Apa Itu Nuzulul Qur'an? Ini Sejarah dan Maknanya

Apa Itu Nuzulul Qur'an? Ini Sejarah dan Maknanya

Mira Rachmalia - detikJatim
Senin, 17 Mar 2025 11:35 WIB
Ilustrasi Nuzulul Quran
Ilustrasi Nuzulul Qur'an. Simak maknanya di sini. Foto: Getty Images/iStockphoto/Reezky Pradata
Surabaya -

Bulan Ramadan adalah bulan mulia, penuh rahmat ampunan, dan keistimewaan. Pada bulan ini pula tercatat banyak terjadi peristiwa bersejarah dalam Islam. Salah satunya Nuzulul Qur'an. Peristiwa ini sesuai dalam firman Allah pada Surah Al-Baqarah ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). (QS Al-Baqarah: 185)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan Ramadan juga disebut sebagai syahrul qur'an atau bulan Al-Qur'an. Sehingga membaca Al-Qur'an menjadi salah satu kegiatan yang sangat dianjurkan pada bulan ini. Agar lebih memahami makna dan keistimewaan Nuzulul Qur'an, simak rangkumannya berikut ini.

ADVERTISEMENT

Pengertian Nuzulul Qur'an

Nuzulul Qur'an diperingati masyarakat sebagai peristiwa mulia turunnya Al-Qur'an, yaitu peristiwa agung yang patut disyukuri umat manusia dan makhluk semesta alam yang berlangsung pada tanggal 17 Ramadan.

Dilansir dari Nu Online, Al-Qur'an merupakan firman Allah azza wa jall yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan petunjuk olehnya dan semua umatnya, agar bisa mengetahui serta bisa memilih yang benar dari yang salah, yang hak dari yang batil.

Selain itu, Al-Qur'an merupakan mukjizat paling agung yang diterima Nabi Muhammad SAW. Kitab suci terakhir ini melebihi kitab-kitab suci sebelumnya, yaitu Taurat, Injil, dan Zabur. Dan, Nuzulul Qur'an atau proses turun Al-Qur'an merupakan anugerah besar bagi umat manusia.

Allah SWT memuliakan umat manusia dengan menurunkan Al-Qur'an sebagai penutup kitab suci sebelumnya. Allah SWT menurunkan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup dan obat atas penyakit sosial yang mengakar di masyarakat Arab seperti minuman, judi, zina, kadiah muamalah, dan norma-norma perkawinan jahiliyah.

Sejarah Nuzulul Qur'an

Dikutip dari detikHikmah, peristiwa uzulul Qur'an bermula dari peristiwa Rasulullah SAW yang menerima wahyu pertamanya yaitu surah Al Alaq ayat 1-5. Dikatakan, peristiwa tersebut jatuh pada 17 Ramadan 610 Masehi di Gua Hira. Lokasi ini berjarak sekitar 6 km dari Makkah. Saat itu, Rasulullah SAW berusia 40 tahun.

Dikisahkan saat itu datanglah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Malaikat Jibril memerintahkan Nabi SAW untuk membaca lima ayat pertama surah Al Alaq, yang berbunyi:


اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ۝١

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ ۝٢

Artinya: Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.

اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ ۝٣

Artinya: Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia

الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ ۝٤

Artinya: Yang mengajar (manusia) dengan pena.

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ ۝٥

Artinya: Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Selama Rasulullah SAW membacanya, Jibril memeluk, kemudian melepaskan sang nabi sebanyak tiga kali. Dia berkata, "Iqra! (bacalah)!" Pada dekapan yang ketiga, Malaikat Jibril kemudian membacakan lafaz dari kelima surah Al Alaq. Dalam catatan sejarah, peristiwa ini ditetapkan sebagai malam Nuzulul Qur'an.

Makna Nuzulul Qur'an

Nuzulul Qur'an menceritakan proses turun Al-Qur'an pada dua fase. Fase pertama, Allah SWT menurunkan Al-Qur'an dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia. Fase kedua, Allah SWT menurunkan Al-Qur'an dari langit dunia ke bumi.

Hal ini dituliskan Syekh Muhammad Sayyid At-Thanthawi dalam karya tafsirnya. Ia menjelaskan bahwa firman Allah SWT yang agung ini diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui beberapa tahap. Tahapan yang pertama, yaitu Allah SWT turunkan dari Lauh Mahfudz ke langit dunia secara menyeluruh.

Tahapan berikutnya Allah SWT menyuruh Malaikat Jibril untuk menurunkannya kepada Rasulullah SAW dengan cara berangsur-angsur sesuai kebutuhan umat Islam saat itu. Ayat Al-Qur'an dapat berfungsi sebagai hukum, respons terhadap suatu kejadian, sebagai perintah atau larangan, maupun sebagai hikayat dari umat-umat sebelumnya.

Hal Senada juga dijelaskan Syekh Muhammad Ali As-Shabuni dalam Kitab At-Tibyan fi Ulumil Qur'an. Berikut penjelasannya:

للقرآن الكريم تنزلان الأول من اللوح المحفوظ إلى السماء الدنيا جملة واحدة في ليلة القدر، الثاني من السماء الدنيا إلى الأرض مفرقا في مدة ثلاث وعشرين سنة

Artinya: Al-Qur'an diturunkan pada dua fase: pertama, dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia (Baitul Izzah) sekaligus pada malam Lailatul Qadar; kedua, dari langit dunia ke bumi secara bertahap selama 23 tahun. (Muhammad Ali As-Shabuni, At-Tibyan fi Ulumil Qur'an, [Jakarta, Darul Mawahib Al-Islamiyah: 2016 M], halaman 33).

Surah As-Syura ayat 1-3, Surah Al-Qadar ayat 1-2, dan Surah Al-Baqarah ayat 185 menunjukkan bahwa Al-Qur'an diturunkan melalui perantara malaikat Jibril pada fase pertama, yaitu dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia atau Baitul Izzah.

Sementara, Surah Al-Isra ayat 106 dan Surah Al-Furqan ayat 32 menjelaskan nuzulul Qur'an atau proses turun Al-Qur'an pada fase kedua, yaitu penurunan Al-Qur'an dari Baitul Izzah ke bumi secara bertahap selama 23 tahun sesuai kebutuhan, yaitu selama Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rasul pada usi 40 hingga wafat pada usia 62-63 tahun.

Fase kedua Nuzulul Qur'an menjadi pembeda proses turunnya Al-Qur'an dan kitab suci sebelumnya. Jika kitab suci sebelumnya diturunkan sekaligus, Al-Qur'an diturunkan pada fase kedua secara bertahap selama 23 tahun. Syekh Muhammad Ali As-Shabuni menyebut sedikitnya enam hikmah agung penurunan Al-Qur'an secara bertahap, salah satunya membuat perubahan norma sosial secara bertahap.




(ihc/irb)


Hide Ads