Apa itu Malam Nisfu Syaban? Ini Pengertian, Amalan, hingga Keutamaannya

Apa itu Malam Nisfu Syaban? Ini Pengertian, Amalan, hingga Keutamaannya

Rada Dhe Anggel - detikSulsel
Rabu, 12 Feb 2025 22:00 WIB
Amalan Malam Nisfu Syaban
Ilustrasi malam Nisfu Syaban (Foto: Tim Infografis/Mindra)
Makassar -

Malam Nisfu Syaban merupakan salah satu malam yang istimewa dalam Islam. Pada malam ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak melakukan amalan, seperti berdzikir, sedekah, dan berdoa guna meraih keberkahan.

Ada banyak keutamaan yang dapat diperoleh umat muslim jika mengerjakan amalan-amalan tersebut di bulan Syaban ini, termasuk peluang diampuninya dosa-dosa. Kendati demikian, tidak semua orang memahami apa itu malam Nisfu Syaban sehingga kerap melewatkan momen ini tanpa berusaha mengejar pahala dan keutamaannya.

Lantas, apa sebenarnya malam Nisfu Syaban itu? Apa keutamaan yang terdapat dalam malam Nisfu Syaban?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk memahaminya, berikut ini penjelasan lengkap tentang apa itu malam Nisfu Syaban, lengkap dengan amalan hingga keutamaannya. Disimak, ya!

Arti Malam Nisfu Syaban

Dikutip dari Jurnal Institut Agama Islam Negeri Jember yang berjudul "Tradisi Nisfu Syaban di Pondok Pesantren Bintang Sembilan Dukuhdempok Jember", Nisfu Syaban merupakan kata majemuk yang diambil dari kata bahasa Arab, yaitu Nisfu dan Syaban.

ADVERTISEMENT

Nisfu berasal dari kata nashafa, yanshifu, nashfan yang berarti mencapai tengah-tengah atau setengah. Sedangkan Syaban berarti bulan Syaban atau bulan ke-8 tahun Hijriah.

Dengan demikian, Nisfu Syaban berarti tengah-tengah atau pertengahan bulan Syaban tahun Hijriah (hari ke-15 bulan Syaban).

Sementara itu, dikutip dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag ) RI Provinsi Nusa Tenggara Barat, dijelaskan bahwa Nisfu Syaban adalah malam dibukanya 300 pintu rahmat dan pintu ampunan oleh Allah SWT untuk manusia.

Penjelasan di atas ini diperkuat oleh hadits Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Jibril telah datang kepadaku pada malam Nisfu Syaban lalu berkata.

"Wahai Muhammad, pada malam ini dibuka pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat, oleh karena itu, bangunlah dan dirikanlah sholat, serta angkatlah kepalamu dan kedua tanganmu ke langit (Berdo'a)."

"Kemudian Nabi bertanya: Apakah arti malam ini?"

"Jibril pun menjawab: Malam ini telah dibuka 300 pintu rahmat dan pintu ampunan, Allah SWT orang akan mengampuni dosa sekalian yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu. Kecuali seorang ahli sihir, tukang ramal, orang yang suka bermusuhan, orang yang suka mengadu domba, pemabuk, orang yang durhaka pada kedua orang tuanya, dan orang yang memutuskan silaturahim, mereka tidak akan diampuni oleh Allah SWT."

Amalan Malam Nisfu Syaban

Dikutip dari buku "Kalender Ibadah Sepanjang Tahun" karya Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, terdapat sejumlah amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan di malam Nisfu Syaban. Amalan-amalan tersebut di antaranya adalah berdoa, berdzikir, membaca surah Yasin, dan bersedekah.

Agar lebih memahami, berikut penjelasannya mengenai keutamaan dari amalan-amalan tersebut:

1. Berdoa di Malam Nisfu Syaban

Amalan pertama yang dapat dikerjakan umat muslim di malam Nisfu Syaban adalah memanjatkan doa kepada Allah SWT. Para ulama memilih untuk membacakan doa Nabi Adam AS pada saat malam Nisfu Syaban.

Berikut ini bacaan doanya:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّي وَعَلَانِيَتِي فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِي، وَتَعْلَمُ حَاجَتِي فَأَعْطِنِي سُؤَلِي، وَتَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي ذَنْبِي اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ وَيَقِيْنَا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَا يُصِيبُنِي إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي وَرَضِنِي بِقَضَائِكَ

Arab Latin: Allaahumma innaka ta'lamu sirrii wa 'alaaniyati faqbal ma'dzirati, wata'lamu haajatii fa'thinii suaa-li, wata'lamu maa fii nafsii faghfır lii dzambii. Allaahumma innii as-aluka imaanan yubasyiru qalbii wa yaqiinan shaadiqan hattaa a'lamu annahu laa yushiibunii illaa maa katabta lii waraddani biqadhaa-ik.

Artinya: "Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku. Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku."

2. Memperbanyak Dzikir

Membaca dzikir menjadi salah satu bentuk penghambaan kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Berikut bacaan dzikir yang dapat dibacakan pada malam Nisfu Syaban:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

Arab Latin: Laa ilaaha illallaahu wa laa na'budu illaa iyyahu mukhlishiina lahud diina wa lau karihal musyrikuuna.

Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya meskipun orang-orang musyrik membencinya."

Bacaan dzikir di atas dianjurkan untuk dibaca sebanyak 70 kali setiap harinya.

Setelah membaca bacaan dzikir di atas, kemudian dilanjutkan dengan membaca istighfar:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَسْأَلُهُ التَّوْبَةَ

Arab Latin: Astaghfirullaaha wa as-aluhut taubah.

Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah dan aku meminta kepada-Nya agar diterima taubatku."

Sama seperti bacaan dzikir, bacaan istighfar ini juga dibaca sebanyak 70 kali setiap harinya.

3. Membaca Surah Yasin

Pada malam Nisfu Syaban sangat dianjurkan untuk membaca surah Yasin. Surah tersebut dibaca sebanyak tiga kali secara berturut-turut setelah sholat Maghrib.

Bacaan Yasin yang pertama diniatkan untuk meminta umur panjang yang diisi dengan ketaatan kepada Allah SWT. Bacaan Yasin kedua diniatkan supaya dijaga dari semua bahaya, serta diberi keluasan rezeki yang baik dan halal.

Sementara bacaan Yasin terakhir diniatkan agar hati merasa cukup dan dianugerahi husnul khatimah.

Adapun setelah membaca surah Yasin, umat muslim dianjurkan untuk membaca doa berikut:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُ عَلَيْهِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ، وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِينَ، وَمَأْمَنَ الْخَائِفِينَ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِي أُمَ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مَطْرُوْدًا أَوْ مُقَتَّرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ فَامْحُ مِنْ أُمَ الْكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَتَقْتِيرَ رِزْقِي، وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ سَعِيدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَقًا لِلْخَيْرَاتِ، فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِي كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ). إِلهِي بِالتَّجَلِي الْأَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ الْمُكَرَمِ الَّتِي يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ وَيُبْرَمُ، إِكْشِفْ عَنِّي مِنَ الْبَلَاءِ مَا أَعْلَمُ وَمَا لَا أَعْلَمُ وَاغْفِرْ لِي مَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعَزُ الْأَكْرَمُ. وَصَلَّى اللَّهُ تَعَالَى عَلَىسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Arab Latin: Bismillaahir rahmaanir rahim. Allaahumma yaa dzal manni wa laa yumannu 'alaika yaa dzal jalaali wal ikraam, yaa dzath thauli wal in'aam. Laa ilaaha illaa anta zhahral laajiina wajaaral mustajiiriina wa ma' manal khaa-ifiin. Allaahumma in kunta katabtanaa indaka fii ummil kitaabi asyiqiyaa'a au mahruumiina au muqtarran 'alaina fir rizqi fahumllaahumma bifadhlika syaqaawatanaa wa hirmaananaa wa iqtaara arzaaqinaa wa atsbitnaa 'indaka fii ummil kitaabi su'adaa'a marzuuqina muwaffaqiin lil khairaat. Fa- innaka qulta waqaulukal haqqu fii kitaabikal munzali 'alaa lisaani nabiyyikal mursal, yamhullaahu maa yasyaa-u wa yutsbitu wa 'indahu ummul kitaab. Ilaahii bit tajallil a'zhami fii lailatin nishfi min syahri sya'baanal mukarram allatii yufraqu fiiha kullu amrin hakiimin wa yubram nas-aluka an taksyifa 'annaa minal balaa-i maa na'lamu wa maa laa na'lam, wa maa anta bihi a'larna. Innaka antal a'azzul akram. Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha pemurah lagi Maha Penyayang. Ya Allah, wahai Dzat yang mempunyai anugerah, dan Engkau tidak diberi anugerah, wahai Dzat yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan, wahai Dzat yang mempunyai kekuasaan dan memberikan kenikmatan, tiada Tuhan melainkan Engkau. Engkau- lah Penolong orang-orang yang memohon pertolongan, Pelindung orang-orang yang mencari perlindungan, dan Pemberi Keamanan kepada orang-orang yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau mencatat kami di sisi-Mu dalam induk catatan sebagai orang-orang yang celaka, terhalang dari rahmat-Mu dijauhkan dari-Mu, atau disempitkan dalam mendapat rezeki, dengan karunia-Mu, ya Allah, hapuskanlah kecelakaan kami, keterhalangan kami, kejauhan kami dari rahmat-Mu, dan kesempitan rezeki kami. Dan tetapkanlah kami di sisi-Mu dalam catatan sebagai orang-orang yang berbahagia, diberi rezeki yang luas, serta diberi petunjuk menuju kebajikan. Karena sesungguhnya Engkau telah berfirman dalam kitab-Mu yang telah diturunkan kepada rasul-Mu, sedangkan firman-Mu itu benar, Allah menghapus dan menetapkan apa yang dikehendaki-Nya dan di sisi-Nya terdapat induk kitab. Tuhan kami, dengan tajalli-Mu (penampakan sifatMu) Yang Maha Besar pada malam Nisfu Syaban yang mulia ini, saat setiap urusan dibedakan dan ditetapkan di dalamnya, kami memohon kepada-Mu agar Engkau palingkan kami dari segala bencana, baik yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui. Sesungguhnya, Engkau Dzat Yang Paling Mulia dan Paling Pemurah. Dan, semoga Allah senantiasa memberi rahmat serta kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarganya, dan sahabatnya."

4. Bersedekah

Imam Shadiq menyatakan bahwa bulan Syaban merupakan waktu yang tepat untuk memperbanyak sedekah, termasuk pada malam Nisfu Syaban. Keutamaan amalan ini dijelaskan sebagai berikut:

"Apakah amalan terbaik di bulan ini?"

"Bersedekah dan membaca istighfar. Barang siapa bersedekah di bulan Syaban, maka Allah SWT akan memelihara sedekah tersebut sebagaimana salah seorang dari kalian memelihara anak untanya, sehingga pada hari kiamat, sedekah tersebut sampai di tangan pemiliknya sebesar Gunung Uhud."

Keutamaan Malam Nisfu Syaban

Malam Nisfu Syaban menjadi salah satu malam yang dimuliakan dalam Islam, sebab memiliki sejumlah keutamaan di dalamnya. Berikut beberapa keutamaan di malam Nisfu Syaban.

1. Perubahan Arah Kiblat

Pada bulan Syaban juga terjadi perubahan arah kiblat. Mulanya, kiblat umat muslim menghadap ke Baitul Maqdis, namun berubah menghadap ke Ka'bah di Masjidil Haram.

Kala itu, kaum muslimin sholat menghadap Baitul Maqdis sekitar 17 bulan 3 hari. Kemudian Allah memerintahkan untuk menghadap kiblat pada Selasa, Nisfu Syaban.

Penjelasan di atas telah diterangkan dalam surah Al-Baqarah ayat 144:

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَاۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ ۝١٤٤

Arab Latin: Qad narâ taqalluba waj-hika fis-samâ', fa lanuwalliyannaka qiblatan tardlâhâ fa walli waj-haka syathral-masjidil-ḫarâm, wa ḫaitsu mâ kuntum fa wallû wujûhakum syathrah, wa innalladzîna ûtul-kitâba laya'lamûna annahul-ḫaqqu mir rabbihim, wa mallâhu bighâfilin 'ammâ ya'malûn.

Artinya: "Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidilharam) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan." (Surah Al-Baqarah: 144)

2. Bulan Penentuan Ajal Manusia

Dikutip dari buku 'Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah' karya Siti Zumratus Sa'adah, pada bulan Syaban, malaikat maut akan mencatat siapa saja yang akan mendatangi ajalnya hingga bulan Syaban berikutnya.

Selain itu, di bulan ini, umat muslim akan dinilai kedekatan dan kejauhannya dengan Allah SWT.

Dalam kitab "Tuhfah Al-Ikhwan" disebutkan: Diriwayatkan dari Atha' bin Yasar, ia berkata, "Jika datang malam Nisfu Syaban Malaikat Maut mencatat siapa yang akan mendatangi ajalnya dari bulan Syaban itu hingga Syaban yang akan datang. Mungkin seorang laki-laki telah berbuat aniaya, berbuat maksiat, menikahi beberapa wanita, menanam pepohonan, sedang dia tidak tahu bahwa namanya telah tertulis di daftar orang-orang yang mati. Tiada satu malam pun setelah malam Lailatul Qadar lebih utama daripada malam Nisfu Syaban."

3. Malam Penuh Ampunan

Menukil Buku "Mana Dalil Malam Nisfu Syaban?" yang ditulis oleh Ustaz Ma'ruf Khozin, pada malam Nisfu Syaban juga disebutkan bahwa Allah SWT akan memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya, kecuali orang kafir. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Abu I Tsalabah al-Khusyani.

صحيح وضعيف الجامع الصغير - (ج 2 / ص (273)

773 - إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ اطَّلَعَ الله إلى خَلْقِهِ فَيَغْفِرُ لِلْمُؤْمِنِينَ وَيُقْلِي لِلْكَافِرِينَ وَيَدَعُ أَهْلَ الْحِقْدِ بِحِقْدِهِمْ حَتَّى يَدَعُوهُ . تخريج السيوطي ( هب ) عن أبي ثعلبة الخشني . تحقيق الألباني ( حسن ) انظر حديث رقم : 771 في صحيح الجامع

Artinya: "(Hadis) Jika ada malam pertengahan dari bulan Sya'ban, maka Allah memperhatikan makhluk-Nya dengan penuh rahmat. Allah akan mengampuni orang yang beriman, menangguhkan orang kafir dan meninggalkan orang yang iri dengan sifat iri hatinya hingga mereka meninggalkannya". As-Suyuthi berkata: "HR al-Baihaqi dari Abu I Tsalabah al-Khusyani". Tahqiq Al-Albani "HASAN".

Kapan Malam Nisfu Syaban 2025?

Malam Nisfu Syaban terjadi pada malam ke-15 di bulan Syaban. Jika merujuk pada kalender Hijriah tahun 2025 terbitan Kementerian Agama (Kemenag) RI, 15 Syaban 1446 H jatuh pada Jumat, 14 Februari 2025.

Dengan demikian, malam Nisfu Syaban dimulai sejak Kamis, 13 Februari 2025 begitu masuk waktu Maghrib. Hal ini lantaran sistem penanggalan Hijriah mengacu pada perputaran Bulan mengelilingi Bumi.

Demikianlah penjelasan mengenai malam Nisfu Syaban lengkap dengan amalan dan keutamaannya. Semoga bermanfaat!




(urw/alk)

Hide Ads