Banjir dan longsor menerjang 7 kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel), hingga mengakibatkan 9 warga dilaporkan tewas. Bencana hidrometeorologi itu juga menyebabkan rumah warga hanyut dan akses lalu lintas sempat lumpuh.
Banjir mematikan yang dipicu hujan deras itu terjadi pada Jumat (3/5/2024) dini hari. Tujuh kabupaten yang dilanda banjir termasuk longsor, yakni Luwu, Enrekang, Sidrap, Pinrang, Sinjai, Wajo, dan Bone.
Dampak bencana terparah terjadi di Luwu karena menyebabkan 7 warga tewas tertimbun longsor. Selain itu, satu warga di Sidrap dan satu lainnya di Bone juga meninggal karena terseret arus banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum detikSulsel, Sabtu (4/5), berikut dampak ganasnya banjir dan longsor yang menerjang 7 kabupaten di Sulsel:
7 Warga Tewas Akibat Longsor di Luwu
Longsor menewaskan 7 warga terjadi di Desa Buntu Sarek, Kecamatan Latimojong, Luwu, Jumat (3/5) sekitar pukul 04.00 Wita. Korban longsor didominasi warga lanjut usia.
"Korban longsor meninggal dunia di Desa Buntu Sarek, Kecamatan Latimojong 7 orang," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo kepada detikSulsel, Jumat (3/5).
Korban meninggal, yakni Rumpak (97), Jatima (55), Rima (84), Misdar (29), Mawi (57), Sukma (9) dan Kapila (84). Longsor terjadi karena tanah di lereng gunung yang labil.
"Hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Latimojong sehingga tanah di lereng gunung Kecamatan Latimojong menjadi rapuh karena intensitas hujan yang deras," tuturnya.
Sementara Sekretaris BPBD Luwu Amiruddin menuturkan, banjir turut merendam 13 kecamatan. Sebanyak 1.200 warga dilaporkan mengungsi.
"Data sementara itu ada 13 kecamatan yang terdampak dan tujuh korban meninggal dunia akibat longsor," kata Amiruddin.
Amiruddin mengatakan, ketinggian air di tiap kecamatan rata-rata mencapai 1 hingga 1,5 meter. Tim SAR gabungan tengah melakukan evakuasi secara bertahap.
"Kami masih melakukan evakuasi warga, kalau jumlah warga yang mengungsi sekarang kurang lebih 1.200 jiwa, itu data sementara kami," ungkapnya.
Dia membeberkan ada 15 rumah warga yang hanyut karena banjir. Rinciannya, 3 rumah di Kecamatan Bajo Barat dan 12 rumah lainnya hanyut di Kecamatan Suli Barat.
"Jadi 15 rumah hanyut. Kalau total rumah warga yang terdampak banjir bandang itu ada 1.145 rumah," beber Amiruddin.
Banjir di Luwu juga sempat mengakibatkan akses lalu lintas di Jalan Poros Belopa-Makassar, tepatnya di Kecamatan Suli, lumpuh total. Kondisi ini memicu kemacetan hingga antrean kendaraan yang panjang.
Kasat Lantas Polres Luwu AKP Jumanto Agung menuturkan, akses lalu lintas kembali normal ketika air yang menggenangi jalan mulai surut saat malam hari. Kendati begitu pengendara diminta tetap waspada saat melintas.
"Tetap berhati-hati, karena banyak jalan yang berlubang dan ambles akibat banjir. Kemudian banjir juga membawa material lumpur sehingga jalan sedikit licin," ucap Jumanto.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
1 Warga Tewas Terseret Banjir di Sidrap
Satu warga di di Desa Belawae, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidrap meninggal dunia karena banjir. Korban meninggal saat terjebak di dalam rumahnya yang hanyut terbawa arus banjir.
"1 warga yang meninggal atas nama H Ali dari Desa Belawae. Dia terseret banjir dengan rumahnya karena rumahnya dekat sungai. Dia tersangkut di pohon jenazahnya," kata Kepala Pelaksana BPBD Sidrap Sudarmin.
Sudarmin mengatakan banjir merendam 11 kecamatan di Sidrap mengakibatkan 497 rumah warga hanyut. Sejumlah fasilitas umum juga rusak dihantam banjir.
"Di Kecamatan Pitu Riase ada 5 jembatan putus dan rusak terbawa banjir. Terus di Kecamatan Pitu Riawa dua desa atau sekitar kurang lebih 497 rumah terendam banjir," ungkapnya.
Dia menambahkan, tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi. Pihaknya juga mendirikan posko di titik-titik yang dianggap paling terparah.
"Dua kecamatan yang terparah di Kecamatan Pitu Riase dan Pitu Riawa. Di Desa Bela-Belawae (Kecamatan Pitu Riase) ada warga harus dievakuasi karena banjir," sebut Sudarmin.
Lalin di Enrekang Lumpuh Imbas Longsor
Longsor menutupi Jalan Poros Enrekang-Toraja, tepatnya di Desa Pinang, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Jumat (3/5) sekitar pukul 07.00 Wita. Akses lalu lintas (lalin) di ruas jalan itupun lumpuh total.
"Material longsor juga bawa batu itu yang menutupi jalan," kata Kepala BPBD Enrekang Arsil Bagenda saat dikonfirmasi wartawan.
Alat berat pun diturunkan mengevakuasi material longsor. Arsil menuturkan, longsor juga terjadi di Desa Rante Mario di Kecamatan Malua, hingga Desa Salukanan dan Desa Kaluppi di Kecamatan Enrekang.
"Banyak titik yang longsor. Sementara kami sebar tim untuk penanganan," ucapnya.
Arsil mengemukakan, akses Jalan Poros Enrekang-Toraja baru bisa dilalui setelah proses pembersihan longsor selama 11 jam. Aktivitas lalin kembali normal sekitar pukul 18.00 Wita.
"Sempat kesulitan, karena banyaknya material longsor, terus batu besar. Kemudian kita lihat tanah masih labil juga makanya sempat terhambat karena mempertimbangkan keselamatan anggota," tutur Arsil.
Simak informasi selengkapnya di halaman selanjutnya...
120 Warga Terdampak Banjir di Pinrang
Kepala Pelaksana BPBD Pinrang Rhommy RM Manule mengungkapkan, banjir terjadi di Dusun Barombong, Desa Sipatuo, Kecamatan Patampanua. Tim BPBD telah disiagakan di lokasi banjir.
"Air masih menggenangi pemukiman. Ada sekitar 20 KK atau 120 warga terdampak banjir," beber Rhommy.
Rhommy melanjutkan, banjir juga merendam perkebunan dan persawahan. Sawah yang terendam banjir pun terancam gagal panen.
"Ada sekitar 15 hektare perkebunan terendam banjir. Ada juga 10 hektare sawah terendam dan terancam gagal panen," jelasnya.
Selain banjir, bencana longsor di Desa Ulusaddang, Kecamatan Lembang, Pinrang. Insiden ini mengakibatkan jalan tidak bisa dilalui hingga sejumlah siswa terhambat menuju sekolah.
"Ada laporan masuk material longsor di Desa Ulusaddang menimbun jalan dan menyebabkan anak sekolah tidak bisa lewat dan tidak bisa melanjutkan perjalanan ke sekolah," ungkap Rhommy.
Namun alat berat sudah diturunkan ke lokasi untuk membersihkan material longsor. Rhommy turut mengimbau warga tetap waspada khususnya yang bermukim di wilayah sungai.
"Status bendung benteng saat ini SIAGA, mohon yang tinggal di daerah hilir sungai agar siaga," imbuhnya.
Banjir dan Longsor Terjang Sinjai
Banjir dan longsor menerjang 3 kecamatan di Sinjai dengan ketinggian banjir mencapai 50 sentimeter. Beruntung tidak ada korban jiwa atas insiden tersebut.
"Kecamatan Sinjai Utara dan Sinjai Timur terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter. Sementara untuk 4 titik longsor semua berada di Kecamatan Sinjai Tengah," ujar Analis Bencana BPBD Sinjai Andi Octave Amier.
Sementara longsor terjadi di empat titik di Kecamatan Sinjai Tengah, yakni di Jalan Poros Desa Panaikang-Pattalassang, Desa Aska, Desa Bonto, dan Desa Barambang, Kecamatan Sinjai Tengah. Material longsor masih menutupi badan jalan.
"Untuk Desa Panaikang, dan Desa Aska sudah bisa dilalui kendaraan. Dua titik lainnya Desa Bonto dan Desa Barambang belum bisa dilalui kendaraan karena material longsor menutupi badan jalan," ucapnya.
Octave menambahkan, longsor disebabkan akibat curah hujan yang tinggi. Cuaca ekstrem berupa angin kencang juga menyebabkan tiang listrik tumbang hingga menimpa kendaraan roda dua.
"Tingginya curah hujan mengakibatkan tanah longsor dan pohon yang tumbang berjenis aren yang berukuran besar menimpa jaringan listrik PLN menyebabkan 1 tiang listrik beton tumbang dan menimpa kendaraan roda dua serta menutup akses jalan penghubung antar desa," jelas Octave.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Banjir Bandang di Wajo Picu Macet
Banjir bandang menerjang dua kecamatan di Kabupaten Wajo. Bencana ini turut memicu Jalan Poros Wajo-Palopo, di Desa Tobarakkan, Kecamatan Pitumpanua, menjadi lumpuh total hingga menimbulkan kemacetan.
"Kecamatan Pitumpanua, dan Kecamatan Keera yang banjir. Untuk Kecamatan Pitumpanua tepatnya di Kelurahan Benteng arus lalu lintas di Poros Wajo-Palopo lumpuh," ujar Kepala BPBD Kabupaten Wajo Syamsul Bahri.
Syamsul mengatakan banjir menerjang Desa Awo dan Desa Awota di Kecamatan Keera. Sementara di Kecamatan Pitumpanua ada 9 desa dan 4 kelurahan yang terendam
"Banjir bandang terjadi karena sungai tidak mampu menampung debit air, dan sampai saat ini masih terjadi hujan. Terparah di Desa Awo, Awota dan Jauh Pandang," sebutnya.
![]() |
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Wajo AKP Desy Ayu Dwi Putri menuturkan, sejumlah kendaraan mogok karena berusaha menerobos banjir di Jalan Poros Wajo-Palopo. Sistem buka tutup pun diberlakukan untuk mengurai kemacetan.
"Selain itu pengendara lain juga takut melewati jalanan yang ada genangan airnya, di sisi lain ada mobil mogok. Itulah yang menjadi penghambat lancarnya arus lalu lintas," beber Desy.
Siswi SD di Bone Tewas Terseret Banjir
Siswi SD, Nur Sahra Sakina (11) di Bone tewas terseret arus banjir saat mencari uang jajannya yang terjatuh di got hingga terjebak masuk gorong-gorong. Insiden itu terjadi di Desa Tunreng Tellue, Kecamatan Sibulue pada Jumat (3/5) sekitar pukul 09.00 Wita.
"Dari informasi yang kami terima, uang jajan korban jatuh ke got, kemudian dia mencarinya. Namun saat itu keadaan lagi banjir, korban pun terseret masuk ke gorong-gorong," kata Kepala Desa Tunreng Tellue Haryogis Susanto.
Haryogis mengatakan, warga yang melihat kejadian itu lantas berteriak minta tolong. Masyarakat setempat kemudian membongkar gorong-gorong untuk mengeluarkan korban.
"Ketika berhasil mengeluarkan korban dari gorong-gorong, nyawa korban sudah tidak dapat diselamatkan," beber Haryogis.
Tidak hanya itu, longsor juga menerjang Desa Sadar dan Desa Tapong di Kecamatan Tellulimpoe. Kapolres Tellulimpoe Iptu Sirajuddin mengatakan, longsor di Desa Sadar menghantam gedung SD Inpres 17/79 Sadar hingga mengalami kerusakan.
"Akibatnya tembok gedung sekolah bobol, lantai gedung juga beberapa pecah, rusak. Batu itu kemudian menggelinding dari atas gunung dan jatuh masuk ke dalam gedung sekolah," kata Sirajuddin.
Dia mengungkap tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Peristiwa itu menyebabkan siswa di sekolah itu akan dipindahkan ke rumah warga untuk menjalani proses belajar mengajar.
"Siswanya akan dipindahkan dulu belajar sementara. Untuk tempat mengajarnya dikondisikan, kalau tidak muat di ruang kelas lain, maka akan dibawa ke rumah warga," pungkasnya.
Simak Video "Video: Detik-detik Longsor Tutup Jalan Trans Sulawesi di Bone Bolango"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/sar)