cheng Ho Palembang
Masjid Cheng Ho Palembang berlokasi di 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1, Kota Palembang atau di depan Pasar Induk Jakabaring, Kota Palembang. Masjid Cheng Ho Palembang memiliki dua lantai. Lantai pertama digunakan untuk jamaah laki laki, sedangkan lantai dua digunakan khusus untuk jamaah perempuan. Secara keseluruhan bangunan masjid ini mampu menampung sekitar 500 jemaah.
Masjid Cheng Ho Palembang didominasi warna pink dengan pilar-pilar berwarna merah yang identik dengan budaya Tionghoa. Atapnya terdapat kubah berwarna hijau dengan bulan sabit dan bintang. Sementara di keempat sudut bangunan terdapat atap berbentuk limas berwarna hijau seperti rumah adat di Palembang.
Di gerbang atau gapura masjid yang bergaya Tiongkok, dengan pilar merah dan atap limas berwarna kuning emas, terdapat sebuah papan nama bertuliskan "Masjid Muhammad Cheng Hoo", lengkap dengan aksara Mandarin. Dilansir dari website Indonesia Kaya, Pemberian nama Cheng Ho juga bukan tanpa alasan. Cheng Ho (Zheng He), yang dikenal sebagai panglima angkatan laut Tiongkok pada ke-15, diyakini memimpin ekspedisi keliling dunia, termasuk ke Palembang.
3. Masjid Suro
Masjid Suro atau Masjid Al-Mahmudiyah adalah salah satu masjid tertua di Kota Palembang. Masjid Suro berlokasi di Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang. Masjid ini dibangun di luas tanah sekitar 900 m2 dengan status tanah merupakan tanah wakaf. Masjid Suro dapat menampung jamaah mencapai 500 orang. Masjid Suro dibangun oleh seorang ulama besar yaitu KH Abdurahman Delamat (Ki Delamat) di atas tanah wakaf milik Kiai Kiagus H Khotib Mahmud tahun 1889.
Dilansir dari website sistem informasi masjid, pada masa penjajahan Belanda, Masjid Suro pernah dibongkar dan dilarang untuk dipergunakan sebagai tempat ibadah selama kurang lebih 36 tahun. Setelah kepengurusan masjid diserahkan kepada Kiai Kgs. H. Mahmud Usman atau Kiai Khotib, akhirnya nama masjid ini berubah menjadi Masjid Al-Mahmudiyah.
Pada saat Bulan Ramadhan, Masjid Suro mempunyai tradisi yaitu membagikan bubur daging kepada orang yang berbuka di masjid dan warga sekitar terutama anak-anak. Tradisi secara turun temurun ini dilakukan sejak masjid tersebut didirikan oleh zaman Belanda.
4. Masjid Ki Marogan
Masjid Kiai Muara Ogan atau Masjid Ki Marogan adalah salah satu masjid tertua di Palembang, Sumatera Selatan. Masjid Ki Marogan terletak di Jalan Ki Marogan Kecamatan Kertapati Kota Palembang.
Dilansir dari website resmi Masjid Ki Muara Ogan, Masjid ini didirikan oleh Mgs. H. Abdul Hamid seorang ulama Palembang yang sangat terkenal dan usahawan yang sukses. Kiai Masagus Haji Abdul Hamid bin Mahmud alias Kiai Marogan mendirikan masjid di pertemuan antara Sungai Musi dan sungai Ogan yang dibangun kira-kira tahun 1871 M, dari segi arsitektur bangunan masjid ini sama dengan Masjid Agung Palembang.
Masjid ini bernama Masjid Jami' Kiai Haji Abdul Hamid bin Mahmud. Akan tetapi masjid ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan Masjid Kiai Muara Ogan yakni masjid yang didirikan oleh Kiai yang bertempat tinggal di tepi sungai Musi di Muara Sungai Ogan. Lama-kelamaan penyebutan Muara Ogan berubah menjadi Marogan atau Merogan sehingga nama Masagus Haji Abdul Hamid sering dipanggil Kiai Masagus Haji atau Kiai Marogan. Masjid ini dapat menampung hingga 1500 jemaah.
5. Masjid Lawang Kidul
Masjid Lawang Kidul merupakan masjid kedua di Palembang yang didirikan Kiai Muara Ogan dilansir dari website kearifan lokal palembang. Bagian menarik dari masjid ini adalah terdapat dua ukiran kayu dengan cat perak. Selain itu, material dan bentuk mimbar masjid ini masih asli. Interior Masjid Lawang Kidul juga masih menampakkan keaslian.
Masjid Lawang Kidul beralamat di Jalan Slamet Riyadi Kecamatan Lawang Kidul Kecamatan Ilir Timur II Kota Palembang. Masjid Lawang Kidul termasuk salah satu masjid tertua di Palembang, Sumatera Selatan. Masjid ini berdiri pada tahun 1881 dan memegang peran penting baik sebagai pusat penyebaran Islam maupun dijadikan markas para pejuang setempat pada masanya.
Demikian informasi mengenai masjid bersejarah serta lokasinya di Kota Palembang. Semoga informasi tersebut bermanfaat bagi detikers yang ingin mengunjungi masjid-masjid bersejarah di Kota Palembang.
(csb/csb)