Lantas, apa arti Nisfu Syaban?
Nisfu Syaban telah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia. Ketika waktu tersebut tiba, umat Islam akan melakukan sejumlah amalan seperti mengaji, berdoa, dan salat sunnah. Kemudian, keesokan harinya dilanjutkan dengan berpuasa.
Lalu apa sebenarnya Nisfu Syaban? Yuk, simak pengertian, dalil dan sejarahnya di bawah ini.
Pengertian Nisfu Syaban
Dikutip dari Jurnal Institut Agama Islam Negeri Jember yang berjudul Tradisi Nisfu Syaban di Pondok Pesantren Bintang Sembilan Dukuhdempok Jember, Nisfu Syaban adalah kata majemuk yang diambil dari kata bahasa Arab, Nisfu dan Syaban.
Kata Nisfu berasal dari kata nashafa, yanshifu, nashfan yang berarti mencapai tengah-tengah atau setengah. Sedangkan Syaban berarti bulan Syaban, atau bulan ke-8 tahun Hijriah.
Jadi Nisfu Syaban berarti pertengahan atau tengah-tengah bulan Syaban tahun Hijriah. Sementara dari laman Kementerian Agama (Kemenag) RI, Nisfu Syaban adalah malam dibukanya 300 pintu rahmat dan pintu ampunan oleh Allah SWT untuk manusia.
Pengertian ini diperkuat oleh hadits Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda:
"Jibril telah datang kepadaku pada malam Nisfu Syaban lalu berkata.
"Wahai Muhammad, pada malam ini dibuka pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat, oleh karena itu, bangunlah dan dirikanlah salat, serta angkatlah kepalamu dan kedua tanganmu ke langit (Berdo'a)."
"Kemudian Nabi bertanya: Apakah arti malam ini?"
"Jibril pun menjawab: Malam ini telah dibuka 300 pintu rahmat dan pintu ampunan, Allah SWT orang akan mengampuni dosa sekalian yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu. Kecuali seorang ahli sihir. Tukang ramal. Orang yang suka bermusuhan. Orang yang suka mengadu domba. Pemabuk. Orang yang durhaka pada kedua orang tuanya. Dan orang yang memutuskan silaturahim. Mereka tidak akan diampuni oleh Allah SWT."
Dalil Nisfu Syaban
Dilansir dari buku "Mana Dalil Malam Nisfu Syaban?" yang ditulis oleh Ustaz Ma'ruf Khozin, disebutkan bahwa terdapat beberapa hadits yang menjelaskan tentang Nisfu Syaban dalam Kitab Wahabi, di antaranya:
1. Hadits Riwayat al-Baihaqi dari Abu I Tsalabah al-Khusyani
صحيح وضعيف الجامع الصغير - (ج 2 / ص (273)
773 - إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ اطَّلَعَ الله إلى خَلْقِهِ فَيَغْفِرُ لِلْمُؤْمِنِينَ وَيُقْلِي لِلْكَافِرِينَ وَيَدَعُ أَهْلَ الْحِقْدِ بِحِقْدِهِمْ حَتَّى يَدَعُوهُ . تخريج السيوطي ( هب ) عن أبي ثعلبة الخشني . تحقيق الألباني ( حسن ) انظر حديث رقم : 771 في صحيح الجامع .
"(Hadis) Jika ada malam pertengahan dari bulan Sya'ban, maka Allah memperhatikan makhluk-Nya dengan penuh rahmat. Allah akan mengampuni orang yang beriman, menangguhkan orang kafir dan meninggalkan orang yang iri dengan sifat iri hatinya hingga mereka meninggalkannya". As-Suyuthi berkata: "HR al-Baihaqi dari Abu I Tsalabah al-Khusyani". TAHQIQ AL-ALBANI "HASAN"
2. Hadits Riwayat Ibnu Majah dari Abu Musa
صحيح وضعيف الجامع الصغير - (ج 7 / ص (147)
2700 - إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا
لِمُشْرِك أَوْ مُشَاحِي . تخريج السيوطي ( هـ ) عن أبي موسى . تحقيق الألباني ( حسن
) انظر حديث رقم : 1819 في صحيح الجامع .
"(Hadis) Sesungguhnya Allah memperhatikan makhluk-Nya dengan penuh rahmat di malam Nisfu Syaban. Maka Allah akan mengampuni semua hamba-Nya, kecuali orang musyrik dan yang memiliki kebencian (permusuhan)". As-Suyuthi berkata: "HR Ibnu Majah dari Abu Musa". TAHQIQ AL-ALBANI "HASAN"
3. Hadits Riwayat al-Thabrani dari Abu Tsa'labah al-Khusyani
صحيح وضعيف الجامع الصغير - (ج 7 / ص (226)
2779 - إِنَّ اللهَ يَطَّلِعُ عَلَى عِبَادِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِلْمُؤْمِنِينَ وَيُمْلِي لِلْكَافِرِيْنَ وَيَدَعُ أَهْلَ الْحِقْدِ بِحِقْدِهِمْ حَتَّى يَدَعُوهُ . تخريج السيوطي ( طب ) عن أبي
ثعلبة . تحقيق الألباني ( حسن ) انظر حديث رقم : 1898 في صحيح الجامع .
"(Hadis) Sesungguhnya Allah memperhatikan hamba-hamba-Nya dengan penuh rahmat di malam Nisfu Syaban. Allah akan mengampuni orang yang beriman, menangguhkan orang kafir dan meninggalkan orang yang iri dengan sifat iri hatinya hingga mereka meninggalkannya". As-Suyuthi berkata: "HR al-Thabrani dari Abu Tsa'labah al-Khusyani". TAHQIQ AL-ALBANI "HASAN"
4. Hadits Riwayat al-Baihaqi dari Abu Katsir bin Murrah al-Hadlrami
صحيح وضعيف الجامع الصغير - (ج 16 / ص (364)
7717 - في لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ يَغْفِرُ اللهُ لِأَهْلِ الْأَرْضِ إِلَّا لِمُشْرِك أَوْ مُشَاحِي .
تخريج السيوطي ( هب ) عن كثير بن مرة الحضرمي مرسلا . تحقيق الألباني ( صحيح
) انظر حديث رقم : 4268 في صحيح الجامع .
"(Hadis) Pada malam pertengahan dari bulan Sya'ban, Allah akan mengampuni penduduk bumi, kecuali orang musyrik dan orang yang memiliki kebencian (permusuhan)". As-Suyuthi berkata: "HR al-Baihaqi dari Abu Katsir bin Murrah al-Hadlrami, secara mursal". TAHQIQ AL- ALBANI "SAHIH"
Sejarah Nisfu Syaban
Masih dari buku yang sama, dikatakan bahwa beberapa ulama, misalnya al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan bahwa amaliyah malam Nisfu Syaban pertama kali dilakukan oleh kalangan Tabiin di Syam, seperti Luqman bin Amir, Makhul dan sebagainya (Lathaif al Ma'arif). Meskipun demikian, para sahabat sebenarnya sudah mengetahui keagungan malam Nisfu Syaban, sebagaimana disampaikan dalam riwayat berikut:
قَالَ الْوَاقِدِي: وَكَانَ فِي هَذِهِ السَّرِيَّةِ مَعَ عَبْدِ اللهِ بْنِ جَعْفَرٍ وَائِلَةُ بْنُ الْأَسْفَعِ وَكَانَ حُرُوجُهُمْ مِنْ أَرْضِ الشَّامِ وَهِيَ دِمَشْقَ إِلَى دَيْرِ أَبِي الْقُدْسِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَكَانَ الْقَمَرُ زَائِدَ النُّوْرِ. وَقَالَ وَأَنَا إِلَى جَانِبِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ. فَقَالَ لِي: يَا ابْنَ الْأَسْفَعِ مَا أَحْسَنَ قَمَرَ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَأَنْوَرَهُ، فَقُلْتُ: يَا ابْنَ عَمِّ رَسُوْلِ اللَّهِ ﷺ هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَهِيَ لَيْلَةٌ مُبَارَكَةٌ عَظِيمَةٌ، وَفِي هَذِهِ تُكْتَبُ الْأَرْزَاقُ وَالْآجَالُ وَتُغْفَرُ فِيهَا الذُّنُوبُ وَالسَّيِّئَاتُ وَكُنْتُ أَرَدْتُ أَنْ أَقُوْمَهَا، فَقُلْتُ: إِنَّ سَيْرَنَا فِي سُبُلِ اللَّهِ خَيْرٌ مِنْ قِيَامِهَا وَاللَّهُ جَزِيلُ الْعَطَاءِ. فَقَالَ : صَدَقْتَ فتوح الشام - ج 1 / ص (73)
Al-Waqidi berkata: "Di dalam pasukan ini bersama Abdullah bin Ja'far (bin Abdul Mutallib) ada Watsilah bin Asqa'. Kedatangan mereka ke Syam, yakni Damaskus ke daerah Abi Quds, adalah di malam Nisfu Syaban. Rembulan makin bersinar. Watsilah berkata: Saya berada di dekat Abdullah bin Ja'far. la berkata kepada saya: "Wahai putra Asqa', betapa indahnya dan bersinarnya rembulan malam ini". Saya berkata: "Wahai sepupu Rasulullah. Ini adalah malam Nisfu Syaban, malam yang diberkahi nan agung. Di malam inilah rezeki dan ajal akan dicatat. Di malam ini pula dosa dan kejelekan akan diampuni. Saya ingin beribadah di malam ini". Saya berkata: "Perjalanan kita di jalan Allah (perang) lebih baik daripada beribadah di malamnya. Allah maha agung pemberiannya". Abdullah bin Ja'far berkata: "Kamu benar" (al-Waqidi dalam Futuh asy-Syam 1/74)
Secara jelas dalam riwayat ini para sahabat sudah punya rencana untuk melakukan amaliyah di malam Nisfu Syaban. Namun, karena kewajiban berperang dalam penaklukan Syam mengharuskan mereka mendahulukan jihad. Kendati para sahabat belum melakukannya, namun melakukan amaliyah ini bukan kategori bid'ah.
Kemudian, amaliyah malam Nisfu Syaban dilakukan pertama kali oleh para Tabi'in, yaitu generasi setelah Nabi Muhammad SAW di Syam Syria seperti Khalid bin Ma'dan, Makhful, Liqman bin 'Amir dan sebagaianya. Dari mereka inilah kemudian orang-orang mengambil keutamaan Nisfu Syaban.
Demikianlah pengertian, dalil dan sejarah Nisfu Syaban. Semoga bermanfaat, ya!
(edr/urw)