17 Contoh Teks Negosiasi Singkat Lengkap dengan Strukturnya

17 Contoh Teks Negosiasi Singkat Lengkap dengan Strukturnya

Nindasari - detikJateng
Rabu, 08 Jan 2025 14:14 WIB
Ilustrasi menulis surat
Ilustrasi membuat teks negosiasi. Foto: Freepik/freepik
Solo -

Teks negosiasi biasanya menjadi salah satu materi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMA/MA. Nah, untuk kalian yang sedang atau ingin mempelajarinya, bisa memperhatikan contoh teks negosiasi di bawah ini.

Berdasarkan buku Cara Cepat Mempelajari Bahasa Indonesia, negosiasi merupakan bentuk interaksi antara pihak yang berbeda kepentingan untuk mencapai kesepakatan. Secara tidak langsung, dalam kehidupan sehari-hari kalian telah melakukan kegiatan negosiasi.

Oleh karena itu, teks negosiasi merupakan teks yang berisi interaksi sosial antar pihak yang berbeda kepentingan dalam mencapai tujuan (kesepakatan). Dalam hal tersebut, hasil akhir harus ditentukan oleh kedua belah pihak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sama halnya dengan teks lainnya, teks negosiasi mempunyai strukturnya tersendiri agar mudah untuk dipahami. Berikut detikJateng sajikan informasi struktur teks negosiasi beserta contohnya.

Struktur Teks Negosiasi

Kembali mengutip dari sumber sebelumnya, struktur teks negosiasi terdiri atas, orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup. Berikut penjelasannya.

ADVERTISEMENT

Orientasi

Pada paragraf awal, teks negosiasi akan berisi orientasi atau bentuk pengenalan. Selain itu, bagian ini akan terdapat pula siapa saja pihak yang terlibat dengan kepentingannya masing-masing.

Pengajuan

Selanjutnya, dalam struktur pengajuan akan berisi mengenai bentuk usulan dari pihak pertama.

Penawaran

Sedangkan, dalam struktur bagian penawaran biasanya berisi mengenai bentuk lontaran usulan dari pihak kedua.

Persetujuan

Persetujuan merupakan struktur yang berisi bentuk kesepakatan maupun ketidaksepakatan antar kedua belah pihak.

Penutup

Kemudian pada bagian terakhir akan berisi penegasan terhadap bentuk kesepakatan maupun salam penutup.

Penjelasan di atas merupakan bentuk umum dari struktur teks negosiasi. Biasanya, struktur dari teks ini dapat sedikit berbeda, karena disesuaikan dengan kebutuhan.

Kumpulan Contoh Teks Negosiasi dan Strukturnya

Berikut rangkuman contoh dari teks negosiasi lengkap dengan strukturnya yang dikutip dari Buku Cara Cepat Mempelajari Bahasa Indonesia, Buku Bahasa Indonesia Kelas X, Modul Bahasa Indonesia, dan Modul Ajar Bahasa Indonesia.

Contoh Teks Negosiasi #1

Orientasi:

Siang itu, terjadi kegiatan jual beli di Pusat Grosir Solo. Anton yang sedang berekreasi ingin membelikan oleh-oleh untuk ibunya. Dia ingin membelikan kerudung. Terjadilah proses tawar-menawar antara Anton dengan penjual kerudung.

Penjual : Selamat siang.

Anton : Selamat siang.

Penjual : Mau beli apa, Mas?

Pengajuan:

Anton : Ini Mbak, saya mau beli kerudung untuk ibu saya.

Penjual : Cari yang modelnya bagaimana, Mas?

Anton : Model biasa saja, Mbak.

Penawaran:

Penjual : Silakan Mas, ke sini.

Sesampainya di dalam toko.

Penjual : Silakan dipilih, Mas. Banyak pilihannya kok.

Anton : Saya suka yang hijau kalau dilihat segar, Mbak.

Penjual : lya Mas. Cocok kalau dipakai oleh ibu, Mas.

Anton : Ini berapa, Mbak?

Penjual : Rp50.000,00.

Anton : Wah, kok mahal Mbak? Rp30.000,00 tidak boleh?

Penjual : Tidak boleh, Mas, itu bahannya bagus soalnya.

Anton : Tidak bisa kurang, Mbak?

Penjual : Rp45.000,00 boleh, Mas.

Anton : Rp40.000,00 ya, Mbak? Ini untuk oleh-oleh ibu saya.

Penjual : Benar Mas tidak boleh. Nanti toko saya bisa bangkrut.

Persetujuan:

Anton : Ya sudah, Mbak Rp45.000,00, saya ambil yang ini.

Penjual : Mau beli apa lagi, Mas?

Anton : Itu saja Mbak. Ini uangnya, Mbak.

Penutup:

Penjual : Uangnya Rp50.000,00 ya, Mas? Ini kembaliannya Rp5.000,00. Terima kasih, Mas.

Anton : lya Mbak, sama-sama.

Contoh Teks Negosiasi #2

Orientasi:

Perihal HP barunya itu, sesungguhnya sudah lama Rani Menginginkannya.

Beberapa kali ia membujuk Ayahnya agar dibelikan HP. Gagal meminta langsung pada Ayahnya, Rani pun minta bantuan ibunya. Namun, tetap saja usaha Rani gagal.

Pengajuan:

Minggu lalu, Rani benar-benar berusaha meyakinkan ayahnya betapa ia sangat membutuhkan HP.

"Yah ... Rani benar-benar perlu HP. Belikan ya Yah?" kata Rani pada ayahnya.

Penawaran:

"Ayah belum punya cukup uang untuk membeli HP, Ran. Lagipula kan sudah ada telepon rumah," kata ayah sambil meletakkan koran ke atas meja.

"Tapi, Yah ... semua teman Rani punya HP. Mereka dapat dengan mudah menelepon orang tuanya saat terpaksa pulang telat."

"Lha kalau begitu kamu jangan pulang telat," kata ayah lagi.

Rani hampir saja menangis.

"Tak hanya itu, Yah ... Rani iri sama teman-teman Rani yang dapat dengan mudah mengunduh materi pembelajaran, mengirim tugas, bahkan berdiskusi untuk mengerjakan tugas-tugas tanpa harus keluar rumah," kata Rani dengan kalimat yang runtut dan jelas.

Kalimat yang sudah beberapa hari ia rancang untuk merayu Ayahnya. Mendengar penjelasan Rani, Ayah melepas kacamatanya dan menatap Rani dengan lembut.

"Sebegitu pentingkah HP itu bagimu, Nak?" Rani hampir saja melonjak kegirangan mendengar reaksi ayahnya.

"Iya, Yah. Apalagi guru-guru sering menugaskan kami untuk mengirim tugas ke grup facebook atau mengunggah tugas di blog. Kalau Rani punya HP kan enak. Bisa buat diskusi bareng teman-teman sekaligus dapat mengakses internet melalui HP."

Persetujuan:

"Hm ... Ayah akan membelikan HP untuk Rani, asal ..." ayah seakan sengaja menggoda Rani.

"Asal apa, Yah?" tanya Rani tak sabar.

Penutup:

"Asal Rani rajin belajar dan berjanji akan menggunakan HP itu untuk hal-hal yang positif."

"Rani janji, Yah. Makasih ya Ayah""janji Rani sambil memeluk Ayahnya.

Contoh Teks Negosiasi #3

Orientasi:

Kamis pagi usai pelajaran olahraga, Bu Mia, guru Kimia masuk kelas X MIPA tepat waktu. Tak seperti biasanya, hari itu anak-anak belum selesai berganti pakaian. Penyebabnya, mereka baru saja mengikuti ujian lari mengelilingi stadion.

Pengajuan:

Sebenarnya hari itu Bu Mia akan memberikan ulangan. Beberapa siswa yang napasnya masih memburu dan keringatnya bercucuran, mengajukan usul pada Dani.

"Dan ... minta Bu Mia menunda ulangan dong. Capek nih," kata Ali.

"Waduuuh aku gak berani," jawab Dani.

"Lia saja suruh bilang. Dia kan ketua kelas," sambung Dani.

"Baiklah, aku akan mencoba merayu Bu Mia. Doakan berhasil," kata Lia.

"Beres. Kamu kan ketua kelas."

Dengan santun, Lia menghadap Bu Lia yang wajahnya tampak kaku melihat murid-muridnya belum juga siap mengikuti pelajaran.

"Maaf, Bu. Boleh Lia berbicara sebentar?" tanya Lia sambil duduk.

"Iya. Ada apa?"

"Begini, Bu, saya mewakili teman-teman, Lia minta maaf karena teman-teman belum selesai ganti baju."

Penawaran:

"Biasanya kan tidak terlambat seperti ini?" tanya Bu Mia.

"Iya, Bu. Sekali lagi maafkan, kami. Kami kelelahan, Bu. Tadi baru saja ujian lari mengelilingi stadion 2 kali."

"Oh ... kenapa tidak bilang tadi? Kalian sudah minum?" suara Bu Mia berubah ramah setelah tahu penyebab Lia dan kawan-kawannya terlambat ganti baju.

"Belum sempat, Bu. Kami takut ketinggalan ulangan," jawab Lia tetap dengan sopan.

"Kalau boleh, kami minta waktu sepuluh menit untuk minum dan ganti baju, Bu. Biar badan kami segar."

Persetujuan:

"Ya sudah, kalian istirahat 15 menit. Ulangannya minggu depan saja. Nanti kita latihan soal saja," jawab Bu Lia mengagetkan Mia dan teman-teman.

"Makasih, Bu," kata Lia.

Penutup:

"Eit ... tapi ingat. Kalian harus tertib. Tidak boleh gaduh dan mengganggu kelas lain. Dan masuk kelas lagi tepat pukul 09.00 WIB."

"Iya, Bu. Makasih"

Teman-teman Lia yang sejak tadi ikut menyimak pembicaraan Lia dan Bu Mia bertepuk tangan gembira mendengar keputusan Bu Mia.

Contoh Teks Negosiasi #4

Orientasi:

Ayah: "Nak, ke sini. Ayah mau bicara."

Anak : "Ada apa, Yah?"

Pengajuan:

Ayah: "Apa rencanamu ke depan setelah lulus SMP, Nak?"

Anak: "Oh, aku ingin masuk sekolah kejuruan, Yah."

Ayah : "Kejuruan? Nggak salah Nak? Kenapa nggak ke SMA saja? Nanti kamu bisa kuliah dengan pilihan yang terbaik."

Penawaran:

Anak : "Aku ingin segera mengembangkan bakat mekanikku, Yah. Lagian setelah tamat SMK kan bisa kuliah juga."

Ayah: "Iya, tapi nanti kamu akan kesulitan kalau mau kuliah karena jurusannya terbatas dan kemampuan akademiknya juga kurang siap. Jadi, Ayah sarankan ke SMA saja, ya!"

Anak : "Waduh, Ayah gimana sih. Emangnya Ayah yang mau sekolah? Lagian kalo nanti gak kuliah, aku langsung bisa kerja di perusahaan otomotif."

Ayah: "Masa, zaman sekarang tidak kuliah? Apa kata orang?"

Persetujuan:

Anak : "Ayah tenang saja, semuanya sudah aku pikirkan. Ayah doakan saja biar aku mudah meraih cita-cita."

Ayah : "Ya, sudahlah kalau itu mau kamu, tapi nanti malam kamu pikirkan lagi, ya."

Penutup:

Anak: "Iya, yah."

Contoh Teks Negosiasi #5

Orientasi:

Pembeli: "Berapa harga sekilo mangga ini, Bang?" (sambil menunjuk ke arah mangga gedong gincu)

Penjual:"Tiga puluh ribu, Bu. Murah."

Pengajuan:

Pembeli: "Boleh kurang kan, bang?"

Penawaran:

Penjual : "Belum boleh, Bu. Barangnya bagus lho, Bu. Ini bukan karbitan. Masak pohon."

Pembeli: "Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang kan? Kan lagi musim, Bang. Dua puluh ribu saja ya?"

Penjual: "Belum boleh, Bu. Dua puluh delapan ribu, ya, Bu. Biar saya dapat untung, Bu."

Pembeli: "Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, kan Bang?"

Penjual: "Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu. Nanti saya bisa rugi."

Persetujuan:

Pembeli: "Iya, Bang. Yang penting saya dapat mangga yang bagus dan tidak busuk."

Penjual: "Saya jamin, Bu. Kalau ada yang busuk boleh ditukarkan."

Pembeli: "Baiklah, saya ambil 3 kilo ya Pak."

Penutup:

Penjual: "Baik, Bu. Langsung pilih saja, nanti saya bantu bungkuskan."

Pembeli: "Terima kasih, Bang."

Contoh Teks Negosiasi #6

Orientasi:

Di sebuah pasar tradisional, Bu Heri mau membeli daging di salah satu lapak langganannya.

Pengajuan:

Penjual: "Selamat pagi Bu Heri, Wah sudah belanja macam-macam, ya?"

Bu Heri: "Iya pak. Nanti sore akan ada arisan. Jadi, hari ini rencananya masak agak lebih banyak dibandingkan biasanya."

Penjual: "Oohh. Ini kebetulan dagingnya segar-segar Bu. Baru sampai subuh tadi, belum kena freezer. Ibu Heri mau daging apa? Kambing apa sapi?"

Penawaran:

Bu Heri: "Sapi sajalah Pak. Tidak berani makan daging kambing. Suami saya sedang naik tensinya, bisa gawat kalau makan daging kambing."

Penjual: "Oh, tensinya sering naik, ya Bu? Kalau saya tiap hari makan daging, mau sapi atau kambing tidak masalah buat saya. Sejauh ini tensi saya aman, Bu. Akan tetapi, saya rajin makan timun, melon, semangka, apel, kangkung biar seimbang, Bu. Jangan lupa juga banyak minum air putih. Satu lagi yang terpenting adalah harus ikhlas, Bu!"

Bu Heri: "Ikhlas, bagaimana pak?"

Penjual: "Ya, kalau menjalani hidup ini ikhlas pasti, kan adem ayem saja. Jadi, tensinya tidak akan naik.

Bu Heri: "Betul juga Bapak ini."

Penjual: "Nah, ini! Ibu, silakan pilih, mau bagian mana? paha atau iga?"

Bu Heri: "Kalau paha sekilonya berapa pak?"

Penjual: "Masih sama bu seperti kemarin, 110 ribu, Bu."

Bu Heri: "Kalau iga?"

Penjual: "Buat Bu Heri, saya berikan diskon saja, 105 ribu untuk 1 kg iga."

Persetujuan:

Bu Heri: "Kalau begitu saya ambil daging bagian paha 1 kg, iga Β½ kg, tetapi harganya boleh kurang, ya? Kan, saya sudah beli banyak."

Penjual: "Ya, sudah, khusus untuk Ibu, semuanya saya berikan harga 210 ribu saja."

Bu Heri : "Terima kasih, Pak. Bonus tulang, juga, Pak. saya hendak membuat kaldu."

Penjual : "Siap Bu Heri. Pokoknya beres. (penjual daging itu mulai menyiapkan pesanan Bu Heri)"

Bu Heri : "Terima kasih, Pak. Ini uangnya."

Penjual : "Uangnya 250 ribu. Ibu tidak mempunyai uang pas?"

Bu Heri : "Wah, tidak ada, Pak, memangnya tidak ada kembaliannya, ya?"

Penjual : "Iya, belum ada uang kembaliannya. Begini saja, Ibu membayar 200 ribu dulu saja, sisanya besok ketika ibu belanja di sini."

Bu Heri : "Oh, baiklah, kalau begitu. Besok sisanya akan saya berikan, Pak."

Penutup:

Penjual : "Iya Bu, tidak usah dipikirkan."

Bu Heri : "Terima kasih, Pak."

Penjual : "Ya bu. Salam untuk Pak Heri."

Bu Heri : "Ya Pak"

Contoh Teks Negosiasi #7

Orientasi:

Anak: "Permisi, selamat siang."

Penjaga: "Iya, selamat siang juga, ada yang bisa saya bantu, Nak?"

Anak: "Saya sedang mencari novel Siti Nurbaya, apakah ada, Pak?"

Penjaga: "Sudahkah mencari di rak novel?

Anak: "Sudah Pak, tetapi tidak ada."

Penjaga: "Baiklah, saya coba carikan di gudang. Silakan tunggu di ruang tunggu, ya."

Anak: "Baik Pak, terima kasih."

Tak berapa lama kemudian.

Penjaga: "Kebetulan saya cari di gudang masih tersisa satu, ini bukunya."

Pengajuan:

Anak: "Berapa harga buku ini, Pak?"

Penjaga: "Rp. 58.000 saja, Nak."

Penawaran:

Anak: "Harga itu terlalu mahal untukku, Pak, bolehkan saya menawar?"

Penjaga: "Boleh, silakan saja."

Anak: "Rp 45.000 saja Pak?"

Penjaga: "Buku ini sudah langka, jadi harga segitu terlalu murah."

Anak: "Uang saya tidak cukup, bagaimana kalau Rp 48.000 saja? Saya harap bapak mau membantu. Ini untuk tugas sekolah saya."

Penjaga: "Kalau harga serendah itu belum bisa, Nak. Bagaimana kalau Rp 55.000 saja? Itu sudah termasuk murah. Mungkin kalau kamu cari di toko buku lain tidak akan ada lagi."

Anak: "Tapi uang saya hanya Rp 50.000."

Persetujuan:

Penjaga: "Begini saja, saya akan berikan buku ini seharga Rp 50.000. Bagaimana?"

Anak: "Baiklah Pak! Saya beli bukunya."

Penutup:

Penjaga: "Ini bukunya."

Anak: "Ini uangnya pas ya Pak, terima kasih sudah membantu saya."

Penjaga: "Iya, sama-sama. Terima kasih juga telah membeli buku di toko saya."

Anak: "Selamat siang, Pak."

Penjaga: "Selamat siang."

Contoh Teks Negosiasi #8

Orientasi:

Dua siswa sekolah menengah sedang berdiskusi menentukan acara akhir tahun sekolah.

Salman: "Bagaimana, ya, acara akhir tahun ini kita belum memutuskan akan mengadakan acara apa."

Husna: "Ya, benar."

Pengajuan:

Salman: "Aku pikir, acara akhir tahun nanti lebih baik mengadakan bazar dan kreasi seni saja. Kemudian diselingi dengan band sekolah dan kegiatan seni lainnya."

Husna: "Tapi, sebagian teman yang lain menginginkan untuk pergi karya wisata ke luar kota. Selain bisa refreshing, kita bisa menambah pengetahuan tentang tempat yang akan kita kunjungi."

Salman: "Loh, kalau pergi berwisata, bukankah akan mengeluarkan biaya yang lebih banyak?"

Husna: "Menurutku itu sepadan dengan apa yang kita dapatkan ketika berwisata."

Penawaran:

(Seketika itu, datang seorang guru)

Guru: "Ada apa ini, tampaknya diskusi kalian seru sekali?"

Salman: "Eh, iya, Pak. Selamat siang, pak! Silakan duduk. Begini, pak. Kami sedang mendiskusikan untuk acara akhir tahun nanti. Saya mengusulkan untuk mengadakan bazaar, kreasi seni, dan diselingi dengan band sekolah. Menurut saya itu lebih menghemat biaya, tetapi tetap mengasyikkan."

Husna: "Ya, Pak, sedangkan saya mengusulkan pergi karya wisata ke luar kota. Itu atas usulan dari teman-teman yang lain. Kami bingung, pak. Mau memutuskan yang mana."

Guru: "Baik. Kedua usul kalian sangat baik dan bernilai positif. Bagaimana kalau bapak usulkan agar mengumpulkan suara terbanyak saja? Kalian buatlah semacam angket untuk memilih mana pilihan dari teman-teman yang lain. Nah, yang suaranya terbanyak, itulah acara yang akan kita laksanakan. Bagaimana?"

Persetujuan:

Salman dan Husna: "Setuju, pak"

Guru: "Nah, baguslah kalau kalian setuju, lanjutkan ya. Tetap semangat untuk kalian."

Penutup:

Salman dan Husna: "Baik, pak. Terima kasih untuk sarannya."

Guru: "Sama-sama, bapak pergi dulu ya."

Contoh Teks Negosiasi #9

Orientasi:

Pada suatu hari, seorang ibu muda dari Eropa pergi ke Pasar Seni Sukawati untuk membeli patung Dewa Wisnu yang terbuat dari kayu. Saat ibu muda tersebut masuk ke sebuah kios, penjual langsung menyambut ibu muda tersebut ucapan selamat pagi dan ibu muda itu pun menjawabnya.

Pengajuan:

Penjual menanyakan apa yang ingin dibeli oleh ibu muda tersebut, ibu muda ingin membeli patung Garuda Wisnu Kencana yang terbuat dari kayu. Ibu muda tersebut mengamati dengan cermat patung yang sudah berada di tangannya. Penjual mengatakan bahwa patung tersebut cocok untuk pajangan di rumah atau oleh-oleh untuk kerabat. Menurut ibu muda patung tersebut cocok dibeli, ibu muda ini mulai menanyakan harga patung tersebut.

Penawaran:

Penjual pun memberikan harga tiga ratus ribu, tetapi ibu muda tersebut merasa bahwa patungnya terlalu mahal dan menawarnya menjadi dua ratus ribu. Penjual tidak bisa memberikan harga yang diinginkan ibu muda dan memberikan tawaran harga sebesar dua ratus delapan puluh lima ribu dan mengatakan itu sudah murah di tempat lain ibu ini tidak akan mendapat harga semurah itu. Ibu ini pun menawarnya lagi menjadi dua ratus lima puluh ribu, tetapi penjual masih tidak menerimanya.

Persetujuan:

Akhirnya penjual menerima penawaran dengan harga dua ratus tujuh puluh lima ribu dan mengatakan harga ini hanya untuk nyonya Eropa tersebut sembari menanyakan barang lain yang diinginkan turis tersebut.

Penutup:

Setelah membayar, ibu muda itu mengucapkan "Selamat tinggal" dan pergi meninggalkan toko

Contoh Teks Negosiasi #10

Orientasi:

Di sebuah toko antik di daerah Jakarta, masuklah seorang ibu muda dan anaknya. Ia mengatakan ingin membeli lampu gantung antik yang asli dari Indonesia.

Pengajuan:

Penjual: "Silakan bu dilihat-lihat dulu, barang-barang disini antik-antik dan langka lho bu. Dan juga disini harganya murah-murah lho bu."

Ibu: "Oh iya mbak, kebetulan saya mau mencari lampu gantung. Apakah ada mbak? Saya lihat kok tidak ada ya?"

Penjual: "Oh ada bu, di dalam sini. Mari masuk bu untuk melihat-lihat. Nah kalau yang ini lampu antik dari Yogyakarta bu, ini punya motif khas dari Jogja."

Penawaran:

Ibu: "Bagus juga ya mbak, ini harganya berapa mbak?"

Penjual: "Ini harganya 7 juta bu. Maklum barang langka bu yang seperti ini."

Ibu: "Waduh mbak kok mahal banget, 5 juta bagaimana? Langsung saya ambil."

Penjual: "Wah maaf bu belum bisa. Ini barangnya langka bu."

Ibu: "Yaudah deh kalau 6 juta bagaimana mbak?"

Persetujuan:

Penjual: "Sebenarnya belum boleh bu, tapi untuk ibu, yasudah tidak apa bu."

Ibu: "Oke mbak, setuju ya 6 juta rupiah."

Penutup:

Penjual: "Iya Bu, saya bungkus dulu ya bu. Ini Bu barangnya."

Ibu: "Ini uangnya ya, mbak."

Penjual: "Iya terima kasih, bu."

Sang ibu lalu pergi meninggalkan toko antik itu

Contoh Teks Negosiasi #11

Orientasi:

Pada Sabtu sore, seorang remaja bernama Faisal berjalan-jalan di kawasan pertokoan hendak membeli tas sekolah karena tas yang ia pakai selama ini telah rusak. Ia pun mendatangi salah satu took penjual tas di kawasan pertokoan tersebut.

Pengajuan:

Sesampainya di toko, Faisal pun bertanya-tanya kepada si penjual tentang kisaran harga dan kualitas tas yang dijual di toko tersebut.

"Pak, saya sedang mencari tas sekolah yang harganya terjangkau. Kira-kira yang mana ya, Pak?"

Penawaran:

"Oh iya, Dek, harga tas di sini bermacam-macam, mulai dari harga Rp100.000-Rp500.000."

"Oh begitu ya. Apa boleh melihat model dan warna tasnya, Pak?"

"Boleh, Dek, di sebelah sini. Ikut Bapak saja."

Faisal pun mengikuti si penjual berkeliling melihat-lihat tas. Di salah satu rak, Faisal melihat tas yang membuatnya tertarik. Ia suka model dan warnanya. Ia pun menghampiri rak tersebut dan menanyakan harga tasnya ke penjual.

"Kalau boleh tahu, harga tas yang ini berapa ya, Pak?"

"Kalau yang ini, harganya Rp250.000, Dek."

Faisal merasa harga tersebut mahal, tetapi ia terlanjur suka dengan tasnya. Ia pun mencoba menawar.

"Kok, mahal banget ya, Pak? Apa tidak bisa ditawar?"

"Iya Dek karena tas ini keluaran terbaru, kualitasnya juga bagus. Memangnya mau ditawar berapa, Dek?"

"Kalau Rp180.000 aja, Pak. Gimana?"

"Aduh Dek, kalau harga segitu belum bisa."

"Saya tambah deh, Pak. Rp10.000, jadi Rp190.000 bagaimana, Pak?"

"Maaf Dek, belum boleh turunnya terlalu banyak. Begini saja, Bapak turunkan menjadi Rp235.000 bagaimana? Itu sudah harga yang paling murah."

"Turunin dikit dong Pak, Rp220.000 aja."

Persetujuan:

"Iya, deh kalau begitu, boleh diambil dengan harga segitu." Setelah sepakat dengan harga tasnya, mereka berdua pun beranjak menuju tempat kasir untuk pembayaran harga tas.

Penutup:

Akhirnya, Faisal mendapatkan tas sekolah yang ia inginkan.

Contoh Teks Negosiasi #12

Orientasi:

Datang seorang anak perempuan ke suatu toko kelontong.

Novi: "Halo, bu. Selamat Siang".

Pengajuan:

Novi: "Oh iya bu, saya mau beli minyak."

Penjual: "Mau beli minyak berapa liter, nak?"

Novi: "1 liter harganya berapa ya, buk?"

Penawaran:

Penjual: " Untuk ukuran 1 liter, sekarang harganya Rp20.000."

Novi: "Kok mahal ya, bu? Apakah tidak bisa kurang?"

Penjual: "Tidak bisa, Nak. Kalau kurang saya jadi rugi nanti."

Novi: "Kalau saya beli minyak 5 liter dengan harga Rp 45.000, apakah bisa, bu?"

Persetujuan:

Penjual: "Sebenarnya tidak bisa, tapi ya sudah tidak papa karena kamu beli banyak."

Novi: "Terima kasih, bu. Ini uangnya pas ya Rp45.000."

Penutup:

Penjual: "Oh iya, terima kasih, nak. Ini ya minyaknya 5 liter, ya."

Novi: "Terima kasih, bu."

Contoh Teks Negosiasi #13

Orientasi:

Pak Andi mendatangi suatu showroom mobil karena Ia ingin membeli mobil.

Pak Andi: "Pak, saya tertarik dengan mobil yang ada di showroom ini. Boleh tahu spesifikasinya?"

Salesman: "Tentu, Pak. Ini adalah Toyota Camry 2024. Mesinnya 2.5 liter, transmisi otomatis, dan memiliki fitur keselamatan canggih."

Pengajuan:

Pak Andi: "Berapa harga untuk mobil ini?"

Salesman: "Harganya Rp600.000.000, Pak."

Penawaran:

Pak Andi: "Wah, cukup mahal ya. Biasanya saya dapatkan harga lebih baik."

Salesman: "Bagaimana kalau Rp580.000.000, Pak?"

Pak Andi: "Hmm, bisa diperbandingkan dengan harga di dealer lain?"

Salesman: "Kami memberikan bonus asuransi kendaraan selama 1 tahun dan gratis biaya servis selama 3 tahun."

Pak Andi: "Itu menarik. Tapi saya ingin harga lebih rendah lagi."

Persetujuan:

Salesman: "Baiklah, Pak. Rp570.000.000 dan bonus asuransi serta servis tetap berlaku."

Pak Andi: "Baiklah, saya setuju dan akan beli mobil ini."

Penutup:

Salesman: "Terima kasih, pak. Mari saya arahkan ke kasir."

Pak Andi: "Mari, pak."

Contoh Teks Negosiasi #14

Orientasi:

Suatu perusahaan A sedang ingin menjalin kerja sama dengan perusahaan B.

Perusahaan A: "Halo, Selamat Pagi, kami dari perusahan A. Apakah benar perusahaan B?"

Perusahaan B: "Selamat Pagi, benar dengan kami perusahaan B."

Pengajuan:

Perusahaan A: "Kami tertarik untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan Anda dalam pengadaan bahan baku."

Perusahaan B: "Wah, nampaknya sangat menarik. Lalu, apa yang Anda tawarkan?"

Penawaran:

Perusahaan A: "Kami ingin membeli bahan baku dengan volume besar. Bisakah kami mendapatkan diskon?"

Perusahaan B: "Tawaran yang bagus, namun kami ingin Anda hadir terlebih dahulu ke kantor kami hari ini untuk melakukan kerja sama tersebut."

Perusahaan A: "Sebelumnya mohon maaf, karena kami kekurangan tim untuk segera ke sana. Mengingat jarak yang cukup jauh, bagaimana jika besok pagi?"

Persetujuan:

Perusahaan B: "Tidak masalah. Saya menyetujui tawaran ini, sampai jumpa besok pagi."

Penutup:

Perusahaan A: " Baik, terima kasih banyak dan sampai jumpa besok."

Contoh Teks Negosiasi #15

Orientasi:

Seorang wanita nampak sedang ingin mencari apartemen untuk disewa, sehingga Ia menemui pemilik suatu apartemen yang dia inginkan.

Pengajuan:

Calon Penyewa: "Bu, saya tertarik dengan apartemen ini. Kira-kira untuk harga sewanya berapa ya?"

Penawaran:

Pemilik: "Oh iya, untuk harga sewa apartemen tipe ini Rp5.000.000 per bulan"

Calon Penyewa: "Humm, apakah tidak bisa kurang? mungkin Rp4.500.000 per bulan?"

Pemilik: "Sebenarnya itu harga yang sudah dipotong, namun bagaimana jika Rp4.750.000 per bulan?"

Persetujuan:

Calon Penyewa: "Harga yang menarik, baik saya setuju."

Penutup:

Pemilik: "Baiklah, terima kasih telah menyewa apartemen milik saya."

Contoh Teks Negosiasi #16

Orientasi:

Pembeli: "Selamat pagi, Pak. Saya tertarik dengan komputer yang ada di etalase. Boleh tahu spesifikasinya?"

Pengajuan:

Penjual: "Tentu, Mbak. Ini adalah komputer merek XYZ. Prosesornya Intel Core i7, RAM 16 GB, dan kapasitas penyimpanan 1 TB."

Pembeli: "Berapa harganya?"

Penjual: "Harganya Rp15 juta."

Penawaran:

Pembeli: "Hmm, cukup mahal. Apakah ada diskon?"

Penjual: "Untuk pembelian khusus bulan ini, kami ada diskon 10%. Selain itu, kami juga menyediakan garansi 2 tahun dan gratis instalasi software."

Pembeli: "Bagus. Tapi saya ingin harga lebih rendah lagi."

Penjual: "Baiklah, Rp13 juta dengan bonus garansi dan instalasi."

Persetujuan:

Pembeli: "Deal! Saya beli. Untuk pembayaran apakah dapat melalui QRIS?"

Penutup:

Penjual: "Bisa, langsung saja menuju kasir. Akan saya siapkan produknya."

Contoh Teks Negosiasi #17

Orientasi:

Calon Penyewa: "Pak, saya mencari kantor untuk usaha saya. Apakah kantor ini masih tersedia?"

Pengajuan:

Pemilik Kantor: "Iya, kak. Luasnya 50 mΒ² dan lokasinya strategis."

Calon Penyewa: "Berapa harga sewanya per bulan?"

Pemilik Kantor: "Harganya Rp10 juta."

Penawaran:

Calon Penyewa: "Hmm, bisa lebih murah nggak, pak?"

Pemilik Kantor: "Bagaimana kalau Rp9 juta?"

Persetujuan:

Calon Penyewa: "Oke, pak. Saya ambil sewanya."

Penutup:

Pemilik Kantor: "Baiklah, terima kasih sudah menyewa di kantor kami."

Artikel ini ditulis oleh Nindasari, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Itulah kumpulan teks negosiasi lengkap dengan strukturnya. Semoga bermanfaat dan dapat menambah inspirasi ya, detikers.




(par/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads