Manajemen PSIM Jogja buka suara soal drama panjang pengajuan izin Stadion Maguwoharjo, Sleman, sebagai calon homebase di Super League 2025/2026. Manajemen klub berjuluk Laskar Mataram ini memaparkan kronologi awal pengajuan izin Stadion Maguwoharjo tersebut.
Direktur Utama PSIM Jogja, Yuliana Tasno, mengatakan awalnya pihaknya mengajukan Stadion Manahan, Solo, sebagai homebase. Hingga pada 10 Juni 2025, jajaran PSIM bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di kompleks Kepatihan, Kota Jogja.
"Bertemu dengan Pak Gubernur itu tujuan kita adalah nganterin piala (Juara Liga 2 2024/2025) intinya gitu. Terus kita juga mau follow up terkait Mandala (Krida) ke Pak Gubernur. Tapi statusnya memang masih ada satu pihak yang diperiksa KPK terkait Mandala Krida, sehingga nggak bisa diapa-apain," jelasnya dalam jumpa pers di Wisma PSIM, Baciro, Kota Jogja, Rabu (30/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu di sana, Ngarsa Dalem (Sultan) memberikan amanah, yang intinya kenapa kita punya stadion di dalem (DIY) kenapa kita nggak pinjem aja," sambung perempuan yang akrab disapa Liana itu.
Baca juga: Menanti Kepastian Rumah Baru PSIM |
Seperti diketahui, stadion homebase peserta BRI Super League 2025/2026 harus memenuhi standar. Sedangkan di DIY hanya Stadion Maguwoharjo yang memenuhi standar FIFA.
![]() |
"(Saat doorstop wawancara media) Ngarsa Dalem menyampaikan bahwa PSIM boleh (menggunakan) di Maguwo," ungkap Liana.
Mandat dari Sultan itu kemudian dibawa manajemen PSIM ke Bupati Sleman Harda Kiswaya tanggal 23 Juni. Selain silaturahmi, manajemen juga secara resmi meminta izin ke Bupati Sleman untuk menggunakan Stadion Maguwoharjo sebagai markas selama Super League 2025/2026.
"Saat itu Pak Bupati memberikan requirement pada manajemen PSIM. Pertama kami harus mendapatkan pakta integritas atau dukungan dalam bentuk tertulis gitu ya, yang ditandatangani oleh seluruh warga sekitar Maguwo," jelasnya.
"Kedua adalah (mendapatkan) dukungan dari suporternya PSS Sleman, itu dalam bentuk administrasi dan tertulis," imbuh Liana.
Mendapat PR itu, manajemen PSIM langsung bergerak cepat dengan mengumpulkan basis suporter PSIM, Brajamusti dan Maident pada 24 Juni. Pertemuan itu juga menghasilkan pakta integritas untuk menjaga keamanan.
Di hari yang sama, lanjut Liana, manajemen PSIM juga mendatangi Polda DIY untuk membahas masalah izin keramaian.
"Saya sampaikan ke Pak Anggoro (Kapolda DIY Irjen Anggoro Sukartono). Pak Anggoro menyatakan bahwa ya kita ini kepolisian pelaksana keamanan, tapi kita pasti mendukung lah dengan amanah Ngarsa Dalem, Pak Kapolda siap," ujarnya.
Langkah manajemen PSIM untuk memenuhi syarat berlanjut pada tanggal 8 Juli 2025 dengan mengadakan audiensi dengan warga sekitar Stadion Maguwoharjo. Menurut Liana, hasil audiensi itu positif.
"Kita mengadakan audiensi dengan warga sekitar Stadion Maguwo, mereka intinya mendukung menyambut baik lah. Dan kita mendapatkan administrasi tersebut. Tanggal 9 Juli itu kita melengkapi itu," sambungnya.
Manajemen PSIM Kembali Bertemu dengan Bupati Sleman:
Syarat administrasi yang sudah didapatkan manajemen PSIM itu pun kemudian diserahkan ke Pemkab Sleman tanggal 9 Juli. Liana mengharapkan balasan tertulis atas pengajuan itu, namun tak pernah didapatkan oleh manajemen PSIM Jogja.
Hingga akhirnya pada tanggal 24 Juli, Sultan kembali berkomentar soal Stadion Maguwoharjo boleh disewa oleh pihak mana saja. Apalagi PSIM yang notabene bagian dari DIY. Harda pun menanggapi komentar Sultan itu dengan menyebut pihaknya menunggu manajemen PSIM.
"Tiba-tiba Pak Bupati statement di media, ya mana nih PSIM, nggak ada kabar bla bla bla. Padahal saya nungguin jawaban nih. Kan kita sudah administrasi tadi balasannya harusnya administrasi dong," ungkap Liana.
"Denger itu saya langsung gercep lagi, ya sudah tanggal 21 Juli deh minta ketemu (Bupati Sleman), tapi nggak bisa Pak Bupati kan sibuk banget. Dia baru bisa ketemu tanggal 24 Juli. Kebetulan tanggal 24 Pak Gubernur ada statement di media yang itu," paparnya.
Pertemuan antara Bupati Sleman dan manajemen PSIM pun kembali dilakukan. Dalam pertemuan itu, Liana juga mengaku tak menyanggupi syarat mencari pakta integritas dari suporter PSS Sleman.
"Kita menyatakan tidak sanggup. Saya sudah mengusahakan tapi saya menyatakan ke Pak Bupati saya nggak sanggup," terang Liana.
"Ya udah ketemu kan, pas ketemu yang terakhir itu feedback-nya Pak Bupati ya beliau khawatir. Aku nggak tahu, sepertinya beliau nggak tahu kalau kita sudah tanda tangan pakta integritas, udah kita kasih surat-suratnya. Saya nggak ngerti deh," lanjutnya.
Namun menurut Liana, tidak ada hasil yang jelas dari pertemuan itu. Hingga pihaknya memutuskan untuk mengajukan Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul sebagai calon homebase.
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM