Inflasi Parepare Capai 2,19% di April 2024, Tomat-Parkir Penyumbang Utama

Inflasi Parepare Capai 2,19% di April 2024, Tomat-Parkir Penyumbang Utama

Muhclis Abduh - detikSulsel
Sabtu, 04 Mei 2024 16:30 WIB
Pedagang tomat di Pasar Lakessi Parepare.
Foto: Pedagang tomat di Pasar Lakessi Parepare. (Muhclis Abduh/detikSulsel)
Parepare -

BPS Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat inflasi di Parepare pada April 2024 tembus di angka 2,19 persen secara year on year (yoy) atau turun dibandingkan April 2023 yang mencapai 5,36 persen. Penyumbang utama inflasi yakni tomat dan tarif parkir.

"Pada bulan April 2024, terjadi inflasi yoy sebesar 2,19 persen. Kalau dibandingkan dengan April 2023 terjadi penurunan inflasi sebab di April 2023 angka inflasi mencapai 5,36 persen," kata Kepala BPS Parepare Suparno Pani kepada detikSulsel, Sabtu (4/5/2024).

Dia menjelaskan penyumbang utama inflasi di bulan April 2024 yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 1,17 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini yakni tomat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk tomat pasokan dari produsen memang kurang mungkin diakibatkan oleh cuaca yang tidak menentu," jelasnya.

Selanjutnya pada kelompok transportasi dengan andil 0,37 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah tarif parkir.

ADVERTISEMENT

"Ada kenaikan tarif parkir tahun yang memicu adanya inflasi di sektor transportasi," rincinya.

Adapun penyumbang utama inflasi bulan April 2024 secara m-to-m adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,11 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi antara lain emas perhiasan.

"(Inflasi) Emas akibat perang di Timur Tengah, Ukraina dan Rusia yang belum berakhir sehingga mempengaruhi harga minyak dunia naik, nilai tukar rupiah juga melemah dan harga emas naik jadi pengaruh dari ekonomi global," paparnya.

Sementara untuk beras kata dia secara m-to-m menunjukkan tren deflasi. Hal ini kata dia bisa menjadi indikator bahwa beras mulai stabil.

"Beras sudah stabil jika kita lihat lihat mtm-nya karena sudah ada perubahan dari bulan ke bulan bahkan sampai deflasi berarti sudah ada penurunan harga," terangnya.




(ata/hmw)

Hide Ads