10 Contoh Teks Negosiasi Singkat hingga Berbagai Kondisi

10 Contoh Teks Negosiasi Singkat hingga Berbagai Kondisi

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Rabu, 15 Jan 2025 06:00 WIB
Job Interview
Ilustrasi negosiasi (Foto: Thinkstock)
Palembang -

Pernahkah menawar harga yang dianggap mahal hingga mendapat kesepakatan bersama? Jika pernah, itu adalah bentuk dari negosiasi.

Kegiatan bernego biasa dilakukan antara penjual dan pembeli. Namun, dalam hal kehidupan ini, ada banyak persoalan yang bisa diselesaikan dengan negosiasi. Nah, inilah yang menjadi pelajaran bagi siswa sekolah tingkat menengah atas atau SMA.

Materi teks negosiasi diperkenalkan di bangku SMA. Biasanya, guru akan memberikan penjelasan singkat mengenai pelajaran tersebut dan meminta siswa membuat contoh hingga dipraktekkan di kelas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Teks Negosiasi

Dikutip Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia dalam Repositori Kemendikbud, negosiasi merupakan proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya. Bisa jadi perorang, kelompok atau organisasi.

Negosiasi juga termasuk bentuk interaksi sosial yang berusaha menyelesaikan perbedaan dengan cara yang baik tanpa merugikan satu sama lain. Sebagaimana dijelaskan dalam buku Bahasa Indonesia kelas X milik Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, dan Istiqomah.

ADVERTISEMENT

Tujuan Teks Negosiasi

Dalam pengerjaannya, teks negosiasi mempunyai beberapa tujuan penting sehingga dijadikan solusi bagi beberapa pihak ketika menghadapi persoalan atau masalah. Inilah tiga tujuannya:

1. Mencapai kesepakatan yang memiliki kesamaan persepsi, saling pengertian, dan persetujuan.

2. Mencapai penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi secara bersama.

3. Mencapai kondisi saling menguntungkan dan tidak ada yang dirugikan atau dikenal win win solution.

Ciri-ciri Teks Negosiasi

Sebelum masuk ke bagian contoh, sebaiknya memahami ciri-ciri dari teks ini. Ada beberapa ciri khas yang menunjukkan bahwa sebuah teks masuk kategori negosiasi. Berikut poin-poinnya:

1. Menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan

2. Mengarah pada tujuan praktis

3. Memprioritaskan kepentingan bersama

4. Menjadi sarana untuk mencari penyelesaian

Selain itu, perlu memahami bagian dari struktur teks negosiasi yang terdiri atas tujuan bagian yakni:

a. Orientasi: Kalimat pembuka, biasanya dibubuhi salam. Fungsinya untuk memulai nego.

b. Permintaan: Suatu hal berupa barang ataupun jasa yang ingin dibeli oleh pembeli atau konsumen.

c. Pemenuhan: Berupa barang atau jasa dari pemberi jasa penjual yang diminta atau pembeli atau konsumen.

d. Penawaran: Puncak dari nego atau tawar-menawar

e. Persetujuan: Keputusan antara dua belah pihak untuk penawaran yang sudah dilakukan.

f. Pembelian: Keputusan konsumen jadi menerima atau menyetujui penawaran itu.

g. Penutup: Kalimat penutup atau salam.

10 Contoh Teks Negosiasi

Dari paparan di atas, sudah mengenali bagian-bagian dari teks tersebut. Untuk memudahkan pengerjaan soal atau tugas dari guru, inilah beberapa contoh yang jadi referensi.

1. Negosiasi Pengusaha dan Pegawai Bank

Pengusaha: "Selamat pagi, Pak. Saya hendak membicarakan terkait peminjaman modal yang ingin saya ajukan."
Pegawai Bank: "Selamat pagi juga, Pak. Kamu juga telah membaca proposal peminjaman modal yang Anda ajukan. Menurut kami, usaha toko roti yang akan bapak buat cukup menarik."
Pengusaha: "Iya, Pak. Saya hendak beralih profesi dari karyawan kantor menjadi pengusaha roti."
Pegawai Bank: "Telah dijelaskan beserta rinciannya pada proposal bapak bahwa dana yang dibutuhkan bapak sebesar 80 juta. Berdasarkan pengalaman perusahaan kami, atas pengajuan modal serupa oleh perusahaan lain, sebenarnya modalnya cukup 70 juta teks saja. Sedangkan pengembalian angsuran sebesar 4 juta per bulan termasuk bunganya. Bagaimana Pak?"
Pengusaha: "Apa tidak bisa dinaikkan lagi nominal peminjamannya, Pak. Saya merasa 70 juta masih kurang untuk melengkapi usaha roti saya."
Pegawai Bank: "Bagaimana jika 75 juta, Pak? Itu nominal maksimal untuk pengajuan seperti ini dengan jaminan sertifikat tanah yang akan dibangun toko roti tersebut."
Pengusaha: "Baik, Pak. Saya rasa itu nominal yang cukup."
Pegawai Bank: "Baik jika begitu, Pak. Silahkan baca bekasnya secara teliti dan tanda tangan jika setuju.
Pengusaha: Baik, Pak. Saa setuju. Saya sangat berterima kasih.
Pegawai Bank: Sama-sama

2. Negosiasi Siswa Sekolah dan Toko Buku

Siswa: "Permisi, selamat siang."
Penjual: "Iya, selamat siang juga. Ada yang bisa saya bantu?"
Siswa: "Iya, saya mencari buku novel Siti Nurbaya, ada?"
Penjual: "Baiklah, saya coba carikan silakan menunggu di ruang tunggu, ya.
Siswa: Baik pak, terima kasih."
Penjual: "Kebetulan saya cari di gudang masih tersisa satu, ini bukunya."
Siswa: "Berapa harga buku ini, Pak?
Penjual: Rp 58.000 saja."
Siswa: "Wah, lumayan juga ya harganya. Kalau saya tawar jadi Rp 45.000 gimana pak."
Penjual: "Buku ini sudah langka, jadi harga segitu terlalu murah."
Siswa: "Uang saya tidak cukup. Kalau Rp 48.000 gimana, Pak. Saya harapnya Bapak mau membantu. Ini untuk tugas sekolah soalnya."
Penjual: "Itu terlalu murah, kalau Rp 55.000, gimana?"
Siswa: "Uang saya hanya Rp 50.000, Pak."
Penjual: "Yasudah kalau begitu, saya akan berikan buku ini seharga Rp 50.000."
Siswa: Oke, saya beli bukunya.

3. Negosiasi di Pasar

Penjual: "Selamat pagi, Bu Heri. Wah sudah belanja macam-macam, ya?"
Bu Heri: "Iya, Pak. Nanti sore ada arisan. Jadi, hari ini rencananya masak agak lebih banyak dibandingkan biasanya."
Penjual: "Ohh. Itu kebetulan dagingnya segar-segar, Bu. Baru sampai Subuh tai. Belum kena freezer. Ibu mau daging apa? Kambing atau sapi."
Bu Heri: "Sapi saja, Pak."
Penjual: "Mau bagian mana, Bu. Paha atau iga."
Bu Heri: "Paha sekilo berapa, Pak?"
Penjual: "Masih sama kayak kemarin, Rp 110.000, Bu."
Bu Heri: "Kalau iga?"
Penjual: "Buat Bu Heri, saya berikan diskon jadi Rp 105.000 per kilonya."
Bu Heri: "Kalau begitu saya ambil daging bagian paha 1 kg, iga 1/5 kg. Harganya boleh kurang kan, Pak. Saya sudah beli banyak."
Penjual: "Ya, sudah. Khusus buat ibu, semuanya jadi Rp 210.000 saja."
Bu Heri: "Terima kasih, Pak. Bonus tulang, juga yak. Mau bikin kaldu soalnya."
Penjual: "Siap Ibu. Pokoknya beres."

4. Negosiasi Penjual dan Pembeli

Penjual: "Selamat, pagi. Selamat datang di toko saya."
Pembeli: "Selamat pagi. Mau tanya, ada patung Garuda Wisnu Kencana yang dibuat dari kayu gak."
Penjual: "Ya, ada. Di sebelah sana, yang besar atau kecil"
Pembeli: "Ukuran sedang saja, terbuat dari kuningan ada gak?"
Penjual: "Ya, ini. Tidak terlalu besar. Tapi dibuat dari kayu. Kalau kuningan habis."
Pembeli: "Ya, dari kayu tidak apa-apa. Untuk koleksi pribadi, kira-kira berapa harganya."
Penjual: "Rp 300.000."
Pembeli: "Wah, mahal sekali. Kalau Rp 200.000 gimana?"
Penjual. "Belum boleh, murah sekali itu. Gimana kalau Rp 285.000."
Pembeli: "Belum deh kalau segitu. Rp 250.000 aku ambil."
Penjual: "Sebenarnya harga segitu tipis banget untungnya. Tapi buat ibu, ya sudahlah gak apa-apa. Ada lagi, yang mau dibeli?"
Pembeli: "Gak, itu saja. Ini uangnya."
Penjual: "Terima kasih, Bu."
Pembeli: "Sama-sama, terima kasih juga."

5. Negosiasi Cuti Kerja

Karyawan: "Permisi, Bu. Bisa minta waktu sebentar?"
Atasan: "Ada apa, ya?"
Karyawan: "Begini, Bu. Istri saya tadi pagi melahirkan. Karena tidak dapat mengurus dapur, bisa saya meminta cuti kerja?"
Atasan: "Wah, selamat ya. Bayinya laki-laki atau perempuan?"
Karyawan: "Perempuan, Bu."
Atasan: "Perempuan atau laki-laki sama saja. Selamat ya sekali lagi. Oh iya, kira-kira berapa lama mau cutinya."
Karyawan: "Kalau boleh, dua minggu, Bu."
Atasan: "Itu terlalu lama, di perusahaan kita lagi banyak pekerjaan."
Karyawan: "Kalau begitu berapa lama ibu mengizinkan saya cuti."
Atasan: "Seminggu saja, saya? Tapi kamu harus menyelesaikan dulu pekerjaan yang ibu kasihkan tadi pagi. Saya rasa sore ini bisa selesai, dan kamu mulai cuti besok."
Karyawan: "Tampaknya harus lembur sampai malam, Bu. Tidak bisa selesai sore ini juga."
Atasan: "Gak masalah kan? Yang penting besok kamu bisa libur."
Karyawan: "Iya, Bu. Terima kasih atas kebijaksanaannya."

6. Negosiasi dengan Beli Baju

Pemilik Toko: "Ada yang bisa saya bantu?"
Pembeli: "Saya mau beli kaos, ada yang bagus gak ya?"
Pemilik Toko: "Banyak, pilih saja di sebelah sana."
Pembeli: "Coba lihat yang itu, Mas."
Pemilik Toko: "Ini, ya?"
Pembeli: "Iya, berapa yang itu?"
Pemilik Toko: "Wah, yang ini Rp 190.000 aja."
Pembeli: "Ah, tidak deh, Kalau kaos merek ini ada gak? Berapa harganya?"
Pemilik Toko: "Ada, kalau merek itu cuma Rp 110.000 aja."
Pembeli: "Gak kurang lagi, Mas. Saya sering beli di sini."
Pemilik Toko: "Oh iya, ya udah kalau gitu saya kasih diskon tipis-tipis. Jadi Rp 105.000 aja."
Pembeli: "Wah, masih mahal itu, Mas. Kalau Rp 90.000 gimana?"
Pemilik Toko: "Mana untung aku harga segitu. Rp 105.000 deh."
Pembeli: "Yaudah aku naikin Rp 5.000 jadi Rp 95.000 gimana."
Pemilik Toko: "Gini aja, Rp 100.000 atau tidak sama sekali."
Pembeli: "Ya udah kalau gitu, deal. Ini uangnya ya, Mas."
Pemilik Toko: "Terima kasih ya."

7. Negosiasi Jual Beli Barang

Pembeli: "Mas, saya mau beli laptop merek ini. Ada gak ya?"
Penjual: "Ada, Mas. Ini ada warna hitam, putih, merah, biru, dan abu-abu."
Pembeli: "Berapa harga untuk yang warna abu-abu."
Penjual: "Semua warna harganya sama, Rp 3.049.000."
Pembeli: "Boleh kurang gak harganya, Mas."
Penjual: "Harganya gak bisa turun lagi, Mas."
Pembeli: "Saya setuju kalau Rp 3.000.000, Mas."
Penjual: "Baiklah, setuju. Ini laptony
Pembeli: "Ini uangnya, Mas. Terima kasih, ya."

8. Negosiasi Singkat Sewa Kamera

Saya: "Bro, ada kamera buat hari Selasa sama Rabu, gak?"
Kamu: "Ada kok, mau sewa buat acara apa."
Saya: "Buat ke luar kota, dua hari doang."
Kamu: "Ini, Bro. Dua hari biayanya Rp 130.000."
Saya: Widih, mahal banget, Bro. Rp 100.000 aja gimana.'
Kamu: "Jangan, Bro. Gak untung nanti. Kita ambil tengahnya aja Rp 120.000, gimana."
Saya: "Oke deh kalau begitu, ini uangnya."
Kamus: "Sip, mantap. Terima kasih, ya."

9. Negosiasi dengan Orangtua

Ayah: "Nak, ke sini. Ayah mau bicara."
Anak: "Ada apa, Yah."
Ayah: "Apa rencanamu ke depan setelah lulusan SMP, Nak."
Anak: "Oh, aku ingin masuk sekolah kejuruan, Yah"
Ayah: "Kejuruan? Gak salah, Nak? Kenapa gak masuk ke SMA saja. Nanti kamu bisa kuliah dengan pilihan yang terbaik.
Anak: "Aku ingin segera mengembangkan bakat mekanik. Lagian setelah tamat SMK kan bisa kuliah juga."
Ayah: "Iya, tapi kamu akan kesulitan kalau mau kuliah karena jurusannya terbatas dan kemampuan akademiknya juga kurang siap. Jadi, ayah sarankan ke SMA saja, ya."
Anak: "Waduh, Ayah gimana sih. Emang Ayah yang mau sekolah? Lagian, kalau nanti gak kuliah, aku bisa langsung kerja di perusahaan otomotif."
Ayah: Masa, zaman sekarang tidak kuliah? Apa kata orang."
Anak: "Ayah tenang saja, semuanya sudah aku pikirkan. Ayah doakan saja biar aku mudah meraih cita-cita."
Ayah: "Ya, sudahlah kalau itu mau kamu. Nanti malam kamu pikirkan lagi, ya."
Anak: "Iya, Ayah."

10. Negosiasi dengan Tukang Becak

Joni: "Halo, Pak. Mau antar saya ke rumah sakit A."
Tukang Becak: "Bisa, dik. Mau bayar berapa."
Joni: "Biasanya berapa, Pak."
Tukang Becak: "Jaraknya lumayan jauh dari sini, saya biasanya Rp 45.000, dik."
Joni: "Gak juga jauh lho, Pak. Saya biasa naik becak, Rp 25.000 aja ya."
Tukang Becak: "Waduh, dik. Murah banget segitu. Tambahkanlah sedikit, Rp 35.000 ya."
Joni: "Yaudah, oke deal. Tapi nanti saya minta berhenti sebentar di minimarket ya, Pak"
Tukang Becak: "Aman itu, dik. Yaudah naik."
Joni: "Oke, Pak."

Demikian 10 contoh teks negosiasi beserta penjelasan lengkap mengenai pengertian, tujuan, secara ciri-cirinya. Semoga bermanfaat.




(csb/csb)


Hide Ads