- Amalan Malam Nisfu Syaban 1. Membaca Surah Yasin 2. Memperbanyak Shalawat Nabi 3. Bersedekah 4. Memperbanyak Sholat Sunnah 5. Membaca Ayatul Hirsh 6. Membaca Surat Ad-Dhukhan 7. Membaca Tasbih Nabi Yunus AS 8. Membaca Doa Malam Nisfu Syaban
- Keutamaan Malam Nisfu Syaban 1. Malam yang Diberkahi (Mubarakah) 2. Malam Pembagian Takdir (Qismah wa at-Takdir) 3. Malam Penghapusan Dosa (at-Takfir) 4. Malam Diterimanya Doa (al-Ijabah) 5. Malam Kehidupan (al-hayat) 6. Hari Raya Malaikat 7. Malam Syafaat 8. Malam Kemerdekaan (al-'Itqu) 9. Malam Pembebasan (al-Baraah) 10. Malam Hadiah (al-Jaizah)
Malam Nisfu Syaban menjadi momen yang banyak dinantikan umat muslim. Lantas, apa yang harus dilakukan saat malam Nisfu Syaban?
Nisfu Syaban merupakan hari ke-15 atau pertengahan bulan Syaban. Dalam kalender Masehi, malam nisfu Syaban ini dimulai pada tanggal 24 Februari setelah maghrib.
Terdapat banyak amalan dan doa yang dapat dijalankan oleh umat muslim pada malam Nisfu Syaban untuk memuliakan malam tersebut. Mulai dari membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali, melafalkan doa khusus di sela Surat Yasin yang dibacakan, melakukan sholat sunnah, hingga membaca tasbih Nabi Yunus AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini amalan dan doa yang bisa dijalankan pada malam Nisfu Syaban yang penuh keutamaan. Simak yuk!
Amalan Malam Nisfu Syaban
Sejumlah amalan malam Nisfu Syaban yang dapat umat muslim amalkan di antaranya:
1. Membaca Surah Yasin
Mengutip situs Nahdlatul Ulama, salah satu amalan yang dianjurkan pada Nisfu Syaban adalah membaca Surah Yasin. Hal itu diterangkan dalam Kitab Mujribat yang dikarang oleh Ad-Dairaby sebagai berikut:
وأما قراءة سورة يس ليلتها بعد المغرب والدعاء المشهور فمن ترتيب بعض أهل الصلاح من عند نفسه قيل هو البوني ولا بأس بمثل ذلك (أسنى المطالب في أحاديث مختلفة المراتب ص. 234)
Artinya: "Adapun pembacaan surat Yasin pada malam Nisfu Sya'ban setelah Maghrib merupakan hasil ijtihad sebagian ulama, konon ia adalah Syeikh Al-Buni dan hal itu bukanlah suatu hal yang buruk." (Syaikh Muhammad bin Darwisy, Asná al-Mathálib, 234)
Surat Yasin tersebut dibaca 3 kali, masing-masing dengan niat:
- Bacaan surah Yasin pertama diniatkan untuk meminta umur panjang yang diisi dengan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
- Bacaan surah Yasin Kedua diniatkan agar dijaga dari marabahaya serta diberi rezeki yang halal.
- Bacaan surah Yasin yang terakhir diniatkan agar hati selalu merasa cukup dan dianugerahi husnul khatimah.
Setiap selesai membaca surah Yasin dilanjutkan membaca doa berikut:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. اللّهُمَّ يَاذَا الْمَنِّ وَلاَيُمَنُّ عَلَيْك. يَاذَا الْجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ. يَاذَا الطَّوْلِ والْإِنْعَامِ, لاَإِلهَ إِلاَّ أَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِئيْن, وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْن, وَمَأْمَنَ الْخَائِفِيْن. اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مُقَتَّرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ فَامْحُ مِنْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقَاوَتِيْ وَحِرْمَانِيْ وَتَقْتِيْرِ رِزْقِيْ وَأَثْبِتْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ الْمُنْزَل, عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَل {يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ} إِلهِيْ بِالتَّجَلِّي الْأَعْظَم, فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ الْمُكَرَّم, الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ وَيُبْرَم, اكْشِفْ عَنِّيْ مِنَ الْبَلاَءِ مَا أَعْلَم, وَمَا لاَ أَعْلَم, وَاغْفِرْ لِيْ مَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَم. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنْ أَعْظَمِ عِبَادِكَ حَظًّا وَنَصِيْبًا فِيْ كُلِّ شَيْئٍ قَسَمْتَهُ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ نُوْرٍ تَهْدِيْ بِهِ, أَوْ رَحْمَةٍ تَنْشُرُهَا, أَوْ رِزْقٍ تَبْسُطُهُ, أَوْ فَضْلٍ تُقَسِّمُهُ عَلَى عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِيْنَ, يَاللهُ, يَاللهُ, لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ. اللَّهُمَّ هَبْ لِيْ قَلْبًا تَقِيًّا نَقِيًّا, مِن َالشِّرْكِ بَرِيًّا, لاَ كَافِرًا وَلاَ شَقِيًّا, وَقَلْبًا سَلِيْمًا خَاشِعًا ضَارِعًا. اللَّهُمَّ امْلَأْ قَلْبِيْ بِنُوْرِكَ وَأَنْوَارِ مُشَاهَدَتِكَ, وَجَمَالِكَ وَكَمَالِكَ وَمَحَبَّتِكَ, وَعِصْمَتِكَ وَقُدْرَتِكَ وَعِلْمِكَ, يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ, وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
2. Memperbanyak Shalawat Nabi
Ibnu Abi Shai Al-Yamani mengatakan, bulan Syaban adalah bulan salawat. Karena pada bulan itulah ayat tentang anjuran shalawat diturunkan, yaitu Surat Al-Ahzab ayat 56.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya: Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Oleh karena itu, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak salawat termasuk pada pertengahan bulan Syaban, yaitu malam Nisfu Syaban. Adapun keutamaan yang diperoleh bagi yang mengamalkannya adalah Allah SWT akan bersalawat untuknya 10 kali.
Disebutkan dalam hadits diriwayatkan Abu Huraira RA, bahwa siapa yang bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW, maka Allah SWT akan bersalawat untuknya 10 kali.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم من صلى علي واحدة صلى الله عليه عشرا
Artinya: Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang bersalawat untukku sekali, Allah SWT bersalawat untuknya 10 kali.
3. Bersedekah
Bersedekah menjadi salah satu amalan yang dianjurkan di bulan Syaban. Hal ini didasarkan pada sebuah riwayat dari Imam Shadiq ketika ditanya tentang amalan terbaik di bulan Syaban.
Imam Shadiq mengatakan bahwa amalan terbaik yang bisa dilakukan pada bulan Syaban adalah bersedekah dan membaca istighfar. Keutamaan amalan ini dijelaskan sebagai berikut:
"Bershadaqah dan membaca istighfar. Barang siapa bershadaqah di bulan Sya'ban, maka Allah Swt. akan memelihara shadaqah tersebut sebagaimana salah seorang dari kalian memelihara anak untanya, sehingga pada hari kiamat, shadaqah tersebut sampai di tangan pemiliknya sebesar Gunung Uhud.
Untuk itu, amalan ini dapat dilakukan di bulan Syaban, termasuk saat Nisfu Syaban.
4. Memperbanyak Sholat Sunnah
Sholat sunnah yang dapat umat muslim lakukan pada Nisfu Syaban adalah sholat sunnah mutlak. Hal itu dijelaskan dalam hadits:
قوله صلى الله عليه وسلم: "الصلاة خير موضوع، فمن شاء استكثر ومن شاء استقل" قال الحافظ في الفتح" 479/2: صححه ابن حبان
Artinya: Shalat adalah sebaik-baik syariat, siapa yang ingin memperbanyak maka perbanyaklah, dan siapa yang ingin melakukan sedikit maka lakukanlah. (Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan bahwa hadis ini dinilai sahih oleh Ibnu Hibban. Fath Al-Bari 2/479)
Adapun kaifiyah shalat sunnah pada malam Nisfu Syaban dalam Majmu Syarif hal 93-96 sebagai berikut:
- Shalat sunnah 2 rakaat dengan niat shalat mutlak
- Rakaat pertama setelah Fatihah membaca Surat al Kafirun (قل يأيها الكافرون...)
- Rakaat kedua, setelah Fatihah membaca Surat al Ikhlas (قل هو الله أحد...)
- Dalam setiap sujud membaca doa:
اللهم إني أعوذ بعفوك من عقابك، وأعوذ برضاك من سخطك، وأعوذ بك منك إليك، لا أحصى ثناء عليك أنت كما أثنيت على نفسك
Artinya: "Ya Allah, sungguh aku berlindung dengan keridhoan-Mu dari pada murka-Mu, dan dengan ampunan-Mu dari hukuman siksa-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari-Mu, aku tidak mampu menghitung pujian atas-Mu sebagaimana pujian-Mu sendiri atas diri-Mu".
5. Membaca Ayatul Hirsh
Amalan berikutnya adalah membaca ayatul Hirsh, yaitu surah At-Taubah ayat 128-129. Imam al-Quthb Sayyidi Abu Ali al-Ahsan al-Ba'qiliy al-Maghribiy mengutip dalam kitab Ira'ah Arais Syumus Falak al-Haqaiq al-Irfaniyah perkataan al Quthb al-Maktum Sayyidi Syekh Ahmad at-Tijani Radhiyallahu anhu:
ﻣﻦ ﻗﺮﺃ ﺁﻳﺔ ﺍﻟﺤﺮﺹ ٥٠٠ ﻣﺮﺓ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻟﻢ ﻳﺴﺌﻞ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ
Artinya: Siapa yang membaca ayat al-Hirhs sebanyak 500 kali pada malam nisfu Sya'ban, tidak akan mendapat pertanyaan malaikat di alam kubur.
Adapun bacaan ayatul Hirsh, yakni:
لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Arab latin: laqad jā`akum rasụlum min anfusikum 'azīzun 'alaihi mā 'anittum ḥarīṣun 'alaikum bil-mu`minīna ra`ụfur raḥīm
Artinya: "Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin," (QS At Taubah: 128).
فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ
Arab latin: fa in tawallau fa qul ḥasbiyallāhu lā ilāha illā huw, 'alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-'arsyil-'aẓīm
Artinya: "Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung," (QS At Taubah: 129).
6. Membaca Surat Ad-Dhukhan
Imam al-Saraji menyebutkan bahwa barangsiapa membaca awal surat ad-Dukhan hingga ayat ke-8 dari awal bulan Sya'ban hingga 15 Sya'ban sebanyak 30x, kemudian ia berzikir dan bershalawat kepada Nabi SAW dan berdoa dengan apa yang ia kehendaki, niscaya doanya akan dikabulkan dengan segera.
Berikut bacaannya:
حٰمٓ (1) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ (2) إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4) أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ (5) رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (6) رَبِّ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ مُوقِنِينَ (7) لَا إِلَهَ إِلا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الأوَّلِينَ (8)
Arab Latin: Haa Miiim. Wal Kitaabil Mubiin. Innaaa anzalnaahu fii lailatim mubaarakah; innaa kunnaa munziriin. Fiihaa yufraqu kullu amrin hakiim. Amram min 'indinaaa; innaa kunnaa mursiliin. Rahmatam mir rabbik; innahuu Huwas Samii'ul 'Aliim. Rabbis samaawaati wal ardi wa maa bainahumaa; in kuntum muuqiniin. Laaa ilaaha illaa Huwa yuhyii wa yumiitu Rabbukum wa Rabbu aabaaa'ikumul awwaliin
Artinya: "Ha Mim. Demi Kitab (Al-Qur'an) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kamilah yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sungguh Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui. Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang meyakini. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan. (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu terdahulu."
7. Membaca Tasbih Nabi Yunus AS
Syekh Abdul Hamid Qudus dalam Kitab Kanzun Najah Was Surur mengatakan:
فإن تلاوة هذه الآية في هذه الليلة بالعدد المذكور تكون أمانا فى ذلك العام من البلايا والأوهام
Artinya: Siapa yang membaca dzikir ini di malam Nisfu Sya'ban sebanyak 2375 kali, maka dengan izin Allah Taala, ia akan diberikan perlindungan dari bala sampai tahun akan datang.
Adapun bacaannya, yaitu:
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Arab Latin: La illaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin
Artinya: "Tidak ada tuhan selain Allah, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."
8. Membaca Doa Malam Nisfu Syaban
Amalan lainnya yang juga bisa dikerjakan pada malam Nisfu Syaban adalah membaca doa malam Nisfu Syaban. Berikut ini beberapa doa yang dapat dibaca dalam rangka menyambut malam Nisfu Syaban yakni:
Doa Malam Nisfu Syaban #1
Masih dari sumber yang sama, salah satu doa yang dapat dibaca pada malam Nisfu Syaban dan dianjurkan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jilani yang juga dirinya mengutip doa dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib yaitu:
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، مَصَابِيْحِ الْحِكْمَةِ وَمَوَالِيْ النِّعْمَةِ، وَمَعَادِنِ الْعِصْمَةِ، وَاعْصِمْنِيْ بِهِمْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ. وَلَا تَأْخُذْنِيْ عَلَى غِرَّةٍ وَلَا عَلَى غَفْلَةٍ، وَلَا تَجْعَلْ عَوَاقِبَ أَمْرِيْ حَسْرَةً وَنَدَامَةً، وَارْضَ عَنِّيْ، فَإِنَّ مَغْفِرَتَكَ لِلظَّالِمِيْنَ، وَأَنَا مِنَ الظَّالِمِيْنَ، اللهم اغْفِرْ لِيْ مَا لَا يَضُرُّكَ، وَأَعْطِنِيْ مَا لَا يَنْفَعُكَ، فَإِنَّكَ الْوَاسِعَةُ رَحْمَتُهُ، اَلْبَدِيْعَةُ حِكْمَتُهُ، فَأَعْطِنِي السَّعَةَ وَالدَّعَةَ، وَالْأَمْنَ وَالصِّحَّةَ وَالشُّكْرَ وَالْمُعَافَاةَ، وَالتَّقْوَى، وَأَفْرِغِ الصَّبْرَ وَالصِّدْقَ عَلَيَّ، وَعَلَى أَوْلِيَائِيْ فِيْكَ، وَأَعْطِنِي الْيُسْرَ، وَلَا تَجْعَلْ مَعَهُ الْعُسْرَ، وَأَعِمَّ بِذَلِكَ أَهْلِيْ وَوَلَدِيْ وَإِخْوَانِيْ فِيْكَ، وَمَنْ وَلَدَنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
Arab Latin: Allâhumma shalli 'alâ Muhammadin wa âlihi, Mashâbihil hikmati wa mawâlin ni'mati, wa ma'âdinil 'ishmati, wa'shimni bihim min kulli sû-in, wa lâ ta'khudznî 'alâ ghirratin wa lâ 'ala ghaflatin, wa lâ taj'al 'awâqiba amri hasratan wa nadâmatan, wardla 'annî, fainna maghfirataka lidh dhâlimin, wa anâ minadh dhâlimîna, allâhumma ighfir lî mâ lâ yadlurruka, wa a'thinî mâ lâ yanfa'uka, fainnaka al-wâsi'atu rahmatuhu, al-badî'atu hikmatuhu, fa a'thini as-sa'ata wad da'ata, wal-amna wash-shihhata wasy-syukra wal-mu'âfata wattaqwa, wa afrighiash-shabra wash-shidqa 'alayya, wa 'alâ auliyâi fîka, wa a'thinî al-yusra, walâ taj'al ma'ahu al-'usra, wa a'imma bi dzâlika ahlî wa waladî wa ikhwanî fîka, wa man waladanî minal muslimîna wal muslimâti wal mu'minîna wal mu'minâti.
Artinya: "Ya Allah limpahkan rahmat ta'dhim-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, lampu-lampu hikmah, tuan-tuan nikmat, sumber-sumber penjagaan. Jagalah aku dari segala keburukan lantaran mereka, janganlah engkau hukum aku atas kelengahan dan kelalaian, janganlah engkau jadikan akhir urusanku suatu kerugian dan penyesalan, ridhailah aku, sesungguhnya ampunanMu untuk orang-orang zhalim dan aku termasuk dari mereka, ya Allah ampunilah bagiku dosa yang tidak merugikanMu, berilah aku anugerah yang tidak memberi manfaat kepadaMu, sesungguhnya rahmat-Mu luas, hikmah-Mu indah, berilah aku kelapangan, ketenangan, keamanan, kesehatan, syukur, perlindungan (dari segala penyakit) dan ketakwaan. Tuangkanlah kesabaran dan kejujuran kepadaku, kepada kekasih-kekasihku karena-Mu, berilah aku kemudahan dan janganlah jadikan bersamanya kesulitan, liputilah dengan karunia-karunia tersebut kepada keluargaku, anaku, saudar-saudaraku karena-Mu dan para orang tua yang melahirkanku dari kaum muslimin muslimat, serta kaum mukiminin dan mukminat." (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, hal. 249).
Doa Malam Nisfu Syaban #2
Berbeda dengan doa sebelumnya, bacaan doa berikut ini dilafalkan di sela Surat Yasin. Sebagaimana diketahui, salah satu amalan lainnya di malam Nisfu Syaban yaitu membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali.
Dari sumber yang sama, Sayyid Utsman bin Yahya menyebutkan doa berikut ini yang dibaca saat malam nisfu Sya'ban:
اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ. اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Arab Latin: Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu 'alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in'âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma'manal khâ'ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî 'indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran 'alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî 'indaka sa'îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal 'alâ lisâni nabiyyikal mursal, "yamhullâhu mâ yasyâ'u wa yutsbitu, wa 'indahû ummul kitâb" wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil 'alamîn.
Artinya: Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, 'Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.' Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.
Doa ini tertera dalam kitab Maslakul Akyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya. (Lihat Sayid Utsman, Maslakul Akhyar, [Jakarta, Al-Aidrus: tanpa catatan tahun], halaman 78-80). Dhamir mufrad pada doa ini dapat diganti menjadi dhamir jamak bila dibaca berjamaah.
Doa Malam Nisfu Syaban #3
Adapun doa malam Nisfu Syaban versi berjamaahnya adalah sebagai berikut:
اللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ
اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنَا عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ أَشْقِيَاءَ أَوْ مَحْرُوْمِيْنَ أَوْ مُقَتَّرِيْنَ عَلَيْنَا فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتَنَا وَحِرْمَانَنَا وَاقْتِتَارَ رِزْقِنَا، وَاكْتُبْنَا عِنْدَكَ سُعَدَاءَ مَرْزُوْقِيْنَ مُوَفَّقِيْنَ لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ: "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ
Arab Latin: Allāhumma yā dzal manni wa lā yumannu 'alaika yā dzal jalāli wal ikrām, yā dzat thauli wal in'ām, lā ilāha illā anta zhahral lājīna wa jāral mustajīrīna, wa ma'manal khā'ifīn. Allāhumma in kunta katabtanā 'indaka fī ummil kitābi asyqiyā'a au mahrūmīna au muqattarīna 'alaynā fir rizqi, famhullāhumma fī ummil kitābi syaqāwatanā, wa hirmānanā waqtitāra rizqinā, waktubnā 'indaka su'adā'a marzūqīna muwaffaqīna lil khairāt. Fa innaka qulta wa qaulukal haqq fī kitābikal munzali 'ala lisāni nabiyyikal mursali "Yamhullāhu mā yasyā'u wa yutsbitu wa 'indahū ummul kitāb." Wa shallallāhu 'alā sayyidinā Muhammadin wa 'alā ālihī wa shahbihī wa sallama, walhamdulillāḥi rabbil 'ālamīn.
Artinya: "Wahai Tuhanku yang maha pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemilik kekayaan dan pemberi nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.
Tuhanku, jika Engkau mencatat kami di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezeki kami. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, 'Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.'
Allah bershalawat dan bersalam atas Sayyidina Muhammad, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam."
Doa Malam Nisfu Syaban #4
Sementara itu, doa lain yang dapat umat muslim amalkan pada malam Nisfu Syaban, yakni doa Nabi Adam AS. Doa ini dibaca Nabi Adam AS ketika turun ke bumi, thawaf tujuh kali di Ka'bah, dan salat dua rakaat di belakang maqam.
Berikut bacaan doa malam Nisfu Syaban tersebut, yaitu:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّي وَعَلَانِيَتِي فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِي، وَتَعْلَمُ حَاجَتِي فَأَعْطِنِي سُؤَلِي، وَتَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي ذَنْبِي اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ وَيَقِيْنَا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَا يُصِيبُنِي إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي وَرَضِنِي بِقَضَائِكَ
Arab Latin: Allaahumma innaka ta'lamu sirrii wa 'alaaniyati faqbal ma'dzirati, wata'lamu haajatii fa'thinii suaa-li, wata'lamu maa fii nafsii faghfir lii dzambii. Allaahumma innii as-aluka imaanan yubasyiru qalbii wa yaqiinan shaadiqan hattaa a'lamu annahu laa yushiibunii illaa maa katabta lii waraddani biqadhaa-ik
Artinya: Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku. Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku.
Pada dasarnya, tidak ada ketentuan mengenai doa atau amalan yang dibaca pada malam nisfu Syaban. Bahkan bisa dari doa yang dibuat sendiri. Namun, lebih utama bila doa atau amalan tersebut dari para guru, ulama, atau orang-orang pilihan-Nya seperti yang telah disebutkan.
Keutamaan Malam Nisfu Syaban
Setelah mengetahui apa saja amalan yang bisa dikerjakan pada malam Nisfu Syaban, detikers juga perlu mengetahui keutamaan malam Nisfu Syaban.
Melansir dari laman Nahdlatul Ulama, malam Nisfu Syaban memiliki keutamaan penting. Hal itu ditunjukkan dari banyaknya nama lain untuk malam penuh kemuliaan ini. Tiap nama yang dilabelkan pun memiliki makna dan keutamaannya.
Al-Hafiz al-Muhaddits Syekh Salim as-Sanhuri dalam salah satu kitabnya menjelaskan sepuluh nama lain yang menjadi keutamaan dari malam Nisfu Syaban tersebut. Berikut penjelasannya:
1. Malam yang Diberkahi (Mubarakah)
Tepat pada malam pertengahan bulan Syaban ini, Allah SWT memerintahkan para malaikat untuk turun ke langit dunia. Tujuannya adalah menebar kebaikan kepada manusia.
Selain itu, pada waktu itu jarak antara manusia dan para malaikat ini sangatlah dekat. Kedekatan itu menjadi keberkahan tersendiri bagi para umat Nabi Muhammad SAW.
2. Malam Pembagian Takdir (Qismah wa at-Takdir)
Selain membagikan keberkahan dan kebaikan, para malaikat yang turun ke langit dunia itu juga menentukan takdir kepada setiap manusia. Takdir tersebut bisa berupa rezeki, jodoh, mulia, hina, pangkat, dan yang lainnya.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Atha' bin Yasar, Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ دُفِعَ إِلَى مَلَكِ الْمَوْتِ صَحِيْفَةً فَيُقَالُ اِقْبِضْ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَنْ فِي هَذِهِ الصَّحِيْفَةِ فَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَغْرَسَ الغُرَّاسَ وَيُنْكِحَ الْأَزْوَاجَ وَيَبْنِي الْبُنْيَانَ وَإِنَّ اسْمَهُ فِي تِلْكَ الصَّحِيْفَةِ وَهُوَ لَا يَدْرِيْ
Artinya: Apabila telah datang malam pertengahan bulan Sya'ban maka diserahkan kepada malaikat maut sebuah catatan. Maka dikatakan, cabutlah pada tahun ini, nama yang ada dalam catatan itu, karena sungguh seorang hamba akan menanam tanaman, akan menikahi wanita, membangun rumah, sedangkan namanya ada dalam catatan itu dan dia tidak tahu.
Sementara itu, dalam riwayat yang lain juga disebutkan bahwa pada malam pertengahan bulan Syaban Allah SAW menetapkan beberapa keputusan yang Dia kehendaki. Baru kemudian keputusan-keputusan itu diserahkan kepada para pemiliknya pada malam lailatul qadar.
3. Malam Penghapusan Dosa (at-Takfir)
Bukan tanpa alasan, malam Nisfu Syaban juga disebut sebagai malam penghapusan dosa dikarenakan Allah SWT mengampuni semua dosa-dosa hamba-Nya selama satu tahun pada malam ini. Hal itu terhitung sejak malam tersebut hingga malam pertengahan bulan Syaban selanjutnya.
Sebagaimana dalam riwayat Ahmad bin Nadlar melalui jalur Sayyidina Mu'ad bin Jabar, Rasulullah SAW bersabda:
يَطَّلِعُ اللهُ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ اِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Artinya: Allah SWT melihat kepada semua makhluk-Nya pada malam pertengahan bulan Sya'ban, maka Dia memberi ampunan pada semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan (dengan saudaranya).
4. Malam Diterimanya Doa (al-Ijabah)
Malam Nisfu Syaban juga disebut sebagai malam diterimanya setiap doa. Hal inilah yang membuat malam ini menjadi istimewa.
Hal itu sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat al-Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda:
خَمْسُ لَيَالٍ لَا يُرَدُّ فِيْهِنَّ الدُّعَاءُ لَيْلَةُ الْجُمْعَةِ وَأَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَلَيْلَتَا الْعِيْدِ
Artinya: (Terdapat) lima malam, di mana doa tidak ditolak di dalamnya, yaitu: malam Jumat, malam pertama dari bulan Rajab, malam pertengahan bulan Sya'ban, dan dua malam hari raya.
5. Malam Kehidupan (al-hayat)
Malam Nisfu Syaban ini juga dikenal dengan malam kehidupan. Sebab, orang-orang yang beribadah pada malam ini akan tetap "dihidupkan" hatinya. Hal itu berarti orang-orang yang mengamalkan ibadah pada malam ini, tidak akan dibuat terlena dengan kehidupan di dunia.
Selain itu, dalam hadits riwayat dari Ishaq bin Rahwaih dengan sanadnya dari Wahab bin Munabbih disebutkan bahwa pada malam tersebut tidak ada orang yang meninggal. Bunyinya adalah sebagai berikut:
Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ لَمْ يَمُتْ أَحَدٌ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ لِاشْتِغَالِ مَلَكِ الْمَوْتِ بِقَبْضِ الصَّكَاكِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Artinya: Jika malam pertengahan bulan Syaban telah datang, maka tidak akan ada seorang pun yang mati, mulai dari ujung timur hingga ujung barat, karena sibuknya malaikat pencabut nyawa dengan menerima catatan-catatan (makhluk) dari Tuhan semesta alam.
6. Hari Raya Malaikat
Tak hanya manusia, para malaikat juga memiliki hari raya. Disamping malam Lailatul Qadar, Nisfu Syaban juga dianggap sebagai hari raya para malaikat.
Hal itu juga sebagaimana manusia yang memiliki dua hari raya. Yakni, Idul Fitri dan Idul Adha.
7. Malam Syafaat
Menurut Al-Hafiz Syekh Salim as-Sanhuri, pada malam pertengahan bulan Syaban menjadi malam sempurnanya syafaat. Adapun, malam itu terhitung sejak tanggal 13 Bulan Syaban ini.
Rasulullah SAW ditanya perihal syafaatnya yang akan diberikan kepada umatnya. Saat itu juga Ia menjawab hanya akan memberikan sepertiga kepada mereka.
Kemudian pada malam tanggal 14, Ia kembali ditanya perihal syafaat yang akan diberikan pada umatnya tersebut. Saat itu, Ia pun menjawab hanya akan memberikan dua pertiga syafaat kepada mereka.
Namun pada malam Nisfu Syaban tiba, dan pertanyaan itu kembali ditanyakan kepada Rasulullah SAW. Dengan tegas, Ia menjawab bahwa syafaatnya akan diberikan semuanya kepada umatnya. Karena itulah, malam Nisfu Syaban ini disebut dengan malam sempurnanya syafaat.
8. Malam Kemerdekaan (al-'Itqu)
Malam Nisfu Syaban juga menjadi malam yang mulia bagi umat Nabi Muhammad SAW. Sebab pada malam ini, separuh umat Rasulullah SAW diangkat dari neraka.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Sayyidah Aisyah, Rasululah SAW bersabda:
رُوِيَ أَنَّ النَّبِي كَانَ جَالِسًا فِي تِلْكَ اللَّيْلَةِ فَنَزَلَ عَلَيْهِ جِبْرِيْلُ. فَقَالَ: اِنَّ اللهَ قَدْ أَعْتَقَ مِنَ النَّارِ نِصْفَ أُمَّتِكَ
Artinya: Diriwayatkan, sungguh Nabi Muhammad sedang duduk pada suatu malam (Nisfu Syaban), maka datang kepadanya malaikat Jibril. Ia berkata "Sungguh Allah telah memerdekakan dari neraka separuh umatmu".
9. Malam Pembebasan (al-Baraah)
Malam ini juga disebut dengan malam pembebasan. Karena pada malam Nisfu Syaban ini, Allah SWT membebaskan hamba-hambaNya dari neraka.
Hal itu tak memandang bagi mereka yang taat ataupun ahli maksiat. Di saat yang bersamaan Allah SWT berkata kepada mereka yang taat:
أَوْفَيْتُ الْحَقَّ وَقُمْتَ بِشَرَائِطِ الْعُبُوْدِيَّةِ فَخُذْ بَرَاءَةً مِنَ النَّارِ.
Artinya: Aku (Allah) telah menepati janji (kebenaran). Dan engkau telah menjalankan ketentuan seorang hamba, maka ambillah kebebasan dari neraka.
Sementara bagi yang sering melakukan maksiat, Allah SWT berkata kepada mereka, "Aku (Allah) telah memberikan keringanan kepada kalian semua, sebab kalian tidak menjalankan hak-hak dan ketentuan seorang hamba, maka hakmu adalah siksa, namun (dengan malam nisfu Syaban), ambillah kebebasanmu dari neraka."
10. Malam Hadiah (al-Jaizah)
Selain nama-nama lain malam Nisfu Syaban yang telah disebutkan, malam ini juga dikenal sebagai malam hadiah. Alasannya, tak lain karena malam mulia ini hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW atau umat muslim. Oleh karena itulah, malam Nisfu Syaban ini dianggap sebagai hadiah langsung dari Allah SWT secara khusus kepada umat Nabi Muhammad SAW.
Nah, itulah penjelasan tentang apa yang harus dilakukan pada saat malam Nisfu Syaban dengan banyak keutamaannya. Semoga bermanfaat dan selamat mengamalkannya ya, detikers!
(edr/edr)