BMKG Ingatkan Waspada Karhutla di Indonesia, Riau Alami Dua Kali Kemarau!

ADVERTISEMENT

BMKG Ingatkan Waspada Karhutla di Indonesia, Riau Alami Dua Kali Kemarau!

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 02 Mei 2025 19:30 WIB
Ilustrasi Kebakaran hutan di Riau (Chaidir-detikcom)
Foto: Ilustrasi Kebakaran hutan di Riau (Chaidir-detikcom)
Jakarta -

Indonesia saat ini tengah memasuki musim kemarau. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Pencegahan karhutla sejak dini dinilai sebagai langkah paling efektif untuk menghindari kerusakan lingkungan, kerugian ekonomi, bahkan dampaknya bagi kesehatan masyarakat.

"Saat ini Indonesia tengah memasuki musim kemarau dan karhutla berpotensi terjadi. Seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat luas perlu melakukan aksi mitigasi untuk mengurangi risiko dan dampak dari karhutla," imbau Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam Apel Kesiapsiagaan Nasional Karhutla di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau pada Selasa (29/4/2025), dikutip dari situs resmi BMKG.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua Kali Musim Kemarau di Riau

Dwikorita mengatakan berdasarkan analisis BMKG, awal musim kemarau 2025 terjadi bertahap mulai akhir April hingga Juni di sebagian besar wilayah. Puncak musim kemarau 2025 di Indonesia diperkirakan terjadi Juni-Agustus.

Dwikorita juga menyebut, khusus Riau berpotensi mengalami dua kali musim kemarau. Ini terjadi secara alamiah. Kemarau di wilayah Riau diprediksi terjadi pada Februari-Maret dan Mei-Agustus yang diperkirakan menjadi puncak kemarau.

ADVERTISEMENT

"Kondisi ini menyebabkan provinsi ini lebih sering mengalami hotspot dibanding wilayah lain. Bahkan meski tanpa pembakaran, potensi kebakaran tetap ada karena faktor angin dan gesekan ranting. Maka prediksi berbasis data sangat penting untuk mitigasi," jelas Dwikorita.

Prediksi Jadwal Karhutla

Kepala BMKG mengatakan sifat kemarau di Indonesia diprediksi didominasi kondisi normal (sekitar 60%). Lalu 26% wilayah berpotensi mengalami kemarau atas normal atau lebih basah dan 14% bawah normal atau lebih kering.

Dwikorita memaparkan pada April-Mei 2025 risiko karhutla umumnya rendah. Kendati begitu, beberapa area di Riau; Sumatera Utara; dan NTT menunjukkan risiko menengah hingga tinggi.

Kemudian pada Juni 2025 ada peningkatan risiko karhutla secara signifikan di wilayah Riau (41,5% wilayah berisiko tinggi), Sumatera Utara, Jambi, dan sekitarnya.

Lalu pada Juli-September 2025 risiko karhutla meluas ke Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua. Wilayah dengan potensi risiko tertinggi ada di NTT, NTB, Papua Selatan, Kalimantan Selatan, dan Bangka Belitung.

Pada Oktober 2025 risiko karhutla diprediksi tetap tinggi di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, NTT, Papua Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

Bentuk Antisipasi Karhutla

BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta pemerintah daerah mendorong upaya pembasahan lahan, mempertahankan tinggi muka air di lahan, dan pengisian embung serta kanal melalui pemanfaatan hujan yang masih ada saat periode transisi ke musim kemarau.

Upaya lain juga dapat dilakukan melalui operasi modifikasi cuaca (OMC), patroli udara, dan pengawasan lapangan secara berkala, khususnya di wilayah Riau yang sekarang ini sudah berstatus siaga darurat karhutla.




(nah/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads