Tarif Listrik Jadi Penyumbang Utama Inflasi Bali pada Maret 2025

Tarif Listrik Jadi Penyumbang Utama Inflasi Bali pada Maret 2025

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Selasa, 08 Apr 2025 14:42 WIB
Kepala BPS Provinsi Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan saat dijumpai di kantor BPS Provinsi Bali pada Selasa (8/4/2025).
Foto:Kepala BPS Provinsi Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan saat dijumpai di kantor BPS Provinsi Bali pada Selasa (8/4/2025). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Provinsi Bali mengalami inflasi 1,61 persen dari Februari 2025 ke Maret 2025 (month to month). Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat tarif listrik sebagai komoditas utama penyumbang inflasi Bali dengan angka 1,19 persen.

Kepala BPS Provinsi Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan menjelaskan hal ini dipengaruhi oleh kebijakan diskon tarif listrik 50 persen yang sudah berakhir pada Maret.

"Karena kemarin diskonnya besar sampai 50 persen tentu dia akan memberi pengaruh yang besar pada pergerakan harga. Baik itu kenaikan maupun penurunan," kata Agus di kantor BPS Provinsi Bali, Selasa (8/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain tarif listrik, inflasi bulanan Bali juga dipengaruhi kenaikan harga cabai rawit sebesar 0,28 persen dan bawang merah 0,09 persen. Kemudian, beras 0,05 persen, air kemasan 0,03 persen, hingga perhiasan emas 0,01 persen.

BPS juga mencatat inflasi bulan ke bulan menurut kelompok pengeluaran utamanya berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 1,16 persen dan andil 0,39 persen. Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mencatatkan inflasi sebesar 9,92 persen dan dengan andil 1,18%.

"Menurut kami (inflasi sebesar) 1,61 persen masih bisa dikatakan sebagai relatif terjaga karena melihat kondisi di bulan sekarang yang dipengaruhi oleh adanya hari raya dan segala macam," beber Agus.

Inflasi tahunan tertinggi dari Maret 2024 menuju Maret 2025 terjadi di Kota Denpasar, sebesar 2,53 persen. Sementara, terendah di Kota Singaraja, sebesar 1,09 persen.

"Secara month to month inflasi tertinggi tercatat di Singaraja sebesar 1,71 persen. Sedangkan inflasi terendah tercatat di Kabupaten Badung sebesar 1,45 persen," jelasnya.

Inflasi Bali secara tahun ke tahun atau Maret 2025 terhadap Maret 2024 sebesar 1,89 persen. Sementara, inflasi tahun kalender atau Maret 2025 terhadap Desember 2024 sebesar 1,01 persen.




(hsa/gsp)

Hide Ads