Sumsel Alami Puncak Kemarau, BMKG Ingatkan Bertambahnya Hotspot

Sumatera Selatan

Sumsel Alami Puncak Kemarau, BMKG Ingatkan Bertambahnya Hotspot

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Senin, 14 Agu 2023 18:32 WIB
Karhutla artinya kebakaran hutan dan lahan. Bencana kebakaran hutan dan lahan dapat terjadi akibat faktor alam atau perbuatan manusia.
Foto: ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Palembang -

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1, BMKG Sumatera Selatan (Sumsel), Wandayantolis mengatakan, puncak musim kemarau di Sumatera Selatan terjadi sejak awal Juli hingga Agustus. Meskipun secara lokal, masih turun hujan dengan durasi pendek.

"Perkembangan dinamika atmosfer yang menunjukkan eksistensi El Nino lemah dengan potensi meningkat menjadi moderat pada akhir tahun," ujarnya, Senin (14/8/2023).

Menurut Wandayantolis, Hari Tanpa Hujan (HTH) terpanjang telah terjadi pada sebagian Kabupaten Ogan Komering (OKI ) yang mencapai 21-30 hari. Kategori menengah 11-20 hari terjadi pada sebagian OKI, sebagian Ogan Ilir (OI), sebagian Lahat, sebagian kecil Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, OKU Selatan, Pagar Alam, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Banyuasin, dan Musi Banyuasin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meluasnya HTH mengindikasikan kekeringan meteorologis yang mulai terjadi di mana curah hujan telah jauh lebih rendah dibandingkan laju kehilangan air dari permukaan bumi. Hal ini tentunya meningkatkan potensi tingkat kemudahan terbakar pada hutan dan lahan," tuturnya.

Wandayatolis menambahkan, pantauan titik hotspot yang terus bermunculan membutuhkan usaha yang lebih besar guna penanganannya. Hal ini agar hotspot tersebut tidak meningkat menjadi titik api kebakaran.

ADVERTISEMENT

"Kami menghimbau kepada semua pihak untuk menghindari aktivitas membakar yang dapat mengancam terjadinya kebakaran baik pada perumahan, kebun, hutan, dan lahan," imbaunya.

Pada saat kemarau, lanjutnya, kualitas udara juga cenderung menurun dengan meningkatnya polusi partikulat dari debu dan asap. Untuk itu, warga diimbau menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. Penggunaan masker saat di luar ruangan akan dapat mengurangi gangguan kesehatan.

"Saat ini kualitas udara cenderung menurun dengan meningkatnya polusi partikulat dari debu dan asap. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan masker bila ke luar rumah," pungkasnya.




(des/mud)


Hide Ads