Karteker PSIM Coach Erwan Sempat Menolak Saat Diminta Melatih, Ini Alasannya

Karteker PSIM Coach Erwan Sempat Menolak Saat Diminta Melatih, Ini Alasannya

Tim detikJogja - detikJogja
Senin, 24 Mar 2025 12:11 WIB
Karteker PSIM Jogja, Erwan Hendarwanto di Lapangan Yogyakarta Independent School (YIS), Sleman, Selasa (28/1/2025).
Karteker PSIM Jogja, Erwan Hendarwanto di Lapangan Yogyakarta Independent School (YIS), Sleman, Selasa (28/1/2025). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja
Jogja -

Karteker PSIM Jogja, Erwan Hendarwanto, sempat menolak saat diminta melatih oleh pelatihnya di tim futsal. Begini alasannya.

Dia mengungkapkan sempat jadi pekerja kantoran usai pensiun sebagai pemain sepakbola. Namun, dia sempat bergabung dengan klub futsal Jogja Electric PLN.

Di sanalah dia bertemu pelatihnya, Pak Yosi. Erwan mengaku sempat didorong untuk jadi pelatih. Namun, permintaan itu sempat dia abaikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bilang nggak ah saya maunya main nggak mau ngelatih. Saya nggak ngerti ini tulisan apa. Karena beliau itu ngeyel yaudah. Sampai kita di Jakarta buat TC hampir setiap hari kita ngobrol, beliau bilang, kamu harus jadi pelatih, kamu punya potensi jadi pelatih," ungkapnya, Minggu (23/3/2025).

"Setelah itu selesai berapa kali beliau menyampaikan itu saya abaikan dan saya bekerja aja," ujar Erwan.

ADVERTISEMENT

Didaftarkan Kursus Kepelatihan

Sempat tak berhubungan, Yosi kembali menghubungi Erwan. Permintaannya sama, agar Erwan jadi juru taktik.

Lagi-lagi Erwan menolaknya. Hanya saja, ternyata secara diam-diam, Yosi sudah mendaftarkannya untuk mengambil kursus kepelatihan.

"Dalam kondisi bingung waktu itu (kerja di bank), Pak Yosi telepon, beliau bilang, udah to kamu ngelatih. Saya jawab, om saya udah ngomong berapa kali saya nggak bisa ngelatih. Kalau saya ngelatih anak istriku mau tak kasih makan apa? Saya butuh kerja. Itu masih tak abaikan," ungkapnya.

"Selang seminggu, hari Sabtu saya ditelepon Pak Yosi bilang nama saya udah dimasukin ikut sekolah lisensi, lisensi itu hari Senin. Saya bilang, kalau gini saya harus gimana? Saya nggak bisa izin 14 hari karena saya kerja di swasta. Saya harus resign gitu, kalau resign saya harus berembug dengan keluarga," tutur Erwan.

Mulai dari Lisensi D

Erwan berdiskusi dengan istrinya terkait tawaran Yosi tersebut. Di luar dugaannya, sang istri mendukungnya untuk jadi pelatih.

"Dari itu saya pulang kepikiran, kenapa Pak Yosi lama benar ngomongin saya jadi pelatih padahal saya sendiri nggak yakin. Saya pulang, ngobrol sama istri, istri bilang pekerjaan gampang dicari lagi. Akhirnya saya ikut almarhum dokter Antok (Hadianto Ismangoen), dia oke dan saya dibiayai," tuturnya.

"Saya ikut pertama kali lisensi bingung, ternyata memang kepelatihan tidak berdasarkan pengalaman kita saat main, ternyata banyak hal baru. Saya mulai dari lisensi D, mulai dari nol atau paling bawah. Ternyata berat juga waktu lisensi," tutupnya.

Sebagai informasi, Erwan mencatatkan namanya dalam sejarah PSIM Jogja. Dia membawa Laskar Mataram juara Liga 2 musim ini setelah 20 tahun puasa gelar. Tak hanya itu, Erwan juga membawa angin segar bagi PSIM yang akhirnya promosi ke Liga 1 setelah 18 penantian.




(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads