Keluarga Virendy Marjefy (19), mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) yang tewas saat Diksar Mapala mengungkap kejanggalan hasil autopsi. Keluarga menilai hasil autopsi korban rancu.
"Hasil autopsinya itu rancu dan tidak jelas, karena dia bilang (meninggalnya) akibat gagal sirkulasi peredaran darah ke jantung karena ada penyumbatan lemak," kata ayah Virendy, James Wehantouw kepada detikSulsel, Minggu (2/4/2023).
Sementara, James mengaku telah mengonfirmasi perihal hasil autopsi itu kepada dokter ahli. Dia pun menyebut berdasarkan keterangan dokter, penyumbatan lemak seharusnya tidak dialami oleh anak usia belasan tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah tanya dokter ahli penyakit dalam. Kalau penyumbatan lemak artinya serangan jantung koroner, itu tidak mungkin dialami oleh anak muda, itu dokter ahli yang bicara," ungkap James.
Selain itu, James juga membantah keterangan Rektor Unhas Jamaluddin Jompa yang menyebut hasil visum Virendy tidak menunjukkan adanya hal-hal berlebihan. Dia pun mempertanyakan apakah rektor sudah melihat langsung hasil visum anaknya.
"Saya belum lihat hasil autopsi, tapi saya punya hasil visum. Makanya saya mau bantah itu keterangan rektor Unhas. Apakah rektor sudah melihat hasil visum?" ucap James.
"Saya sudah lihat hasil visum, di situ keterangannya ada luka-luka, lebam-lebam akibat pukulan benda tumpul," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Rektor Unhas Jamaluddin Jompa berbicara terkait kasus Virendy. Jamaluddin mengatakan kejadian itu merupakan musibah yang tak disangka.
"Namanya musibah yang kita tidak tahu anak ini mungkin saja kasihan, mungkin ada penyakit bawaan sehingga dia tidak sadari," kata Jamaluddin kepada wartawan, Jumat malam (31/3).
Jamaluddin juga mengaku bahwa hasil visum mahasiswa tersebut tidak menimbulkan unsur yang menguatkan adanya perlakuan berlebih. Menurutnya, hasil visum itu merupakan bukti tidak adanya kesalahan mahasiswa atas kejadian tersebut.
"Setelah divisum apa segala tidak ada masalah, tidak ada sama sekali indikasi yang berlebih," imbuh Jamaluddin.
Apalagi menurutnya, keikutsertaan Virendy dalam organisasi tersebut merupakan keinginannya. Jamaluddin mengatakan, kegiatan tersebut sudah mendapatkan izin dari orang tua yang disertai bukti tanda tangan.
"Dan itu bukanlah hal merupakan programnya Unhas. Itu program untuk yang namanya pilihan. Siapapun mahasiswa boleh ikut ini UKM (Mapala Teknik Unhas). Tidak ada paksaan sama sekali," katanya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.