Keren! 5 Rumah Adat Indonesia Ini Tahan Gempa

Keren! 5 Rumah Adat Indonesia Ini Tahan Gempa

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Selasa, 15 Agu 2023 10:38 WIB
1.

Keren! 5 Rumah Adat Indonesia Ini Tahan Gempa

Keren! 5 Rumah Adat Indonesia Ini Tahan Gempa
Foto: agus
Jakarta - Indonesia memiliki banyak provinsi yang punya ciri khas masing-masing, termasuk rumah tradisionalnya. Beberapa rumah tradisional ini bahkan disebut tahan gempa.

Rumah tradisional ini menjadi ciri khas yang sampai saat ini masih terjaga kelestariannya. Bila detikers datang ke beberapa daerah di nusantara, pasti akan melihat rumah-rumah tradisional ini. Meski jumlahnya sudah tak banyak, tak sedikit masyarakat masih tinggal di rumah tradisional ini.

Uniknya, meski tradisional dan dibangun sejak lama, konstruksi dari rumah tradisional ini dibuat tahan gempa.

Berikut daftarnya:

Rumah tradisional asal Aceh ini dinilai tahan terhadap gempa bumi. Meski kini tak lagi banyak yang membangun Rumoh Aceh, detikers masih bisa melihatnya di Kompleks Museum Aceh.

Proses pembuatan rumah berbentuk panggung ini seluruhnya menggunakan kayu. Dari segi konstruksi, penempatan tiang rumah menyebabkan pembagian ruang rumah Aceh pada umumnya terdiri tiga ruang bertiang 16 atau lima ruang bertiang 24. Kayu yang dipakai pun jenis terbaik sehingga rumah Aceh mampu bertahan hingga ratusan tahun.

"Kayu yang dipakai untuk membuat rumah itu menggunakan kayu seumantok," kata budayawan Majelis Adat Aceh (MAA) Tarmizi Abdul Hamid saat berbincang dengan detikcom, beberapa waktu lalu, dikutip dari detikNews, Selasa (15/8/2023).

Menurut Tarmizi, konstruksi rumah Aceh saling kait-mengait. Tiang rumah biasa terbuat dari kayu kokoh, sementara lantai serta tiang-tiang rumah Aceh juga dari kayu.

Untuk mempererat kayu-kayu itu, nenek moyang orang Aceh tidak menggunakan paku, besi atau pun beton. Tapi kayu lubangi, dipahat dan kemudian diberi pengait.

Teknik saling kait-mengait ini punya tujuan tersendiri. Salah satunya untuk meredam getaran. Dengan menggunakan konstruksi seperti ini, rumah Aceh tahan terhadap goyangan dan tidak mudah roboh akibat gempa.

"Bukan orang Aceh tidak mampu buat rumah beton dahulu. Tapi karena Aceh dikepung oleh bencana gempa (makanya rumah kayu)," jelas pria yang akrab disapa Cek Midi ini.

Untuk membuktikan rumah Aceh tahan terhadap gempa, pernah dilakukan uji secara laboratorium melalui miniatur kecil dan perhitungan program SAP 2000. Widosari dalam jurnal ilmiahnya "Mempertahankan Kearifan Lokal Rumoh Aceh dalam Dinamika Kehidupan Masyarakat Pasca Gempa dan Tsunami" pernah mengulas soal ketangguhan rumah Aceh.

Berdasarkan uji coba tersebut, diperoleh hasilnya yaitu rumah Aceh terbukti mampu bertahan dari gempa karena struktur utama yang kokoh dan elastis. Kunci kekokohan dan keelastisan ini terletak pada hubungan antar struktur utama yang saling mengunci, hanya dengan pasak, tanpa paku, serta membentuk kotak tiga dimensional yang utuh (rigid).

"Keelastisan ini menyebabkan struktur bangunan tidak mudah patah, namun hanya terombang-ambing ke kanan kiri yang kemudian kembali tegak atau pun bangunan terlikuifaksi (terangkat ke atas) yang kemudian mampu jatuh kembali ke tempat semula," tulis Widosari dalam jurnal yang dipublikasi Local Wisdom.

Menurutnya, saat gempa bangunan jika bergeser pun hanya beberapa sentimeter saja dan dalam keadaan utuh. Sebuah pondasi batu utuh yang hanya ditanam sedikit lima sentimeter juga memperlentur pergerakan keseluruhan bangunan sesuai dengan pergerakan tanah.

"Demikianlah, tiga komponen struktur utama yang menjadi pusat kekokohan bangunan meliputi pondasi (komponen kaki) sebagai pusat beban bangunan terbesar, kemudian tiang dan balok antar tiang (komponen badan) sebagai penyalur beban dari atas dan dari samping, serta rangka atap (komponen kepala) sebagai penyangga beban elemen paling atas bangunan dan dari samping atas," ulasnya.

Rumah Rangken di Indramayu, Jawa Barat disebut sebagai rumah yang tahan gempa dan ramah lingkungan. Namun sayang, keberadaannya kini sudah terancam punah.

Pemerhati Budaya Indramayu, Ucha M Sarna menuturkan, semua material rumah Rangken ini menggunakan bahan-bahan alami. Setiap bagian material bangunan, terdiri dari dinding geribig bambu, atap menggunakan bahan dari pohon jembatu atau daun nipah. Bahkan, lanjut Ucha, rumah rangken nyaris tidak menggunakan paku atau material besi lainnya.

"Karena masyarakat memanfaatkan hasil alam sekitar seperti pohon jembatu atau daun nipah juga bambu serta kayu kelapa maupun kayu lainnya," ujarnya seperti dikutip dari detikJabar, Selasa (15/8/2023).

Uniknya, lanjut Ucha, rumah rangken selain memberikan kenyamanan yang khas yang sejuk di cuaca panas. Juga diklaim tahan akan bencana gempa bumi.

Model rumah rangken lebih mirip rumah tradisional Jawa pada umumnya, yakni berbentuk limasan. Namun rumah rangken menggunakan kearifan lokal Indramayu dari pemanfaatan hasil alam.

"Cara berpikir dulu, tempat tinggal yang penting nyaman dan aman. Bahkan, banyak mengatakan bahwa rumah rangken tahan bencana gempa meski dibangun dengan cara teknologi tradisional," paparnya.

Tak hanya cantik, rumah Gadang di Sumatera Barat ternyata juga tahan gempa lho. Sebab, rumah tersebut dibuat oleh para pendahulu Minangkabau dengan perencanaan matang.

Untuk diketahui, rumah Gadang memiliki tiang yang tidak tegak lurus tetapi miring. Tiang penyangga rumah ini menyerupai kapal.

Sengaja dibuat seperti itu karena Sumatera Barat merupakan daerah rawan gempa. Maka dari itu, rumah gadang dibangun seperti kapal yang akan mengikuti gerakan ombak. Ketika gempa, rumah gadang juga akan berayun mengikuti gerakan gempa.

Pada setiap tiang di rumah gadang, diletakkan batu yang besar dan rata di bagian atasnya atau disebut sandi. Sandi ini digunakan sebagai penyangga antara tiang dan tanah.

Sandi sendiri memiliki beberapa fungsi antara lain menahan air tanah ke tiang-tiang sehingga akan tahan lama. Kemudian sandi juga akan memperlebar luas permukaan yang bersentuhan dengan tanah yang akan memperkecil gaya berat ke tanah. Lalu dengan adanya sandi, getaran tidak langsung dirasakan tiang.

Uniknya, rumah Gadang ini tidak memakai paku.

"Rumah Gadang pasti nggak pakai paku. Jadi semua pakai pasak kayu," kata Kepala Kaum Koto Tedi Rahmat beberapa waktu lalu, dikutip dari detikTravel, Selasa (15/8/2023).

Saat terjadi gempa, pasak kayu ini akan mengikuti gerak tiang-tiang penyangga. Ini membuat rumah gadang tetap kokoh berdiri dan saling menopang antara pasak dan tiang-tiangnya.

Desain tahan gempa ini sudah terbukti karena rata-rata rumah gadang berumur panjang. Rumah Gadang Balai Nan Duo misalnya, sudah berdiri selama ratusan tahun dan masih tegak berdiri hingga sekarang.

Omo Hada adalah rumah tradisional Suku Nias di Sumatera Utara. Rumah ini ternyata didesain untuk tahan gempa.

"Nias itu unik, contohnya adalah Omo Hada, rumah adat yang tahan gempa," ujar pendiri Museum Pusaka Nias, Johannes Hammerle beberapa waktu lalu, dikutip dari detikTravel.

"Keunikannya adalah tiang-tiang penyangga rumahnya tidak beraturan arahnya. Ada yang ke atas, ke bawah, ke samping. Itulah yang membuatnya tahan dari gempa," paparnya.

Tiang-tiang Omo Hada menyerupai huruf 'X'. Selain itu, tiang-tiangnya juga berukuran besar.

Bahan bangunannya didominasi oleh kayu. Ukuran dalamnya pun cukup luas, ada ruang tamu dan lebih dari satu kamar tidur. Lalu ada satu lubang besar di bagian atap yang bisa dibuka dan ditutup, agar cahaya matahari bisa masuk.

Kalau diperhatikan, tidak ada jendela, hanya teralis yang terbuat dari kayu saja sebagai ventilasi udara. Usut punya usut, itu juga membuktikan kalau masyarakat Nias bersikap terbuka. Sebab, orang lain bisa melihat acara-acara di dalam rumah.

Satu lagi yang jadi keunikan Omo Hada adalah bangunannya tidak dibangun memakai paku, hanya pasak. Meski begitu, rumahnya tetap kokoh dan tentu tahan gempa.

Namun, kini keberadaan rumah tersebut sudah mulai jarang. Hanya ada di Desa Tumori, Kecamatan Gunungsitoli Barat dan Desa Bawomataluo di bagian Nias Selatan yang masih memiliki Omo Hada asli.

Rumah Ulu berada di Sumatera Selatan. Biasanya, rumah ini ada di daerah Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, namun detikers juga bisa menjumpainya di Museum Balaputra Dewa, Palembang, Sumatera Selatan.

Pemandu museum tersebut, Beny Pramana Putra menyebutkan bahwa rumah itu disebut Rumah Ulu karena terletak di Hulu Sungai Musi. Ia juga menjelaskan mekanisme kenapa rumah tersebut tahan gempa, baik vulkanik maupun tektonik.

Menurutnya, desain struktur pondasi rumah panggung milik Rumah Ulu adalah kunci yang memungkinkan rumah ini tidak mudah roboh sewaktu gempa, tidak seperti rumah panggung biasa, ataupun rumah Limas.

"Rahasianya ada di sini, di pondasi. Tiangnya diletakkan di atas tumpukan batu, sehingga batu itu berfungsi seperti roda. Kalau ada gempa, rumah ini hanya akan bergoyang saja, tidak akan roboh," terang Beny seperti dikutip dari detikTravel.

Struktur pondasi rumah yang terbuat dari kayu juga bisa meredam goncangan gempa dan menyebarkannya ke berbagai penjuru arah. Semua itu berkat 3 buah patahan kayu, yang disusun secara khusus, guna mengurangi efek getaran gempa.

"Kayu ini ada 3 patahan yang disusun seperti ini, fungsinya untuk meredam goncangan dan menyebarkannya ke berbagai arah. Walaupun satu roboh, yang lain tetap bisa menopang," tuturnya.

Kata Beny, rumah tradisional seperti ini masih bisa dijumpai di Ogan Komering Ulu Selatan, atau pun di Kota Prabumulih. Rumah Ulu ini sangat awet karena menggunakan jenis kayu yang semakin terendam air akan semakin kuat. Selain itu, dilakukan perawatan khusus dengan dioles pernis agar makin awet.

"Kayu rumah ini berwarna hitam karena dipernis pakai oli dan solar agar tidak dimakan rayap, selain itu bisa juga dengan diasap. Usia rumah ini diperkirakan sudah 200 tahun," imbuhnya.

Itulah beberapa rumah tradisional di Indonesia yang tahan gempa. Semoga bermanfaat ya detikers!



Simak Video "Jokowi Tinjau Lokasi Relokasi Pembangunan Rumah Tahan Gempa Cianjur"
[Gambas:Video 20detik]

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads