4 Amalan Malam Nisfu Syaban Agar Mendapat Keberkahan

4 Amalan Malam Nisfu Syaban Agar Mendapat Keberkahan

Nur Khansa Ranawati - detikJabar
Kamis, 13 Feb 2025 14:45 WIB
referensi
Ilustrasi amalan malam Nisfu Syaban (Foto: H9images/Freepik)
Bandung -

Nisfu Syaban adalah malam pertengahan bulan Syaban yang memiliki sejumlah keistimewaan dalam Islam. Malam ini sering disebut sebagai malam pengampunan dan penuh berkah, sehingga banyak umat Muslim yang meningkatkan ibadah dan memohon ampunan.

Dalam banyak riwayat, malam Nisfu Syaban disebut sebagai waktu di mana catatan amal manusia selama satu tahun diangkat, dilihat, dan digantikan dengan yang baru. Oleh karena itu, memahami keutamaan Nisfu Syaban serta amalan yang dianjurkan pada malam ini sangat penting bagi setiap Muslim.

Keutamaan Malam Nisfu Syaban

Malam Nisfu Syaban memiliki banyak keutamaan berdasarkan hadis-hadis Berikut berapa keutamaan utama dari malam ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Malam Pengampunan Dosa

Dalam sebuah hadis, Rasulullah S.A.W bersabda:

"Sesungguhnya Allah melihat pada malam Nisfu Syaban, lalu mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan." (HR. Ibnu Majah)

ADVERTISEMENT

Hadis ini menunjukkan bahwa Allah memberikan ampunan yang luas kepada hamba-hamba-Nya di malam Nisfu Syaban, kecuali bagi mereka yang masih terjebak dalam dosa syirik dan permusuhan. Oleh karena itu, malam ini menjadi kesempatan besar untuk bertaubat dan memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama.

2. Bulan Persiapan Sebelum Ramadan

Nisfu Syaban juga dianggap sebagai malam persiapan sebelum memasuki bulan suci Ramadan. Di bulan Syaban, Rasulullah SAW sering berpuasa lebih banyak dibanding bulan-bulan lainnya, kecuali Ramadan. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau berkata:

"Aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak daripada bulan Syaban." (HR. Bukhari & Muslim)

Hal ini menunjukkan bahwa bulan Syaban, termasuk malam Nisfu Syaban, adalah waktu yang sangat baik untuk meningkatkan ibadah sebagai latihan sebelum memasuki bulan Ramadan.

3. Diangkatnya Amalan ke Langit

Di bulan Syaban, amalan umat Muslim diangkat ke langit untuk dilaporkan kepada Allah SWT. Hal ini juga telah termaktub di dalam sebuah hadits. Keutamaan ini pulalah yang membuat Rasulullah SAW senang berpuasa di bulan Syaban. Hadits tersebut berasal dari Usamah bin Zaid RA.

"Aku (Usamah) berkata, 'Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa sebulan penuh sebagaimana engkau berpuasa di bulan Syaban.' Beliau bersabda, 'Itu adalah bulan di antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan orang. Syaban adalah bulan diangkatnya amal perbuatan kepada Tuhan semesta alam. Jadi, aku ingin agar ketika amalanku diangkat, aku dalam keadaan puasa'." (HR Abu Dawud dan an-Nasa'i).

4 Amalan Malam Nisfu Syaban

Setelah memahami keutamaannya, ada beberapa amalan yang dianjurkan pada malam Nisfu Syaban agar kita bisa mendapatkan keberkahannya:

1. Shalat Malam (Qiyamul Lail)

Malam Nisfu Syaban adalah waktu yang baik untuk melaksanakan shalat malam atau tahajud. Rasulullah S.A.W sangat menganjurkan shalat malam, terutama pada malam-malam yang istimewa. Dalam sebuah riwayat, beliau bersabda:

"Barang siapa yang mendirikan shalat di malam hari, maka Allah akan menghapus dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Tirmidzi).

Shalat malam bisa dilakukan dalam dua rakaat, empat rakaat, atau lebih, sesuai kemampuan masing-masing.

2. Memperbanyak Doa dan Istighfar

Malam Nisfu Syaban merupakan kesempatan emas untuk memperbanyak doa dan istighfar. Dilansir dari NU Online, salah satu doa yang dianjurkan pada malam ini adalah:

اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu 'alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in'âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma'manal khâ'ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî 'indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran 'alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî 'indaka sa'îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal 'alâ lisâni nabiyyikal mursal, "yamhullâhu mâ yasyâ'u wa yutsbitu, wa 'indahû ummul kitâb" wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil 'alamîn.

Artinya: "Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, 'Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.' Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT."

Selain itu, memperbanyak bacaan istighfar (Astaghfirullahal 'adzim) sangat dianjurkan agar mendapatkan pengampunan dari Allah.

3. Membaca Al-Qur'an

Membaca dan merenungi Al-Qur'an pada malam Nisfu Syaban adalah salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah. Rasulullah S.A.W bersabda:

"Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari).

Malam ini bisa dimanfaatkan untuk membaca surat-surat pilihan seperti Yasin, Al-Mulk, atau Al-Kahfi, serta memahami maknanya.

4. Puasa Nisfu Syaban

Berpuasa pada siang hari setelah malam Nisfu Syaban juga termasuk amalan yang dianjurkan. Rasulullah S.A.W sering berpuasa di bulan Syaban sebagai bentuk persiapan menuju Ramadan. Dalam sebuah hadis, Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah S.A.W:

"Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa di bulan lain sebanyak puasa di bulan Syaban?"

Beliau pun menjawab bahwa terdapat bulan yang kerap dilupakan oleh umat. Saat memasuki bulan itu, beliau kerap melaksanakan puasa.

"Itu adalah bulan yang sering dilupakan oleh manusia, antara Rajab dan Ramadan. Di dalamnya amalan diangkat kepada Allah, dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan berpuasa." (HR. Nasa'i).

Berikut adalah bacaan niat puasa Nisfu Syaban:

نَوَيْتُ صَوْمَ فِي النِّصْفِ الشَّعْبَانِ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma fi-n-nishfi-sy-sya'baani sunnata-lillaahi ta'aala.

Artinya: "Saya niat puasa pada pertengahan bulan Syaban sunnah karena Allah ta'ala."

Selain itu, terdapat pula versi lainnya yang berbunyi:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin li tatawwu'i nisfi Sya'bana lillahi ta'ala.

Artinya : "Saya niat berpuasa sunah Nisfu Syaban karena Allah Ta'ala.

Niat Puasa Syaban di Pagi/Siang Hari

Dilansir dari situs yang sama, terkadang seseorang terlupa membaca doa niat puasa Syaban pada malam hari. Namun detikers bisa membaca niat di siang hari begitu mengingatnya. Berikut ini lafal niat puasa sunnah Syaban di siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnati Sya'bana lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syaban hari ini karena Allah SWT."

Bagi yang memiliki hutang puasa wajib Ramadan yang belum diganti, sebaiknya menyelesaikannya sebelum memasuki bulan Syaban. Hal ini karena bulan Syaban merupakan waktu terakhir untuk mengqadha puasa sebelum datangnya bulan Ramadan.

Demikian ulasan mengenai amalan dan keuatamaan malam Nisfu Syaban yang termasuk sebagai istimewa bagi umat Islam. Umat Muslim dapat memperbanyak ibadah seperti doa, dzikir dan istighfar, melaksanakan salat malam, hingga berpuasa.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads