Gusti Randa Sebut PSS Degradasi gegara Tekanan dari Awal, Ungkit Pelatih-Pemain

Gusti Randa Sebut PSS Degradasi gegara Tekanan dari Awal, Ungkit Pelatih-Pemain

Tim detikJogja - detikJogja
Senin, 09 Jun 2025 08:58 WIB
Presiden Direktur PSS Sleman, Gusti Randa.
Direktur Utama PSS Sleman, Gusti Randa. Foto: dok. PSS Sleman
Sleman -

Direktur Utama PSS Sleman, Gusti Randa, menyebut banyak tekanan bagi Super Elja sejak awal musim hingga akhirnya degradasi ke Liga 2. Gusti Randa menyinggung soal gonta-ganti pelatih hingga perekrutan pemain.

Faktor Pelatih

Gusti mengungkapkan kegagalan PSS musim ini dimulai dari pelatih. Menurutnya, di awal musim saat PSS ditangani Wagner Lopes, PSS sulit berkembang karena adaptasi antara pelatih dan pemain yang belum maksimal.

"Saya kira secara psikologis masa itu pasti menekan bukan saat itu saja, jauh sebelum itu sebetulnya. Kita kan sempat tiga kali ganti pelatih. Dari Wagner Lopes ke Mazola Junior akhirnya ke Pieter Huistra," ujar Gusti saat dihubungi wartawan, Minggu (8/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karier mentereng Wagner sebagai mantan pemain Timnas Jepang nyatanya tak berkutik saat menakhodai PSS di Liga 1. Di bawah asuhan Wagner, PSS bahkan belum pernah meraih kemenangan dalam lima laga di awal musim.

"Itu kan sebetulnya karena ada dinamika. Wagner, siapa sih yang nggak tahu Wagner Lopes, sebagai pemain dia membawa Jepang ke Piala Dunia. Ternyata atmosfer sepak bola Indonesia nggak cocok, akhirnya kita ganti," lanjut Gusti.

ADVERTISEMENT

Mencatatkan tren negatif, PSS akhirnya mengganti Wagner ke Mazola Junior. Terus berjibaku di zona papan bawah klasemen, Super Elja kemudian dinakhodai pelatih sarat pengalaman di Indonesia yakni Pieter Huistra menjelang akhir kompetisi.

"Dengan Mazola pun hanya sekian pertandingan. Nah karena ada tekanan, terus bagus. Kita ganti pelatih yang pernah menukangi Borneo FC, di tengah musim itu Borneo di atas. Jadi ini upaya kita," kata Gusti.

Faktor Pemain

Tak hanya soal pelatih, faktor lain penyebab PSS degradasi, menurut Gusti adalah pemilihan pemain. Menurutnya, PSS apes dalam merekrut pemain.

"Pemain PSS kemarin itu betul-betul kita kaget. Misalnya ada pemain yang kita kontrak, kita mendapatkan informasi bagus, kita lihat sendiri bagus, ternyata rawan cedera. Sleman itu mengalami hal seperti itu," jelas Gusti.

Faktor Suporter

Selain itu, menurut Gusti Randa, PSS juga penuh tekanan dari awal musim dari suporter. Dengan berbagai faktor tersebut, Gusti bilang sulit bagi PSS untuk bertahan dengan situasi ini.

"Sehingga kita kalau ada delapan pemain asing kita daftarkan untuk bermain enam saja agak sulit. Ya sudah dengan situasi seperti itu kita berupaya. Jadi tekanan-tekanan itu sudah dari awal. Tapi kan nggak bisa kita ngomong sama teman-teman suporter. Mereka tahunya pokoknya menang," pungkasnya.

Untuk diketahui, klasemen akhir Liga 1 musim ini, PSS Sleman bersama PSIS Semarang dan Barito Putera dipastikan degradasi.

PSS finis di posisi 16 klasemen dengan 34 pon, diikuti Barito Putera posisi 17 dengan 34 poin, lalu PSIS Semarang di juru kunci dengan 29 poin.

Tim kebanggaan Sleman itu turun kasta setelah enam tahun berkompetisi di Liga 1.




(rih/rih)

Hide Ads