Sumsel Zero Hotspot, Akhir Juli Diprediksi Masuk Puncak Kemarau

Sumatera Selatan

Sumsel Zero Hotspot, Akhir Juli Diprediksi Masuk Puncak Kemarau

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Sabtu, 06 Jul 2024 14:30 WIB
Data hotspot di Sipongi KLHK, Sumsel nol titik panas.
Data hotspot di Sipongi KLHK, Sumsel nol titik panas. (Foto: istimewa)
Palembang -

Dalam 3 hari terakhir Sumatera Selatan (sumsel) masih zero hotspot. Hal itu menyusul masih adanya hujan di beberapa wilayah membuat hotspot tak terlihat di data Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Masih ada hujan beberapa hari terakhir, jadi aman. Doa kita bersama tak terjadi Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat (BPBD) Sumsel, M. Iqbal Alisyahbana, Sabtu (6/7/2024).

Kondisi itu berbanding terbalik dengan beberapa hari sebelumnya. Jumlah hotspot mencapai belasan hingga puluhan per harinya. Sepanjang tahun ini jumlahnya sudah sebanyak 400 hotspot.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dati data Sipongi KLHK, selain Sumsel yang zero hotspot, wilayah Lampung, Babel dan Bengkulu tak terpantau titik panas. Sedangkan Jambi, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh terdapat hotspot. Totalnya lebih dari 50 titik panas.

Sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Sumsel menyebut hujan masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan. Hal itu membuat hotspot di Sumsel masih minim bahkan tak terpantau sama sekali.

ADVERTISEMENT

"Kalau dari dinamika atmosfer masih memengaruhi potensi hujan, sampai dengan pertengahan bulan (Juli) ini," ujar Korbid Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Veronica Sinta Andayani.

Ia menyebut dari pantauan BMKG, potensi hujan di Sumsel akan terjadi merata di seluruh wilayah. Intensitas hujannya tidak sama atau bervariasi di setiap kabupaten/kota.

"Tapi kami masih terus memonitor fluktuasi dinamika atmosfer yang ada. Meski begitu, potensi terjadi banjir sangat minim karena hujan bersifat lokal," ungkapnya.

Untuk puncak kemarau, prediksi BMKG akan dimulai pada akhir Juli mendatang hingga bulan betikutnya.

"Puncak kemarau tetap di Juli akhir sampai dengan Agustus akhir, sekitar 1 bulan lebih," ungkapnya.




(csb/csb)


Hide Ads