Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat NTB mengalami deflasi sebesar 0,58 persen pada Mei 2025 secara month to month (m-to-m). Penurunan harga sejumlah komoditas pangan, terutama cabai rawit, menjadi pendorong utama deflasi tersebut.
"NTB termasuk ke dalam 31 provinsi yang alami deflasi, tapi kita bukan yang terdalam (angka deflasinya)," kata Kepala BPS NTB Wahyudin usai rilis di kantornya, Senin (2/6/2025).
Wahyudin menjelaskan penyebab utama deflasi di NTB adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok tersebut mengalami penurunan harga sebesar 1,77 persen dengan andil deflasi 0,65 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kemarin cabai rawit sempat ada di harga Rp 200 ribuan, sekarang harganya sudah turun. Nah, ini jadi deflasi. Bawang merah juga sempat inflasi, tapi sekarang andilnya deflasi, harganya sudah mulai turun. Begitupun dengan beras dan komoditas lainnya," beber Wahyudin.
Ada beberapa komoditas yang turut andil pada deflasi kali ini. Seperti cabai rawit sebesar 0,37 persen, bawang merah 0,17 persen, dan cabai merah 0,07 persen.
"Kemudian disusul beras 0,05 persen dan jeruk yang turut andil memberi deflasi sebesar 0,03 persen," ujarnya.
Sementara itu, ada lima komoditas yang turut andil pada inflasi kali ini. Antara lain, daging ayam ras 0,07 persen, tomat 0,05 persen, kacang panjang 0,04 persen, emas 0,03 persen, dan bimbingan belajar 0,02 persen.
"Inflasi kali ini dipicu oleh daging ayam ras, tomat, kacang panjang, emas perhiasan, dan bimbingan belajar. Dan yang utama, daging ayam ras yang menjadi pemicu pada inflasi kali ini," ucapnya.
Secara tahunan, inflasi NTB masih terkendali di angka 1,63 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 108,09 poin. Adapun IHK tertinggi terjadi di Kabupaten Sumbawa sebesar 108,19 poin, kemudian disusul Kota Mataram 108,12 poin, dan Kota Bima 107,66 poin.
Adapun komoditas yang dominan memberikan andil sumbangan inflasi pada Mei antara lain, emas perhiasan, beras, ikan teri, akademi/mesin (SKM), kopi bubuk, sigaret kretek tangan (SKT), bimbingan belajar, ikan layang, kelapa, ikan tongkol, air kemasan, dan masih banyak lagi.
(nor/nor)