Badan Pusat Statistik (BPS) Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat inflasi pada Maret 2025 secara year on year (y-o-y) mencapai angka 1,98 persen dan menjadi tertinggi di Sulsel. Kenaikan inflasi tersebut dipicu tarif listrik yang tak lagi disubsidi pemerintah.
"Di bulan Maret ini untuk inflasi year on year 1,98 persen, ini memang tertinggi di Sulsel. Sebenarnya semua kabupaten kota mengalami hal yang sama, hanya untuk Parepare ini cukup tajam naiknya dari imbas lepasnya diskon listrik," ujar Kepala BPS Parepare Dian Ernawaty kepada detikSulsel, Selasa (8/4/2025).
Dian mengatakan inflasi Sulsel pada Maret secara yoy tercatat di angka 0,67 persen. Dari 8 daerah yang didata, Parepare menjadi yang tertinggi, menyusul Luwu Timur dengan inflasi 1,34 persen, dan Wajo dengan 1,28 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara secara month to month (m to m) Maret, inflasi Parepare mencapai 2,34 persen. Inflasi dipengaruhi oleh kenaikan harga makanan, minuman, dan tembakau.
"Lepasnya diskon tarif listrik di bulan Maret yang untuk prabayar. Kalau pascabayar kan di bulan Maret masih menikmati diskon karena tagihan di bulan Februari dibayarkan di bulan Maret," jelasnya.
Dian menuturkan inflasi m to m memang fluktuatif karena terjadi lonjakan kenaikan harga. Dia menyebut pada Januari-Februari terjadi deflasi.
"Bulan Januari ke Februari kemarin deflasi akibat turunnya tarif listrik dan Maret ini setelah lepas tarif diskon listrik ada lonjakan," beber Dian.
Menurutnya, harga kebutuhan yang naik secara bulan ke bulan akibat cuaca buruk. Dia pun berharap kondisi tersebut segera diantisipasi karena akan menjadi pemicu naiknya angka inflasi.
"Cuaca buruk ini perlu diantisipasi karena itu akan berimbas kepada harga komoditi seafood seperti ikan, udang serta komoditi seperti cabai dan bawang merah," kata Dian.
Dirinya menyarankan agar Pemkot Parepare bergerak mengecek kembali komoditi harga tinggi yang terjadi sesaat agar tidak berlanjut. Hal itu bisa dilakukan melalui operasi pasar.
"Perlu untuk dicek harga di operasi pasar atau kebijakan-kebijakan lain. Saya rasa pemkot juga telah melaksanakan beberapa upaya seperti kios murah, gerakan pangan murah. Itu sangat membantu sekali untuk stabilisasi," pungkasnya.
(hsr/sar)