Inflasi Parepare 0,27% di Januari 2025 Dipicu Harga Emas-Beras

Inflasi Parepare 0,27% di Januari 2025 Dipicu Harga Emas-Beras

Muhclis Abduh - detikSulsel
Rabu, 05 Feb 2025 19:00 WIB
Ilustrasi inflasi ekonomi
Foto: Ilustrasi inflasi. (Freepik/freepik)
Parepare -

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat terjadi inflasi pada Januari 2025 secara year on year (y-o-y) sebesar 0,27%. Emas dan beras menjadi pemicu kenaikan inflasi di awal tahun.

"Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kota Parepare, pada Januari 2025 terjadi inflasi y-on-y sebesar 0,27%, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,59 pada Januari 2024 menjadi 105,87 pada Januari 2025," kata Kepala BPS Parepare Dian Ernawaty kepada wartawan, Rabu (5/2/2025).

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,43%; kelompok kesehatan sebesar 0,48%; kelompok transportasi sebesar 4,96%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,58%; kelompok pendidikan sebesar 2,67%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,61%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,54%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,26%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 10,96%; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,69%; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,27%.

"Kalau komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi y-on-y pada Januari 2025, antara lain seperti emas perhiasan, tarif parkir, nasi dengan lauk, beras," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dian membeberkan emas menjadi komoditas yang memberikan andil tertinggi terhadap inflasi karena banyak pengaruh. Terutama dipengaruhi kestabilan politik luar negeri.

"Emas itu memang terus naik harganya. Harga tertinggi itu antara November atau Desember 2024 lalu. Kalau emas itu bukan hanya dari dalam Indonesia saja tetapi dipengaruhi dari luar seperti kestabilan politik dan pergerakan dollar juga," paparnya.

Dian menambahkan, komoditas beras juga memberikan andil yang tinggi hampir setiap bulan. Hal tersebut dipengaruhi karena adanya kenaikan harga.

"Kalau kita sandingkan dengan data ketersediaan di Bulog memang sudah banyak upaya untuk stabilisasi beras. Namun beras ini sulitnya karena harga beras yang dikontrol itu tidak banyak dikonsumsi warga. Jadi kalau warga terbiasa makan beras yang bagus dia akan cenderung memilih beras dengan kualitas bagus," imbuhnya.




(sar/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads