Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan (Sulsel), mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam banjir dan longsor imbas cuaca yang tidak menentu. Banjir dan longsor terjadi di 7 kabupaten/kota di Sulsel sejak awal April 2024.
"Menyikapi kondisi cuaca yang di mana hujan di daerah tertentu yang lebat. Kita mengimbau kepada masyarakat, khususnya yang berada di daerah yang rawan bencana seperti di daerah perbukitan, tebing senantiasa meningkat kewaspadaan," kata Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo kepada detikSulsel, Sabtu (27/4/2024).
Amson juga meminta warga untuk tidak beraktivitas di sekitar daerah bekas longsor. Pasalnya, dikhawatirkan jika daerah tersebut terjadi longsor susulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita juga berharap, masyarakat mengamati kondisi sekitar. Menghindari lokasi terdampak, atau bekas longsor untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi misalnya ada longsor susulan," jelasnya.
"Selalu memperhatikan kondisi dan struktur tanah atau iklim yang ada. Karena kecenderungan longsor itu, sebelum terjadinya longsor, biasanya kita ada gerakan-gerakan tanah yang labil," lanjut Amson.
Dirangkum detikSulsel, Senin (29/4), berikut 7 daerah di Sulsel dilanda banjir dan longsor pada April 2024:
1. 115 Rumah di Enrekang Terdampak Banjir-Longsor
Sebanyak 223 Warga mengungsi akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang pada Sabtu (27/4). BPBD Sulsel melaporkan ada 115 rumah warga terdampak bencana tersebut.
"Jumlah sementara masyarakat terdampak banjir dan tanah longsor 223 orang," kata Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo kepada detikSulsel, Minggu (28/4/2024).
Amson merincikan, ada 73 unit rumah di Desa Karueng, Kecamatan Enrekang, terendam banjir. Selain itu banjir juga merendam 30 unit Asrama Polisi (Aspol) Enrekang di Kelurahan Puserren, Kecamatan Enrekang.
"12 unit rumah Asrama Militer (Asmil) Kodim 1419/Enrekang yang terletak di Randangan, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang terendam banjir dan 3 di antaranya mengalami rusak parah," ujarnya.
2. Rumah di Pinrang Hanyut
Banjir bandang juga menerjang Kecamatan Batulappa, Kabupaten Pinrang pada Sabtu (27/4). Satu rumah warga hanyut karena terbawa arus banjir dan 600 orang terdampak.
"Korban terdampak ada di Kelurahan Kassa, Desa Watang Kassa, dan Desa Batulappa. Total keseluruhan 82 kepala keluarga dan 600 jiwa di Kecamatan Batulappa," kata Amson Padolo dalam keterangannya, Minggu (28/4).
Menurut Amson, salah satu rumah warga rusak berat akibat hanyut terbawa arus banjir. Cuaca ekstrem yang menerjang Pinrang juga mengakibatkan pohon dan tiang listrik roboh.
"Kerusakannya itu rumah salah satu warga rusak berat akibat luapan sungai, jalan tani rusak, pohon tumbang, dan tiang listrik roboh," tambah Amson.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
3. 10 Orang di Toraja Utara Tertimpa Longsor
Longsor terjadi di Jalan Poros Salu Tembamba, Kelurahan Tallang Sura', Kecamatan Bunto', Toraja Utara pada Jumat (26/4) sekitar pukul 09.00 Wita. Pada hari pertama, ada dua orang yang ditemukan dalam kondisi tewas kemudian pada hari kedua satu lagi korban ditemukan tewas.
Secara keseluruhan, total ada 10 orang pejalan kaki yang menjadi korban longsor. Lima orang di antaranya selamat, dua luka ringan, dan 3 lainnya meninggal dunia.
"Sebenarnya ada 10 orang dalam rombongan itu saat kejadian, cuma dua orang sementara lari dan hanya luka ringan. Sekarang di rumah sakit Elim ada enam perawatan intensif," kata Sekda Toraja Utara Salvius Pasang kepada detikSulsel, Jumat (26/4).
4. 7 Kecamatan di Luwu Utara Terendam Banjir
Pemkab Luwu Utara (Lutra), menetapkan status tanggap darurat bencana setelah banjir melanda 7 kecamatan pada Senin (22/4). Status tanggap darurat bencana tersebut akan berlaku hingga 30 hari ke depan.
"Benar, setelah melihatnya banyak wilayah yang terdampak kami menaikkan status menjadi darurat bencana banjir," kata Kepala BPBD Luwu Utara Muslim Muktar kepada detikSulsel, Kamis (25/4).
Muslim mengungkapkan, status darurat bencana tersebut dilakukan untuk mempercepat penanganan banjir di 7 kecamatan. Tujuh kecamatan terdampak banjir yakni Kecamatan Sabbang Selatan, Sabbang, Malangke, Malangke Barat, Baebunta Selatan, Sukamaju Selatan, dan Kecamatan Mappideceng.
"Ini untuk mempercepat penanganan banjir yang terjadi. Mulai hari ini, sampai 30 hari ke depan itu pun bisa saja diperpanjang jika kondisi masih belum berubah," ungkapnya.
5. 7.682 Warga di Bone Terdampak Banjir
Banjir menerjang 4 desa di Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). Bencana tersebut mengakibatkan 7.682 warga terdampak dan masih memilih bertahan di kediamannya.
"Untuk sementara laporannya ada 4 desa yang terendam banjir diantaranya Desa Kadai, Desa Mario, Desa Tellu Boccoe, dan Desa Tellongeng. 4 wilayah ini memang merupakan langganan banjir setiap musim hujan," ujar Sekcam Mare Sainal Abidin kepada detikSulsel, Rabu (24/4).
Sainal mengatakan Kecamatan Mare dilanda banjir usai diguyur hujan sejak Rabu (24/4) sekitar pukul 02.00 Wita. Intensitas curah hujan yang tinggi mengakibatkan aliran sungai di Desa Kadai meluap hingga ke tiga desa lainnya.
"Diguyur hujan mulai tadi malam jam 2 dini hari. Ketinggian air saat ini sampai betis orang dewasa," kata Sainal.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
6. 20 Orang di Tator Tewas Tertimbun Longsor
Tanah longsor terjadi di Kecamatan Makale dan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja (Tator), Sulawesi Selatan (Sulsel). Longsor tersebut menerjang empat rumah warga dan mengakibatkan 20 orang tewas tertimbun.
Bencana longsor pertama terjadi di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Tana Toraja, Sabtu (13/4) sekitar pukul 23.30 Wita. Sebanyak 16 korban ditemukan tewas dan dua selamat di lokasi tersebut.
Longsor juga terjadi di Desa Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan, Tana Toraja, Minggu (14/4) sekitar pukul 03.00 Wita. Longsor menerjang satu rumah dan mengakibatkan empat orang tewas dan dua selamat.
7. Jalan di Sinjai Tertutup Longsor
Jalan penghubung antardesa di Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, tertimbun longsor. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sinjai pun mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor di dua titik.
"Betul, ada dua lokasi yang terjadi longsor tadi subuh. Semuanya di wilayah Kecamatan Sinjai Timur," ujar Analis Bencana BPBD Sinjai Andi Octave Amier kepada detikSulsel, Minggu (28/4).
Longsor pertama kali terjadi di Desa Lasiai, Kecamatan Sinjai Timur pada Minggu (28/4) sekitar pukul 01.00 Wita. Selang beberapa saat longsor juga terjadi di Dusun Maccini, Desa Panaikang, Kecamatan Sinjai Timur pada Minggu (28/4) sekitar pukul 05.00 Wita.
Andi Octave mengatakan, longsor dipicu hujan deras hingga membuat tanah di tebing jalan labil. Longsor yang menutupi jalan penghubung antardesa turut diperparah dengan pohon tumbang, khususnya di Desa Panaikang.
"Longsor di Desa Lasiai menutup sebagian jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Lasiai dan Desa Pattalasang. Kemudian longsor di Desa Panaikang juga menutupi sebagian jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Panaikang dan Desa Pattalasang," katanya.
Simak Video "Video: Viral Ambulans di Gowa Dipakai Angkut Motor-TV"
[Gambas:Video 20detik]
(hsr/hsr)