Dikutip dari buku berjudul 'Hujjah Ilmiah Amalan di Bulan Syaban' yang disusun oleh Pustaka Al-Bahjah, anjuran puasa Nisfu Syaban diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan Imam Baihaqi. Rasulullah SAW bersabda bahwa pada malam Nisfu Syaban, umat muslim dianjurkan untuk sholat malam dan berpuasa di siang harinya. Sebab pada waktu tersebut Allah SWT menyeru hamba-Nya sejak tenggelamnya Matahari.
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ : إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَ صُوْمُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ : أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ ! أَلاَ مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ : أَلَا مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ : أَلا كَذَا ... أَلا كَذَا ... حَتَّى يَطْلُعَ الفَجْرُ
Artinya: Dari Sayyidina Ali bin Abu Thalib bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Apabila tiba malam Nisfu Sya'ban, sholatlah pada malam harinya dan puasalah di siang harinya karena Allah menyeru hamba-Nya di saat tenggelamnya matahari, lalu berfirman: 'Adakah yang meminta ampun kepada-Ku? niscaya Aku akan mengampuninya, Adakah yang meminta rezeki kepada-Ku? niscaya akan memberinya rezeki. Adakah yang sakit? niscaya Aku akan menyembuhkannya, Adakah yang demikian (maksudnya Allah akan mengkabul hajat hambanya yang memohon pada waktu itu).... Adakah yang demikian.... sampai terbit fajar."
Mengingat kalender Masehi dan Hijriah memiliki perhitungan yang berbeda, maka umat muslim yang hendak mengamalkannya perlu melakukan konversi penanggalan. Nah, bagi detikers yang ingin mengerjakan puasa Nisfu Syaban, berikut ini jadwal pelaksanaannya.
Yuk, disimak!
Puasa Nisfu Syaban 2025 Tanggal Berapa?
Jika mengacu pada kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI, awal bulan Syaban 1446 H bertepatan pada tanggal 31 Januari 2025. Sementara itu pertengahan bulan Syaban, yakni 15 Syaban 1446 H bertepatan pada tanggal 14 Februari 2025.
Dengan demikian puasa Nisfu Syaban 2025 jatuh pada tanggal 14 Februari 2025.
Niat Puasa Nisfu Syaban
Umat muslim dianjurkan untuk melafalkan niat jika hendak mengerjakan puasa Nisfu Syaban. Adapun niat yang dilafalkan sama halnya dengan niat puasa sunnah Syaban.
Berikut ini bacaan niat puasa Syaban yang dikutip dari buku 'Meraih Surga dengan Puasa' karya H Herdiansyah Achmad L:
Niat Puasa Nisfu Syaban
نَوَيْتُ صَوْمَ الشَّهْرِ الشَّعْبَانِ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shaumasy-syahrisy-sya'baani sunnata lillaahi ta'aala.
Artinya: "Saya berniat puasa pada bulan Syaban sunah karena Allah Ta'ala."
Sementara itu, dikutip dari dari buku berjudul 'Rahasia Puasa Sunnah' karya Ahmad Syahirul Alim Lc MPd, juga dijelaskan bahwa puasa Nisfu Syaban juga dapat diniatkan sebagai puasa Ayyamul Bidh. Mengingat tanggal 15 Syaban termasuk pada tanggal yang dianjurkan untuk melaksanakan puasa Ayyamul Bidh.
Sehingga, umat muslim juga dapat mengerjakan puasa Nisfu Syaban dengan niat puasa Ayyamul Bidh. Adapun niatnya, yaitu:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ayyaamil baidhi sunnatan lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat puasa pada Hari-hari Putih, sunnah karena AllahTa'ala."
Tata Cara Puasa Nisfu Syaban
Setelah mengetahui niat puasanya, umat muslim yang ingin mengerjakan puasa Nisfu Syaban hendaknya juga mengetahui tata cara pelaksanaannya. Pada dasarnya, tata cara puasa Nisfu Syaban tidak berbeda dengan pelaksanaan puasa sunnah lainnya, yang membedakan hanyalah niat yang dibaca.
Adapun tata cara pelaksanaan puasa Nisfu Syaban selengkapnya, yaitu:
1. Niat
Saat seorang muslim akan melaksanakan puasa Nisfu Syaban, hendaknya membaca niat terlebih dahulu. Niat puasa Nisfu Syaban sebagaimana yang disebutkan diatas bisa diucapkan dalam hati, namun lebih disunnahkan untuk mengucapkannya secara lisan.
2. Makan Sahur
Makan sahur menjelang puasa sangat dianjurkan. Waktu sahur yang lebih utama yaitu dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.
3. Menahan Diri
Setiap muslim yang melaksanakan puasa sunnah sebaiknya mampu menahan diri dari segala hal yang bisa membatalkan puasa seperti makan, minum, dan lainnya. Beberapa hal yang dapat membatalkan puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan maksiat.
4. Menjaga Diri
Selain menahan diri dari hal yang membatalkan puasa, muslim yang melaksanakan puasa hendaknya menjaga diri dari hal-hal yang dapat membatalkan pahala puasa.
5. Menyegerakan Berbuka
Seseorang yang melaksanakan puasa sebaiknya menyegerakan berbuka ketika tiba waktu Magrib dan tidak menunda-nundanya. Orang-orang yang melambat-lambatkan berbuka sesungguhnya telah berbuat congkak atas kasih sayang yang Allah Ta'ala berikan kepadanya.
Keutamaan Puasa Nisfu Syaban
Sama halnya dengan puasa Syaban, keutamaan puasa Nisfu Syaban di antaranya adalah meneladani Rasululllah SAW. Hal itu berdasarkan hadis-hadis dari Aisyah Radhiyallahu 'anha.
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولُ لَا يَصُومُ وَمَا اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa sampai kami berkata ia tidak berbuka, dan beliau berbuka sampah kami berkata ia tidak berpuasa. Tidak pernah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasa selama sebulan penuh, kecuali di bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat bulan yang beliau paling banyak melakukan puasa selain Sya'ban." (HR. Bukhari Muslim).
Demikianlah informasi lengkap mengenai puasa Nisfu Syaban, mulai dari jadwal serta panduan pelaksanaannya. Semoga bermanfaat!
(urw/urw)