Hikmah Nuzulul Qur'an yang Hanya Terjadi pada Ramadan

Hikmah Nuzulul Qur'an yang Hanya Terjadi pada Ramadan

Dian Fadilla - detikSumbagsel
Rabu, 27 Mar 2024 02:01 WIB
Memasuki 10 hari terakhir bulan suci ramadan, banyak orang berlomba-lomba mengejar pahala. Salah satunya kala ia menyambut Nuzulul Quran. Inilah potretnya. 

Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya Al-Quran dalam menyempurnakan ajaran Islam sebagai petunjuk umat manusia. Momen ini diperingati saat memasuki hari ke -17 Bulan Suci Ramadan.
Ilustrasi nuzulul qur'an (Foto: Pradita Utama)
Palembang -

Peristiwa turunnya Al-Qur'an atau Nuzulul Qur'an, bukan hanya sekedar penurunan wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW melainkan terdapat hikmah di dalamnya. Nuzulul Qur'an terjadi pada bulan Ramadan.

Menurut situs NU Online, proses Nuzulul Qur'an memiliki dua tahap. Tahap pertama ialah dari Lauh Mahfuzh ke langit kedua, kemudian tahap kedua yaitu penurunan Al-Qur'an dari langit ke Bumi.

للقرآن الكريم تنزلان الأول من اللوح المحفوظ إلى السماء الدنيا جملة واحدة في ليلة القدر، الثاني من السماء الدنيا إلى الأرض مفرقا في مدة ثلاث وعشرين سنة

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya:

"Al-Qur'an diturunkan melalui dua tahap: pertama, dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia (Baitul Izzah) sekaligus pada malam Lailatul Qadr, kedua, dari langit dunia ke bumi secara bertahap selama 23 tahun," (Muhammad Ali As-Shanbuni, At-Tibyan fi Ulumil Qur'an).

ADVERTISEMENT

Proses turunnya Al-Qur'an secara berangsur-angsur selama 23 tahun memiliki banyak hikmah, berikut detikSumbagsel rangkum informasinya.

Hikmah Nuzulul Qur'an Secara Berangsur

Dikutip buku Pengantar Ulumul Qur'an karya Dr. Zainal Arifin, berikut merupakan hikmah Nuzulul Qur'an secara berangsur.

Mempermudah Nabi Muhammad Memahami Al-Qur'an

Al-Qur'an yang diturunkan secara berangsur-angsur membuat Nabi Muhammad SAW mudah untuk menghafal dan memahaminya, terlebih beliau merasa takut apabila Al-Qur'an tidak menetap di hatinya. Allah Swt berfirman melalui QS. Al-Qiyamah [75]: 16-19:

لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ (16) إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ (17) فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ (18) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ (19)

Artinya:

"Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur'an karena cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.

Turunnya Al-Qur'an secara berangsur memberikan kesempatan yang besar untuk membacanya secara berulang dan memahaminya dengan baik.

Menjawab Permasalahan Masyarakat

Al-Qur'an diturunkan secara berangsur sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu itu untuk menghadapi masalah yang sedang terjadi. Contohnya saat Nabi Muhammad ditanyai oleh 'Udai ibn Hatim dan Zaid bin al-Muhalhil mengenai halal atau haramnya memakan bangkai, maka turunlah QS. Al-Maidah ayat 4 yang berbunyi:

يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَآ اُحِلَّ لَهُمْۗ قُلْ اُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبٰتُۙ وَمَا عَلَّمْتُمْ مِّنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِيْنَ تُعَلِّمُوْنَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللّٰهُ فَكُلُوْا مِمَّآ اَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهِۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ

Artinya:

"Mereka bertanya kepadamu: "Apakah yang dihalalkan untuk mereka?" Katakanlah" "Dihalalkan untukmu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajarkan dengan melatihnya untuk berburu, kamu mengajarkannya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, maka mkaanlah dari apa yang diungkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesunnguhnya Allah amat cepat hisab-Nya."

Sebagai Sanggahan Atas Tuduhan Kaum Musyrikin

Kaum Musyrikin pernah menuduh malaikat turun dari langit dan Nabi Muhammad SAW tidak layak untuk memiliki istri serta keturunan, dan juga memakan makanan dan berjalan di pasar. Lalu melalui QS. Al-Furqan ayat 20, Allah berfirman:

وَمَآ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ إِلَّآ إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ ٱلطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِى ٱلْأَسْوَاقِ ۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ ۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا

Artinya:

"Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebagian kamu cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu Maha Melihat!"

Nah detikers, itu tadi merupakan hikmah dari Nuzulul Qur'an. Semoga bermanfaat!

Artikel ini ditulis oleh Dian Fadilla, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(csb/csb)


Hide Ads