Eceng Gondok di Sungai Musi Disulap Jadi Produk Bernilai Ekonomis

Sumatera Selatan

Eceng Gondok di Sungai Musi Disulap Jadi Produk Bernilai Ekonomis

Rio Roma Dhoni - detikSumbagsel
Minggu, 29 Sep 2024 09:00 WIB
Kesibukan ibu-ibu di Palembang membuat produk bernilai ekonomis dari eceng gondok.
Foto: Kesibukan ibu-ibu di Palembang membuat produk bernilai ekonomis dari eceng gondok. (Rio Roma Dhoni)
Palembang -

Banyaknya tumbuhan eceng gondok yang mengalir di Sungai Musi Palembang menjadi ide bagi Welis Fatimah (39). Selain prihatin dengan kondisi eceng gondok yang mengotori sungai, Welis pun meyakini bahwa tumbuhan tersebut bisa dibuat menjadi produk bernilai.

Seperti diketahui, eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Welis pun mengajak ibu-ibu di sekitar rumahnya di Jalan Sersan Zaini, Kelurahan 2 Ilir, Kecamatan Ilir Timur (IT) II untuk berkreasi mengolah eceng gondok menjadi produk bernilai.

Mereka pun diajak bergabung dalam Bank Sampah Kebumen Gemilang Sejahtera (KGS). Di sana, Welis dipercayakan menjadi Direktur Bank Sampah KGS. Ia mengatakan ide untuk membuat atau kerajinan tersebut karena prihatin dengan banyaknya eceng gondok yang tumbuh di perairan Sungai Musi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Idenya itu kita prihatin dengan adanya eceng gondok yang terbengkalai di perairan Sungai Musi. Jadi kami memanfaatkan itu untuk dijadikan kerajinan," katanya, Sabtu (28/9/2024).

Usaha tersebut sudah dirintisnya sejak awal tahun 2023 lalu dan sudah memiliki 10 anggota. Namun ia juga memberikan pelatihan kepada ibu-ibu yang ada di sekitar rumahnya untuk belajar membuat kerajinan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Kalau anggotanya ada 10 orang, terdiri dari anak muda dan ibu-ibu. Kita juga melakukan pelatihan dan mengenalkan cara pembuatan kerajinan tersebut. Ya berharap agar bisa menaikkan pendapatan ekonomi warga sekitar," ujarnya.

Mulanya, mereka mengambil tumbuhan eceng gondok tersebut di sekitar Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya, Palembang. Kemudian eceng gondok tersebut dikeringkan dengan cara dijemur selama dua minggu hingga satu bulan setengah tergantung cuaca.

Welis mengatakan setelah bahan baku tersebut kering, selanjutnya dianyam yang dilakukan oleh para ibu-ibu dan anggotanya, kemudian siap dibuat menjadi berbagai jenis kerajinan yang bernilai ekonomis.

"Dinas Pariwisata Palembang sangat mendukung kegiatan ini. Kerajinan atau produk yang dibuat di sini ada topi, tas, keranjang dan ada produk lainnya seperti celengan, sendal dan tempat pensil atau pena," tuturnya.

Pembuatan satu kerajinan tersebut memakan waktu pengerjaan sekitar 3 hari sampai satu minggu tergantung kerumitan. Untuk penjualannya, kata dia, masih di sekitar wilayah Palembang dan Sumsel.

"Harganya bervariasi, kalau tempat pensil Rp 25 ribu, Sendal Rp 85 ribu, tas Rp 75 ribu dan topi mulai dari harga Rp 120 ribu. Kita buat banyak kalau ada pesanan tapi untuk pelatihan ini sering kita lakukan agar ibu-ibu disini semakin mahir. Kalau omset per bulan belum banyak tentatif kadang naik kadang turun," ujarnya.




(dai/dai)


Hide Ads